Liputan6.com, Jakarta - Gaya hidup ramah lingkungan saat ini kian banyak diadopsi oleh masyarakat seantero dunia. Karena itu, brand berkelanjutan juga kian menjamur menawarkan beragam produk yang lebih ramah untuk Bumi.
Dikutip dari AsiaOne, Senin (25/4/2022), konsumen fesyen mungkin tidak familiar dengan istilah "bersertifikat B Corp". Namun pada Oktober 2021, label fesyen Chloe menjadi berita utama ketika menjadi brand mewah pertama yang memperoleh sertifikasi B Corp.
Sejak itu, lebih banyak merek dan bisnis fesyen ikut-ikutan, termasuk label denim Unspun dan peritel populer Hong Kong OnTheList. Ini menempatkan mereka di liga yang sama dengan rekan-rekan yang usung berkelanjutan seperti Vestiaire Collective, Patagonia, Allbirds, dan Veja.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan Prada telah menyatakan minatnya untuk mendapatkan segel persetujuan B Corp. Sertifikasi B Corp bukanlah hal baru.
Sertifikasi ini didirikan pada 2006, oleh Lab B nirlaba yang berbasis di AS ("B" berarti "Beneficial (Menguntungkan)"). Ini mengukur dampak sosial dan lingkungan perusahaan di berbagai kategori dengan menganalisis faktor-faktor termasuk tunjangan karyawan, pemberian amal, praktik rantai pasokan, dan bahan masukan.
Lebih dari 4.000 perusahaan telah disertifikasi, sebagian besar di industri barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG). Jadi mengapa merek fesyen tiba-tiba memperhatikan hal ini?
"Tidak ada sertifikasi lain yang diakui secara umum untuk industri mode secara umum," jelas Shaway Yeh, pendiri konsultan berkelanjutan yang berbasis di Shanghai, YehYehYeh.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sertifikasi
Ia menambahkan ada banyak peraturan dan sertifikasi untuk produk dan produsen. Namun ini (sertifikasi) cukup spesifik dan disesuaikan.
"Piagam Industri Mode (PBB) untuk Aksi Iklim (diluncurkan) pada 2018 adalah langkah maju yang besar, tetapi lebih tentang bekerja menuju tujuan bersama," tambahnya.
Yeh menjelaskan, "Merek masih membutuhkan peta jalan terperinci dengan standar industri yang diakui bersama untuk diikuti dan B Corp mengisi tempat itu karena mencakup berbagai kategori, sangat transparan, dan memiliki sistem audit yang ketat."
Delphine Lefay, salah satu pendiri dan CEO OnTheList, memandang sertifikasi B Corp yang baru diakuisisi perusahaan sebagai perpanjangan alami dari ambisi untuk mempromosikan ekonomi yang lebih sirkular sambil menciptakan tujuan yang lebih dalam. Pihaknya menyukai komitmen B Corp untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam bisnis.
"Mereka tidak hanya memverifikasi seberapa berkelanjutan bisnis Anda, tetapi memberikan pendekatan yang lebih menyeluruh yang memeriksa bisnis di lima pilar termasuk komunitas, pelanggan, tata kelola, lingkungan, dan pekerja," kata Lefay.
Advertisement
Standar Tinggi
Ia memutuskan meski tidak mendapatkan sertifikasi, itu adalah cara yang luar biasa untuk mengaudit diri sendiri dan memahami tujuan mereka dengan lebih baik. Mendapatkan sertifikasi tidaklah mudah, penilaian yang diperlukan untuk B Corp termasuk yang paling ketat di industri ini.
Lefay mengatakan prosesnya memakan waktu sekitar sepuluh bulan. Momen ini termasuk menjawab lebih dari 200 pertanyaan tentang perusahaan, menyediakan dokumentasi dan data untuk verifikasi lebih lanjut, dan evaluasi independen dengan auditor bisnis.
Untuk mendapatkan sertifikasi, perusahaan harus mencapai minimal 80 poin dari 200 dalam penilaian online, sebelum memverifikasi klaim mereka dengan dokumentasi pendukung (OnTheList mencetak 82, sementara Patagonia termasuk di antara peringkat tertinggi, di 151). Anda hanya dapat mengajukan permohonan untuk satu pasar pada satu waktu dan sertifikasi perlu ditinjau setiap tiga tahun.
"Bagi kami, ini adalah perjalanan yang akan terus berlanjut," kata Lefay. "Mulai sekarang idenya adalah untuk menyempurnakan bisnis kami dan meningkatkan apa yang kami lakukan dan menjadi lebih baik."
Bisa Jadi Standar Baru
Sementara sertifikasi B Corp dapat dipuji sebagai standar emas baru untuk merek dan perusahaan, dampaknya belum luas. Secara umum, sertifikasi lebih populer di AS dan Eropa, dengan kehadiran yang jauh lebih kecil di Asia.
Yeh mencatat bahwa itu menarik bagi bisnis kecil, terutama di China. Sertifikasi ini populer di kalangan perusahaan baru dan muda yang ingin melegitimasi kredensial berkelanjutan mereka.
Merek-merek mewah lebih lambat mengadopsi sertifikasi, kata Yeh, karena melibatkan pergeseran nilai dari pemegang saham ke pemangku kepentingan, sebuah konsep yang belum diterima oleh industri fashion secara keseluruhan. "Holy grail keberlanjutan sangat bernuansa dan sering dapat dipisahkan, itulah sebabnya konsumen berhak mendapatkan kejelasan" tambah Christina Dean, pendiri, Redress dan The R Collective.
Meskipun demikian, industri sangat membutuhkan standar baru. Terutama karena pandemi telah menunjukkan kegagalan banyak merek untuk menerapkan praktik sosial dan lingkungan yang solid, sehingga memengaruhi reputasi dan kepercayaan mereka di antara konsumen.
Advertisement