Liputan6.com, Jakarta - Tidak selalu olahraga harus mahal untuk dapatkan hasil maksimal. Berjalan kaki, misalnya, bisa membantu membakar kalori sehingga berat ideal tubuh bisa tercapai.Â
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan agar setiap orang melakukan 10.000 langkah per hari sebagai angka yang ideal untuk menjaga kebugaran. Tapi, apakah melulu soal jumlah langkah saja yang menjadikan berjalan lebih efektif dalam membakar kalori?
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari CNN, Sabtu, 30 Oktober 2021, berjalan kaki terbilang sebagai olahraga dengan intensitas sedang. Sementara, kalori bisa terbakar lebih cepat bila seseorang melakoni olahraga dengan intensitas tinggi, seperti HIIT atau tinju.
Meski begitu, bukan berarti berjalan tidak bisa membantu membakar kalori. Hal yang paling masuk akal sepertinya dengan berjalan cepat sehingga jantung anda berdetak lebih cepat. Namun, penelitian ternyata merekomendasikan hal berbeda.
Temuan riset menunjukkan mengubah kecepatan dan intensitas ternyata bisa memengaruhi detak jantung hingga meningkatkan tingkat metabolisme antara 6--20 persen lebih tinggi dibandingkan bila berjalan dengan intensitas yang sama sepanjang latihan berjalan. Artinya, dianjurkan Anda memvariasikan kecepatan saat berjalan.
Riset lain yang dilaporkan National Institutes of Health menyatakan bahwa bila Anda bermaksud menggunakan aktivitas berjalan untuk memperpanjang umur dan kesehatan secara keseluruhan, mencapai 10.000 langkah adalah lebih penting daripada fokus pada intensitas. Cara menghitung pun kini lebih dimudahkan dengan penggunaan aplikasi, meski hasil penelitian Journal of Applied Physiology menyebut bahwa hasil kalori yang terbakar sebenarnya lebih tinggi dibandingkan perhitungan di aplikasi.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jaga Detak Jantung
American College of Sports Medicine menetapkan target detak jantung untuk olahraga dengan intensitas moderat berkisar antara 64 persen hingga 76 persen dari denyut jantung maksimum. Karena berjalan bukan termasuk kegiatan intensitas tinggi, Anda akan bisa membakar paling banyak kalori di intensitas sedang, yang artinya cepat tapi stabil.
Merujuk CDC, ada cara perhitungan untuk memperkirakan denyut jantung maksimal yang disesuaikan dengan usia, yakni mengurangi 220 dengan angka usia Anda. Contohnya, bila usia Anda 48 tahun, denyut jantung maksimal Anda kira-kira 220-48=172 ketukan per menit.
Dengan contoh seorang berusia 48 tahun, tingkat detak jantung maksimum yang bisa disarankan untuk olahraga berintensitas moderat adalah antara 110--131 detak per menit. Selama menjalankan olahraga ini, Anda akan merasa pernapasan menjadi lebih cepat tetapi tetap bisa bicara dengan kalimat lengkap.Â
Bila berdasarkan penelitian di atas, Anda semestinya juga memasukkan aktivitas intensitas ringan dalam durasi pendek sebagai variasi untuk meningkatkan kecepatan metabolisme. Kecepatan itu semestinya nyaman untuk Anda karena bisa tetap bicara dengan santai.
Â
Advertisement
Tips Berjalan
Melansir Business Insider, Minggu, 24 Oktober 2021, seorang personal trainer bersertifikat dan pemilik Anywhere Fitness, Ben Walker memberikan tips bagaimana cara untuk membakar lebih banyak kalori dengan berjalan kaki.
1. Lakukan jalan dengan interval, yaitu memperlambat atau mempercepat dengan jangka waktu tertentu.
2. Pilih jalur yang berbukit agar paha depan, paha belakang, betis, dan pinggul dapat membakar lebih banyak kalori.
3. Berjalan pada medan yang bervariasi, salah satunya jalanan berbatu untuk menggerakkan otot-otot kaki.
4. Berjalan pada ketinggian yang lebih tinggi karena tubuh beradaptasi untuk memanfaatkan tingkat oksigen.
5. Menggabungkan lari dan berjalan.
6. Menggunakan tongkat atau poles yang biasa digunakan untuk naik gunung, dapat membantu Anda untuk memberikan dorongan dalam membakar kalori.
Namun, perlu diingat jika Anda ingin memulai program olahraga yang baru sebaiknya perlu konsultasi ke dokter. Jika merasa kesakitan, sebaiknya tidak dilanjutkan. (Gabriella Ajeng Larasati)
Benteng Kedua Cegah Covid-19
Advertisement