Inggris Akan Buat Bahan Bakar Pesawat dari Tinja dan Limbah Rumah Tangga

Inovasi terbaru bahan bakar pesawat ini akan diuji coba pertama kali oleh penduduk Inggris.

oleh Henry diperbarui 11 Agu 2021, 23:57 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 08:31 WIB
Ilustrasi British Airways
Ilustrasi British Airways (Dok.Unsplash/ Daniel Klein)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman pemanasan global menjadi fokus sejumlah negara untuk menyelamatkan dunia. Berbagai cara dilakukan untuk mengendalikannya, seperti langkah Inggris berinovasi untuk mengurangi tingkat polusi udara.

Belum lama ini, negeri Ratu Elizabeth II itu mengumumkan akan mengganti bahan bakar pesawat yang diklaim dapat mengurangi polusi udara. Seperti diketahui, aktivitas penerbangan yang semakin sibuk, terutama saat sebelum pandemi, menjadi penyumbang polusi udara hingga berakibat pada pemanasan global.

Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps, mengungkapkan rencana mendorong maskapai penerbangan di Inggris untuk menggunakan 10 persen bahan bakar ramah lingkungan di pesawat pada 2030 mendatang. Dilansir dari laman gov.uk dan NZ Herald, 27 Juli 2021, salah satunya adalah bahan bakar yang terbuat dari kotoran manusia.

Dengan bahan bakar tersebut, di masa depan penumpang pesawat dapat keliling dunia menggunakan tinja manusia. Inovasi terbaru ini akan diuji coba pertama kali oleh penduduk Inggris.

Shap bahkan menyebutkan ingin mengajak semua maskapai penerbangan di dunia untuk mengubah bahan bakar armadanya menggunakan kotoran manusia. Ia berharap gebrakan ini terwujud sebelum perubahan lingkungan meningkat menjadi 75 persen pada 2050.

Bukan hanya tinja, pemerintah Inggris juga berencana membuat bahan bakar pesawat dari limbah rumah tangga seperti minyak goreng. Inovasi ini diprediksi dapat menghemat 23 megaton karbon pada 2050 mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Bujet

Maskapai Jepang Mulai Beralih ke Bahan Bakar Ramah Lingkungan dari Minyak Goreng Bekas
Ilustrasi gambar pesawat sedang diisi bahan bakar. (dok cegoh/pixabay.com)

Jumlah tersebut setara dengan setengah juta penerbangan dari Inggris ke Tenerife di Spanyol, per tahun. Kalau rencana tersebut terwujud, bahan bakar baru ini dapat menghasilkan 11.000 pekerjaan ramah lingkungan di Inggris pada 2050.

Proyek ini diperkirkan membutuhkan bujet sekitar 29,6 juta dolar AS atau setara Rp428 miliar, demi mengubah limbah rumah tangga seperti kotoran manusia menjadi bahan bakar pesawat. Pemerintah Inggris telah memilih delapan perusahaan untuk mewujudkan inovasi itu.

Inovasi penggunaan bahan ramah lingkungan terus dikembangkan. Sejumlah maskapai penerbangan, seperti di Jepang, sudah mulai beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.


Minyak Goreng

4foto-garuda-131126a.jpg
Beginilah suasana kokpit pesawat baru yang memiliki keunggulan efisiensi bahan bakar (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Dikutip dari lama Japan Today, beberapa maskapai penerbangan Jepang telah bergabung dengan sekolompok negara untuk mencapai netralitas karbon pada 2050.  Mereka berusaha menyusul negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat yang sudah menempatkan biofuel dari bahan-bahan seperti minyak goreng bekas untuk penggunaan bahan bakar pesawat komersial.

Sebelumnya, produsen pesawat besar Airbus SAS telah meluncurkan konsep untuk pesawat tanpa emisi bertenaga hidrogen yang diharapkan akan mulai beroperasi pada 2035. Bahan bakar ini juga dipandang sebagai sumber alternatif untuk menerbangkan pesawat.

Perusahaan Jepang Kawasaki Heavy Industries Ltd juga mengumumkan rencana untuk memasuki bisnis pesawat bertenaga hidrogen. Tujuannya untuk bisa memimpin dalam teknologi inti untuk mesin hidrogen dan tangki bahan bakar hidrogen cair.


Heboh Penumpang Pesawat Membeludak

Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak
Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya