CDC Rilis Peringatan Perjalanan Terkait Wabah Cacar Monyet: Tingkatkan Langkah Pencegahan

Tidak seperti COVID-19, CDC belum menerapkan level ke destinasi wisata tertentu akibat cacar monyet.

oleh Asnida Riani diperbarui 08 Jun 2022, 12:17 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2022, 10:02 WIB
Ilustrasi Travel
Ilustrasi peringatan perjalanan CDC terkait wabah cacar monyet. (dok. Pixabay.com/congerdesign)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merilis "Peringatan - Tingkat 2" bagi para pelancong untuk "mempraktikkan tindakan pencegahan yang ditingkatkan" karena penyebaran cacar monyet. Itu diidentifikasi pihaknya sebagai "penyakit langka yang merupakan sepupu cacar biasa."

Pada peringatannya, melansir CNN, Rabu (8/6/2022), CDC mengatakan bahwa risiko terhadap masyarakat umum rendah. "Tapi, Anda harus segera mencari perawatan medis jika mengalami ruam kulit baru yang tidak dapat dijelaskan (lesi pada bagian tubuh mana pun), dengan atau tanpa demam dan menggigil," pihak CDC menambahkan.

CDC memiliki tiga jenis tingkat yang mungkin dikeluarkan karena kasus telah dilaporkan di lusinan tujuan perjalanan. Levelnya adalah Watch - Level 1: lakukan tindakan pencegahan biasa, Alert - Level 2: meningkatkan kewaspadaan, dan Warning - Level 3: hindari perjalanan yang tidak penting.

Sekarang, pihaknya tengah menerapkan Level 2 dengan peringatan perjalanan: hindari kontak dekat dengan orang sakit, termasuk mereka yang memiliki lesi kulit atau genital; serta hindari kontak dengan hewan liar yang mati atau hidup. Ini termasuk hewan pengerat seperti tikus dan tupai dan primata bukan manusia, seperti monyet dan kera.

Juga, hindari makan atau menyiapkan daging dari hewan buruan atau menggunakan produk yang berasal dari hewan liar dari Afrika seperti krim, losion, dan bedak; hindari kontak dengan bahan terkontaminasi yang digunakan orang sakit, seperti pakaian, tempat tidur, atau bahan yang digunakan di tempat perawatan kesehatan atau dengan bahan yang bersentuhan dengan hewan terinfeksi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Daftar Negara Mengonfirmasi Kasus Cacar Monyet

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh
Informasi tentang cacar monyet atau monkeypox dipasang di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5/2019). Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan virus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kasus cacar monyet yang awalnya dikaitkan dengan negara-negara Afrika kini sudah mendunia. CDC mengatakan kasus telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Australia.

Berikut adalah daftar tujuan CDC dengan kasus yang dikonfirmasi pada 6 Juni 2022:

1. Amerika Serikat

2. Argentina

3. Australia

4. Austria

5. Belanda

6. Belgium

7. Denmark

8. Finlandia

9. Jerman

10. Gibraltar

11. Hungaria

12. Inggris

13. Irlandia

14. Irlandia Utara

15. Israel

16. Italia

17. Kanada

18. Latvia

19. Malta

20. Meksiko

21. Maroko

22. Norwegia

23. Portugal

24. Prancis

25. Republik Ceko

26. Skotlandia

27. Slovenia

28. Spanyol

29. Swedia

30. Swiss

31. Uni Emirat Arab 

32. Wales

Inggris Raya (Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara), Spanyol, dan Portugal sejauh ini melaporkan kasus cacar monyet terbanyak, masing-masing dengan lebih dari 100 kasus per Senin, 6 Juni 2022. Semua tujuan lain melaporkan kurang dari 100 kasus per tanggal tersebut.

CDC juga menjelaskan, ada masa inkubasi cacar monyet sekitar tujuh hingga 14 hari. Gejala awal biasanya seperti flu, demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala, dan kelemahan otot, diikuti pembengkakan pada kelenjar getah bening, yang membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.

Jika Anda Sakit...

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh
Layar televisi menampilkan iklan tentang cacar monyet atau monkeypox tayang di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5/2019). Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit cacar monyet. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

CDC mencatat, "Fitur yang membedakan infeksi cacar monyet dari cacar adalah perkembangan pembengkakan kelenjar getah bening. Selanjutnya, timbul ruam yang meluas di wajah dan tubuh, termasuk di dalam mulut, di telapak tangan, dan telapak kaki.

Ruam ini juga bisa menyebar ke area genital. Pustula yang timbul dan menyakitkan berwarna seperti mutiara dan berisi cairan, sering kali dikelilingi lingkaran merah. Lesi akhirnya berkeropeng dan sembuh selama dua hingga tiga minggu, kata CDC.

Jika Anda sakit, CDC mengatakan, pertama-tama hindari kontak dengan orang lain. Saran lainnya, "Jika memungkinkan, telepon dulu sebelum pergi ke fasilitas kesehatan. Jika tidak dapat menelepon dulu, beri tahu anggota staf segera setelah Anda tiba bahwa Anda khawatir telah tertular cacar monyet."

CDC mengatakan, Anda harus memberi tahu dokter jika melakukan hal-hal berikut di bulan sebelum mengembangkan gejala, yakni Anda melakukan kontak dengan orang yang mungkin terkena cacar monyet, serta Anda adalah pria yang pernah melakukan kontak intim (termasuk seks) dengan pria lain.

 

Tidak Akan Jadi Pandemi

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh
Layar televisi menampilkan suhu badan penumpang yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5/2019). Hewan-hewan yang umumnya terinfeksi cacar monyet seperti primata, tupai, tikus atau hewan pengerat lainnya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lalu, Anda berada di daerah di mana cacar monyet telah dilaporkan atau di daerah di mana cacar monyet lebih sering ditemukan (Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone dan Sudan).

Jika Anda sakit dan kemungkinan terkena cacar monyet, CDC mengatakan, tunda perjalanan dengan transportasi umum sampai dinyatakan sembuh oleh profesional kesehatan atau pejabat kesehatan masyarakat.

Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ratusan kasus cacar monyet yang dilaporkan sejauh ini tidak akan beralih jadi pandemi, lapor kanal Global Liputan6.com. Namun, ia mengakui masih banyak hal yang belum diketahui tentang penyakit ini, termasuk bagaimana itu menyebar dan apakah penghentian imunisasi cacar air massal dari puluhan tahun lalu telah mempercepat penularannya.

Dr. Rosamund Lewis mengatakan, WHO sedang menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini, termasuk apakah cacar monyet ini bisa menyebar lewat hubungan seks, udara, dan apakah orang-orang tanpa gejala mampu menularkan penyakit ini.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya