Rekomendasi Destinasi Liburan Akhir Tahun di Australia, Ada Apa Saja yang Baru?

Akhir tahun jadi waktu musim panas yang bisa begitu terik di Australia, tapi ada destinasi wisata yang udaranya tetap sejuk. Di mana itu?

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Okt 2022, 08:01 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 08:01 WIB
Objek Wisata di Australia
Tasmania, Australia. (dok. unsplash @sylviasyang)

Liputan6.com, Singapura - Seperti negara-negara lain di dunia, Australia juga sudah membuka kembali perbatasan mereka untuk wisatawan mancanegara (wisman), termasuk dari Indonesia. Jadi, ada apa saja yang baru di Negeri Kanguru?

Country Managers Tourism Australia di Indonesia, Agitya Nuraini, mengatakan bahwa setelah kembali membuka perbatasan, alih-alih semata tempat, Australia lebih ingin menawarkan pengalaman untuk para pelancong. "Salah satunya adalah star gazing di Blue Mountain," kata Agitya saat ditemui di acara perilisan kampanye wisata Australia dalam format film animasi pendek bertajuk "Come and Say G'day" di Projector X Picturehouse, The Cathay, Singapura, Rabu 19 Oktober 2022.

Ia menyambung, "Blue Mountain berjarak 60 menit berkendara dari Sydney. Saat masih terang, pengunjung direkomendasikan untuk berjalan-jalan menikmati pemandangan sekitar. Baru setelah sunset bisa star gazing."

"Lalu, di Melbourne," tutur Agitya. "Sekarang sudah banyak display art. THE LUME Melbourne salah satunya yang menawarkan digital art experience."

Tidak ketinggalan, Australia Barat juga mau menarik banyak pasang mata lewat promosi Pink Beach. "Turis dari Indonesia cenderung suka pemandangan Instagramable, makanya Pink Beach ini cocok," katanya.

Semuanya memang bisa jadi inspirasi destinasi liburan akhir tahun, namun jika ingin tempat yang cenderung sejuk, Agitya punya rekomendasi lain. "Musim di Australia kan berlawanan dengan belahan dunia lain. Desember-Januari itu di sana musim panas," tuturnya. "Kalau mau ke wilayah tidak terlalu panas, bisa bergeser ke Tasmania."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bagaimana dengan Ketentuan Visa Turis?

Wisata Australia Barat
Mural di Perth CBD, Northbridge Australia Barat. (Liputan6.com/Shinta NM Sinaga)

Agitya menyebut bahwa 10 hari jadi waktu ideal untuk berkunjung ke Australia. "Tapi, kalau mau cuma tujuh hari juga sudah lumayan," katanya, menambahkan bahwa Tourism Australia tengah mempromosikan perjalanan monostate.

"Diam di satu negara bagian saja sebenarnya sudah bisa mengeksplorasi banyak tempat," ia mengatakan. "Tapi, jika mau mengunjungi banyak tempat, selain pesawat, direkomendasikan juga untuk road trip. View-nya luar biasa cantik, selain mengakali harga tiket pesawat domestik (di Australia) yang masih cukup tinggi."

Soal visa turis, Agitya mengatakan, "Kabar baiknya, ada ketentuan khusus bagi pemegang visa turis yang habis pada 20 Maret 2020 sampai 30 Juni 2022. Mereka bisa reapply tanpa biaya tambahan. Batas pengajuan kembali visa tersebut sampai Desember 2022."

Sejak perbatasan Australia dibuka sampai Agustus 2022, tercatat 45 ribu orang Indonesia bepergian ke Negeri Kanguru menggunakan visa turis. "Turis Indonesia menempati peringkat ke-7 untuk seluruh (wilayah) Australia," katanya. "74 persen pengunjung dari Indonesia itu adalah repeat visitor. Mereka suka dengan pengalaman di Australia, makanya datang lagi."


Come and Say G'day

Objek Wisata di Australia
Perilisan kampanye wisata Australia dalam format film animasi pendek bertajuk "Come and Say G'day" di Projector X Picturehouse, The Cathay, Singapura, 19 Oktober 2022. (dok. Tourism Australia)

Mendorong kunjungan lebih banyak wisman, termasuk dari Indonesia, Tourism Australia telah merilis kampanye terbaru dalam bentuk film animasi pendek. Bertajuk "G'day," klip yang sudah rilis, termasuk di kanal YouTube Australia itu bertujuan mengundang wisman untuk "Come and Say G'day."

"Jadi, masing-masing wisatawan akan membuat G'day versi masing-masing," kata General Manager Regional Tourism Australia, South and South East Asia (SSEA), Brent Anderson, di kesempatan yang sama. Selain, ini juga menandai babak baru yang menarik dalam menceritakan kisah Australia pada dunia.

Digarap sutradara terkenal asal Australia, Michael Gracey, yang juga merupakan sutradara film The Greatest Showman, film pendek G'day menunjukkan petualangan boneka suvenir berbentuk kanguru bernama Ruby. Karakter itu disuarakan aktor Australia, Rose Byrne.

Juga, ada mainan unicorn bernama Louie, yang disuarakan aktor Will Arnett. Film pendek ini mengikuti Ruby dan Louie saat mereka kabur dari toko suvenir yang terletak di Great Barrier Reef dan berpetualangan luar biasa di seputar Australia. 


Situs-Situs Ikonis

Australia Tourism
Perilisan kampanye wisata Australia dalam format film animasi pendek bertajuk "Come and Say G'day" di Projector X Picturehouse, The Cathay, Singapura, 19 Oktober 2022. (dok. Tourism Australia)

Keduanya kemudian mengunjungi situs-situs ikonis di seantero negeri, termasuk Sydney Harbour, lorong-lorong di Melbourne, dan pemandangan alam yang menakjubkan, seperti Uluṟu dan Ngarai Nitmiluk. Sepanjang perjalanan, mereka menjelajahi kemegahan pengalaman perjalanan yang ditawarkan Australia.

Bukan tanpa alasan Uluru jadi destinasi terakhir yang diperlihatkan di kampanye tersebut. Agitya mengatakan, "Uluru merupakan salah satu tempat sakral bagi suku Aborigin, akar pribumi di Australia."

Juga, tidak ketinggalan mengenal budaya penduduk asli Australia, serta mengetahui alasan di balik setiap petualangan hebat selalu dimulai dengan sapaan khas Australia, "G'day!" Budaya dan masyarakat asli Australia adalah inti dari cerita di G'day.

Musik pengiring, yang ditulis komposer Australia Jonathan Dreyfus dan Amy Andersen, menampilkan musisi dari masyarakat asli Australia, termasuk William Barton, Frank Yamma, Marliya Gondwana Indigenous Girls Choir, dan Iwiri Choir. Khususnya, para penonton akan mendengarkan versi baru dari lagu klasik Australia Down Under, yang diproduksi bersama Colin Hay dari band Men At Work untuk film tersebut.

Anderson berkata, "Melalui petualangan Ruby dan Louie, kami mengundang wisatawan 'Datang dan Katakan G'day,' di mana mereka dapat membangun ikatan autentik baru dengan penduduk setempat dan komunitas Australia yang ramah, menikmati alam, margasatwa, dan pantai kami yang luar biasa, serta menikmati makanan dan minuman lezat."

Infografis: Negara-negara yang Sudah Buka Pintu untuk Turis Asing
Infografis: Negara-negara yang Sudah Buka Pintu untuk Turis Asing
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya