Liputan6.com, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merilis "Peringatan - Tingkat 2" bagi para pelancong untuk "mempraktikkan tindakan pencegahan yang ditingkatkan" karena penyebaran cacar monyet. Itu diidentifikasi pihaknya sebagai "penyakit langka yang merupakan sepupu cacar biasa."
Pada peringatannya, melansir CNN, Rabu (8/6/2022), CDC mengatakan bahwa risiko terhadap masyarakat umum rendah. "Tapi, Anda harus segera mencari perawatan medis jika mengalami ruam kulit baru yang tidak dapat dijelaskan (lesi pada bagian tubuh mana pun), dengan atau tanpa demam dan menggigil," pihak CDC menambahkan.
Advertisement
Baca Juga
CDC memiliki tiga jenis tingkat yang mungkin dikeluarkan karena kasus telah dilaporkan di lusinan tujuan perjalanan. Levelnya adalah Watch - Level 1: lakukan tindakan pencegahan biasa, Alert - Level 2: meningkatkan kewaspadaan, dan Warning - Level 3: hindari perjalanan yang tidak penting.
Sekarang, pihaknya tengah menerapkan Level 2 dengan peringatan perjalanan: hindari kontak dekat dengan orang sakit, termasuk mereka yang memiliki lesi kulit atau genital; serta hindari kontak dengan hewan liar yang mati atau hidup. Ini termasuk hewan pengerat seperti tikus dan tupai dan primata bukan manusia, seperti monyet dan kera.
Juga, hindari makan atau menyiapkan daging dari hewan buruan atau menggunakan produk yang berasal dari hewan liar dari Afrika seperti krim, losion, dan bedak; hindari kontak dengan bahan terkontaminasi yang digunakan orang sakit, seperti pakaian, tempat tidur, atau bahan yang digunakan di tempat perawatan kesehatan atau dengan bahan yang bersentuhan dengan hewan terinfeksi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Daftar Negara Mengonfirmasi Kasus Cacar Monyet
Kasus cacar monyet yang awalnya dikaitkan dengan negara-negara Afrika kini sudah mendunia. CDC mengatakan kasus telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Australia.
Berikut adalah daftar tujuan CDC dengan kasus yang dikonfirmasi pada 6 Juni 2022:
1. Amerika Serikat
2. Argentina
3. Australia
4. Austria
5. Belanda
6. Belgium
7. Denmark
8. Finlandia
9. Jerman
10. Gibraltar
11. Hungaria
12. Inggris
13. Irlandia
14. Irlandia Utara
15. Israel
16. Italia
17. Kanada
18. Latvia
19. Malta
20. Meksiko
21. Maroko
22. Norwegia
23. Portugal
24. Prancis
25. Republik Ceko
26. Skotlandia
27. Slovenia
28. Spanyol
29. Swedia
30. Swiss
31. Uni Emirat Arab
32. Wales
Inggris Raya (Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara), Spanyol, dan Portugal sejauh ini melaporkan kasus cacar monyet terbanyak, masing-masing dengan lebih dari 100 kasus per Senin, 6 Juni 2022. Semua tujuan lain melaporkan kurang dari 100 kasus per tanggal tersebut.
CDC juga menjelaskan, ada masa inkubasi cacar monyet sekitar tujuh hingga 14 hari. Gejala awal biasanya seperti flu, demam, menggigil, kelelahan, sakit kepala, dan kelemahan otot, diikuti pembengkakan pada kelenjar getah bening, yang membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Advertisement
Jika Anda Sakit...
CDC mencatat, "Fitur yang membedakan infeksi cacar monyet dari cacar adalah perkembangan pembengkakan kelenjar getah bening. Selanjutnya, timbul ruam yang meluas di wajah dan tubuh, termasuk di dalam mulut, di telapak tangan, dan telapak kaki.
Ruam ini juga bisa menyebar ke area genital. Pustula yang timbul dan menyakitkan berwarna seperti mutiara dan berisi cairan, sering kali dikelilingi lingkaran merah. Lesi akhirnya berkeropeng dan sembuh selama dua hingga tiga minggu, kata CDC.
Jika Anda sakit, CDC mengatakan, pertama-tama hindari kontak dengan orang lain. Saran lainnya, "Jika memungkinkan, telepon dulu sebelum pergi ke fasilitas kesehatan. Jika tidak dapat menelepon dulu, beri tahu anggota staf segera setelah Anda tiba bahwa Anda khawatir telah tertular cacar monyet."
CDC mengatakan, Anda harus memberi tahu dokter jika melakukan hal-hal berikut di bulan sebelum mengembangkan gejala, yakni Anda melakukan kontak dengan orang yang mungkin terkena cacar monyet, serta Anda adalah pria yang pernah melakukan kontak intim (termasuk seks) dengan pria lain.
Tidak Akan Jadi Pandemi
Lalu, Anda berada di daerah di mana cacar monyet telah dilaporkan atau di daerah di mana cacar monyet lebih sering ditemukan (Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone dan Sudan).
Jika Anda sakit dan kemungkinan terkena cacar monyet, CDC mengatakan, tunda perjalanan dengan transportasi umum sampai dinyatakan sembuh oleh profesional kesehatan atau pejabat kesehatan masyarakat.
Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ratusan kasus cacar monyet yang dilaporkan sejauh ini tidak akan beralih jadi pandemi, lapor kanal Global Liputan6.com. Namun, ia mengakui masih banyak hal yang belum diketahui tentang penyakit ini, termasuk bagaimana itu menyebar dan apakah penghentian imunisasi cacar air massal dari puluhan tahun lalu telah mempercepat penularannya.
Dr. Rosamund Lewis mengatakan, WHO sedang menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini, termasuk apakah cacar monyet ini bisa menyebar lewat hubungan seks, udara, dan apakah orang-orang tanpa gejala mampu menularkan penyakit ini.
Advertisement