Liputan6.com, Jakarta - Prestasi membanggakan diraih tim tari Svadara Indonesia yang menyabet juara 3 dalam kompetisi tari internasional, Powerful Daegu Festival. Festival yang sebelumnya bernama Colorful Daegu Festival itu diselenggarakan pada 8--11 Juli 2022 di Daegu, Korea Selatan (Korsel).
Membawa nama Indonesia, Svadara mengirimkan 14 penari dan empat official ke kompetisi pertunjukan seni yang dikemas dalam konsep pertunjukan jalanan dan parade itu. Mereka membawakan tari medley nusantara yang dijuduli The Color of Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Empat tarian tradisional, yakni Tari Bali Kreasi Bajang Jegeg, Tari Kipas Betawi, Tari Piring dari Sumatera Barat dan Tari Tifa Papua, dijahit apik dan ditampilkan secara berurutan di hadapan publik Korea. Terdapat tiga titik penilaian untuk penampilan dengan durasi masing-masing selama lima menit.Â
"Tarian itu menceritakan sebuah proses meraih kebahagiaan dan menggambarkan bagaimana masyarakat Indonesia mengungkapkan rasa syukur. Tarian sebagai ekspresi kebahagiaan dan rasa syukur menyambut kondisi yang mulai normal kembali, setelah dua tahun lebih pandemi," kata Alfrida Chrisna Sitorus, pemimpin rombongan Grup Svadara Indonesia dalam kompetisi itu, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 12 Juli 2022.
Capaian itu terbilang baik mengingat waktu persiapan hanya sekitar 1,5 bulan. "Kami mendapat undangan dari pihak Powerful Daegu Festival pada bulan Mei 2022," ucapnya.
Tak hanya koreografi yang disiapkan, tim juga merancang kostum dan atribut agar sesuai dengan tarian. Mereka memilih kostum berwarna cerah agar nuansa festivalnya lebih terasa. "Untuk kostum Papua, kami menggunakan baju kain rumput yang terbuat dari bahan dasar pucuk daun sagu yang sudah dikeringkan," ia menjelaskan.
Â
Â
Ubah Formasi di Menit Terakhir
Chrisna mengaku dana dan waktu yang terbatas menjadi tantangan utama dalam mempersiapkan penampilan mereka. Mereka berusaha memaksimalkannya, termasuk dengan melakukan simulasi sekaligus gelar pamit di lokasi Car Free Day pada 26 Juni 2022 di area Sarinah, Jakarta.
"Di sana kami mendapat apresiasi yang sangat baik sehingga memotivasi kami untuk menampilkan yang terbaik atas nama Indonesia. Pengunjung CFD bahkan secara suka rela memberikan donasi untuk mendukung keberangkatan kami ke Daegu," ujarnya.
Kendala belum reda saat tim tiba di Daegu. Semua anggota rombongan yang wajib jalani tes PCR di lokasi ternyata tak semua lolos. Ada satu anggota yang dinyatakan terpapar Covid-19 sehingga mereka harus mengubah formasi.
" Saat itu, kami hampir saja tidak diijinkan panitia untuk mengikuti perlombaan. Namun bersyukur dengan segala upaya sekaligus dibantu oleh KBRI Seoul, kami akhirnya tetap bisa tampil dalam kompetisi tersebut," ia menuturkan.
Tim dari Filipina dinilai menjadi penantang terberat mereka. Pasalnya, tim itu memiliki catatan prestasi yang cukup banyak dengan personel yang juga banyak. Salah satunya di ajang bergengsi Wonju Dynamic Carnival tahun 2017 lalu.
"Kami sangat kagum dengan power yang mereka miliki," kata dia.
Advertisement
Terus Berkarya
"Kami sangat bangga dan bersyukur dapat tampil di kompetisi tari internasional dan meraih penghargaan sebagai juara ketiga bersaing dengan negara-negara lain. Penghargaan ini semakin memacu kami untuk terus berkarya melestarikan dan memperkenalkan seni tari Indonesia ke dunia," kata Chrisna.
Keberangkatan tim Svadara Indonesia juga didukung oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Sudin Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Juga, ada sejumlah sponsor yang memberi dukungan agar tim bisa berpartisipasi.
"Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung misi budaya ini. Kami sangat antusias untuk terus berkarya dan tampil secara offline lagi," ujar Chrisna.
Grup tari itu juga pernah mewakili Indonesia dalam Sabah International Folklore Festival pada 2015 dan memenangkan penghargaan kategori Highest Online Presence. Svadara juga beberapa kali tampil sebagai undangan dalam acara kebudayaan, antara lain di Festival Antar Bangsa di Pahang, Malaysia (2017), Malam Kebudayaan di Penang, Malaysia (2018), dan Malam Kebudayaan di Khartoum, Sudan (2017 dan 2019).
Â
Tari Gambyong di Tokyo
Dalam kesempatan berbeda, KBRI Tokyo menggelar Pementasan dan Pelatihan Tari Jawa Gambyong Pangkur dan Gamelan di kediaman Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo, Rabu, 29 Juni 2022. Acara itu bertujuan untuk mengenalkan budaya lokal Indonesia kepada generasi muda Jepang.Â
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno meyakini pertukaran budaya dapat menjadi jembatan yang baik bagi anak-anak muda kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi. Selain itu, pemajuan kebudayaan Indonesia yang didorong KBRI Tokyo juga sejalan dengan semangat Merdeka Berbudaya yang digelorakan Kemendikbudristek.
Pementasan tari itu juga merupakan bagian dari pertemuan daring Asia Pacific Ladies Friendship Society (AFLS) melalui media pertemuan virtual Zoom Meeting yang diikuti oleh lebih dari 60 peserta.
"Diplomasi budaya juga berguna untuk memperkuat hubungan Indonesia dan Jepang dan menarik masyarakat Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, dan harapannya dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan dan kemajuan ekonomi Indonesia dari sektor pariwisata dan kebudayaan," kata Yusli dalam rilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Â
Advertisement