UNESCO Rilis Daftar Bahasa di Dunia yang Terancam Punah, Salah Satunya Bahasa Suku Dayak

Selain daftar bahasa di dunia yang terancam punah, UNESCO juga mencatat bahasa yang berhasil dihidupkan kembali.

oleh Asnida Riani diperbarui 02 Nov 2021, 17:02 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 17:02 WIB
Ilustrasi bahasa
Ilustrasi bahasa (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Seiring waktu, eksistensi beragam bahasa berada di ujung tanduk. Fenomena ini dirangkum dalam Atlas Bahasa Dunia yang Terancam Punah oleh UNESCO.

Dokumen ini bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap mereka yang membutuhkan bantuan dalam melestarikan tata bahasa setempat. SCMP melaporkan, Selasa (2/11/2021), meski diucapkan sekitar delapan juta orang Amerika Selatan, Quechua muncul di Atlas Bahasa Dunia yang Terancam Punah.

Diskriminasi melawan perolehan bahasa asli terus dilawan karena peluang pendidikan dan pekerjaan semata menguntungkan penutur bahasa Spanyol. Bertahun-tahun sebelumnya, banyak orang tua yang berbicara bahasa Quechua menghindari penggunaan bahasa tersebut di depan anak-anak.

Mereka menyadari satu-satunya cara anak-anak mereka melarikan diri dari kemiskinan dan marginalisasi adalah dengan fasih "bahasa penjajah yang bergengsi secara sosial." Untungnya, bahasa sehari-hari Kekaisaran Inca belum sepenuhnya mati.

Program televisi dan radio dalam bahasa Amerindian sekarang disiarkan di Peru. Sementara, undang-undang yang disahkan di Bolivia mengharuskan semua pegawai negeri untuk kompeten dalam setidaknya satu bahasa asli.

Dalam proporsi populasi, Australia memiliki jumlah bahasa yang terancam punah terbesar di dunia. Wiradjuri, misalnya, bahasa suku Aborigin terbesar kedua di Australia hampir menghilang pada abad ke-20. Sekarang, bahasa tersebut kembali bangkit dan saat ini dipelajari lebih dari bahasa Spanyol oleh siswa sekolah dasar di New South Wales.

Ada pula layanan kursus universitas dalam bahasa, budaya, dan warisan Wiradjuri, bahkan ada kamus Wiradjuri, dengan lebih dari tujuh ribu kata dan frasa yang didokumentasikan, yang juga tersedia sebagai aplikasi. Pendanaan tambahan mungkin akan datang karena PBB telah mendeklarasikan 2022--2032 sebagai Dekade Internasional Bahasa Pribumi. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mandeknya Warisan Bahasa Suku Dayak

Ilustrasi Kamus Bahasa
Ilustrasi Kamus Bahasa (Photo by Pisit Heng on Unsplash)

Ada juga Cornwall, di barat daya Inggris yang bahasanya kurang dikenal. Penutur asli bahasa Cornish terakhir meninggal pada 1777, tapi pada 2010, bahasa tersebut dikeluarkan dari daftar bahasa punah UNESCO.

Tekad pemangku kepentingan budaya untuk melestarikan identitas telah mengakibatkan Cornish jadi salah satu dari sembilan bahasa dalam daftar Etnolog sebagai "kebangkitan kembali." Saat ini diperkirakan ada tiga ribu penutur bahasa itu.

Setelah bertahun-tahun dalam kelesuan linguistik, Welsh juga menikmati kebangkitan. Sebanyak 883.600 orang atau 29 persen orang di Wales berbicara bahasa itu, dalam perjalanan menuju target pemerintah, yaitu satu juta penutur pada 2050.

Bahasa kuno dipromosikan melalui kelas malam, saluran TV, radio khusus Welsh, serta surat kabar. Sejumlah sekolah menggunakannya sebagai media pengajaran. Bahasa Welsh juga diajarkan di sekolah-sekolah di belahan dunia lain.

Ketika 153 pemukim Welsh tiba di Patagonia, Argentina, pada 1865, mereka membawa bahasa mereka. Saat ini, para pendidik membantu mengembangkan bahasa melalui pengajaran formal dan kegiatan sosial. Diperkirakan ada lima ribu penutur yang tinggal di kota-kota seperti Trelew dan Trevelin.

Di sisi lain, upaya untuk menjaga bahasa Iban tetap hidup sebagai simbol pemersatu budaya dan warisan masyarakat adat Dayak terhenti di Sarawak, Malaysia. Meski diakui, sekolah-sekolah di negara bagian Malaysia itu mengalami kekurangan guru bahasa Iban. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas pelatihan guru, pensiunnya staf senior, dan keengganan untuk menerima pekerjaan di lokasi terpencil yang biaya hidupnya cenderung tinggi.

Menghidupkan Kembali Bahasa di Dunia

Ilustrasi
Ilustrasi Bahasa Dunia Ide Credit: pexels.com/Sierra

Sejarah menunjukkan hanya ada satu contoh bahasa yang benar-benar dihidupkan kembali dan ditetapkan sebagai bahasa nasional. Punah sebagai alat komunikasi sehari-hari selama dua ribu tahun, meski masih digunakan sebagai bahasa tertulis doa, perdagangan, dan sastra, bahasa Ibrani telah jadi bahasa ibu selama lebih dari 100 tahun.

Kebutuhan akan bahasa perantara menyebabkannya direklamasi pada akhir abad ke-19. Meminjam kosakata dan tata bahasa dari bahasa yang digunakan para migran Yahudi seperti Yiddish, Arab, Polandia, dan Rusia, bahasa Ibrani jadi bahasa nasional setelah berdirinya Israel pada 1948.

Te reo Māori, bahasa Māori, adalah kisah sukses revitalisasi lainnya. Berasal dari Selandia Baru, patois Polinesia menawarkan lebih dari 60 ribu pembicara. Dilarang di ruang kelas oleh kolonial Inggris, banyak orang tua Māori mendesak anak-anak mereka belajar bahasa Inggris, supaya bisa bersaing mencari pekerjaan.

Lebih dari satu abad kemudian, bahasa tersebut mengalami kebangkitan sebagai bagian dari penegasan kembali budaya dan identitas Māori. Minat baru ini menyebabkan disahkannya Undang-Undang Bahasa Māori pada 1987. Pada 2018, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berjanji bahwa putrinya yang baru lahir akan diajari bahasa Māori.

Contoh lain dari perjuangan untuk mempertahankan identitas budaya, meski ada upaya untuk memaksa warga mengadopsi bahasa yang dominan, mengarah pada Basque. Saat ini, Euskara, seperti yang dikenal secara lokal, adalah salah satu bahasa resmi Spanyol, tapi selama pemerintahan dari tahun 1939 hingga 1975, diktator Spanyol Francisco Franco melarang orang menggunakannya.

Mereka yang berbicara bahasa Euskara saat itu didenda, dipenjara, atau dipukuli polisi. Dalam menghadapi tindakan keras ini, kelas-kelas terus diadakan di pusat-pusat pembelajaran rahasia. Upaya melestarikan bahasa pun membuahkan hasil.

Saat ini ada 800 ribu pembicara mahir, atau sekitar sepertiga dari populasi Komunitas Otonomi Basque. Siswa dapat memilih untuk belajar di Euskara, yang juga digunakan oleh sekitar 50 ribu orang yang tinggal di wilayah Basque di barat daya Prancis.

Infografis Kepunahan Bahasa Daerah

Infografis Kepunahan Bahasa Daerah
Infografis Kepunahan Bahasa Daerah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya