6 Fakta Menarik Madagaskar, Negara Afrika yang Masyarakatnya Memuja Lemur

Madagaskar merupakan negara kepulauan yang terletak di lepas pantai tenggara Afrika, masyarakatnya sangat memuja Lemur sebagai binatang suci.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 09 Jan 2023, 17:29 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 08:30 WIB
20150916-9 Tumbuhan Unik di Dunia yang Bikin Kamu Terpesona
Adansonia digitata atau lebih dikenal dengan nama pohon Baobab dapat ditemukan di Madagaskar, Afrika, dan Australia. Pohon yang sering dijuluki sebagai pohon botol ini memiliki masa hidup hingga lebih dari 1.000 tahun. (superfoodsandsupershakes.com)

Liputan6.com, Jakarta - Madagaskar adalah negara kepulauan yang terletak di lepas pantai tenggara Afrika. Madagaskar merupakan pulau terbesar keempat di dunia, setelah Greenland, New Guinea, dan Borneo.

Mengutip dari Britannica, Senin, (9/1/2023), meskipun terletak sekitar 250 mil (400 km) dari benua Afrika, populasi Madagaskar terutama tidak terkait dengan orang Afrika melainkan dengan Indonesia. Pemukim pertama di Madagaskar disebut merupakan keturunan Melayu-Indonesia, khususnya dari Sumatera dan Jawa.

Selain itu, orang-orang Malagasi tidak menganggap diri mereka sebagai orang Afrika, tetapi karena ikatan berkelanjutan dengan Prancis yang dihasilkan dari pemerintahan kolonial sebelumnya, pulau itu mengembangkan hubungan politik, ekonomi, dan budaya dengan negara-negara berbahasa Prancis di Afrika Barat.

Masih banyak hal tentang Madagarskar, berikut enam fakta menarik Madagaskar yang dirangkum Liputan6.com pada Senin, (9/1/2023). 

1. Ditemukan Marco Polo

Marco Polo disebut sebagai orang Eropa pertama yang tiba di Madagaskar lalu diikuti oleh Portugis pada era 1500-an. Madagaskar juga disebutkan dalam tulisan-tulisan Marco Polo, namun orang Eropa pertama yang diketahui mengunjungi pulau itu adalah Diogo Dias, seorang navigator Portugis, pada tahun 1500.

Pulau itu disebut Pulau St. Lawrence oleh Portugis, yang sering menyerbu Madagaskar selama abad ke-16. Akan tetapi, ratusan tahun kemudian pada akhir abad ke-19, Prancis menjajah pulau itu dan menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa resminya. Sampai akhirnya pada 1960 Madagaskar memperoleh kemerdekaan. Namun, hingga saat ini sebagian besar kebudayaan Prancis masih melekat di negara ini.

 

2. Etnis

Diserbu Jutaan Belalang, Madagaskar Terancam Kelaparan
Patani Madagaskar berjalan di area perkebunannya. Ribuan belalang yang terbang diudara terlihat seperti hujan (AFP Photo/Rijasolo).

Lebih dari sembilan per sepuluh penduduknya adalah Malagasi, yang terbagi menjadi sekitar 20 kelompok etnis. Kelompok terbesar dan paling dominan adalah orang Merina yang tersebar di seluruh pulau.

Nama Merina (Imerina) konon berarti Orang yang Ditinggikan, berasal dari fakta bahwa mereka tinggal di dataran tinggi. Kelompok terbesar kedua yaitu Betsimisaraka (The Inseparable Multitude), yang umumnya hidup di timur. Sementara kelompok paling banyak ketiga adalah Betsileo (The Invincible Multitude), yang menghuni dataran tinggi di sekitar Fianarantsoa.

3. Satwa Lemur

Sekitar 90 persen hewan yang terdapat di Madagaskar tak ditemukan di kawasan lain di dunia. Terdapat 50 persen populasi bunglon dunia juga tinggal di Madagaskar. Akan tetapi beda dengan film animasi populer, yang bertajuk Madagascar, Madagaskar tidak punya singa, jerapah, kuda nil, atau zebra.

Negara ini justru punya fossa sebagai mamalia karnivora terbesar di Madagaskar yang terlihat seperti campuran antara kucing, anjing, dan luwak dengan panjangnya bisa mencapai 6 kaki. Madagaskar juga merupakan rumah bagi tikus raksasa yang melompat, seperti namanya ia bisa melompat hampir 40 inci ke udara.

Mengutip wild madagascar, Senin (9/1/2023), saat ini terdapat 60 jenis lemur dan lemur liar hanya ditemukan di Madagaskar. Hewan ini juga dianggap suci dan dipuja oleh penduduk Madagaskar.

4. Bahasa Malagasi dan Prancis

Ilustrasi burung lovebird madagaskar | pappagallinelmondo.it
Ilustrasi burung lovebird madagaskar | pappagallinelmondo.it

Sebagian besar penduduk Madagaskar berbicara Malagasi sebagai bahasa nasional yang ditulis dalam alfabet Latin. Meskipun Madagaskar terletak secara geografis dekat Bantu yang berbicara Afrika, Malagasi adalah versi standar dari Merina, bahasa Austronesia. 

Bahasa Prancis juga digunakan secara luas dan diakui secara resmi. Ini digunakan sebagai media pengajaran, terutama di tingkat kelas atas, seperti halnya Malagasi. Bahasa Inggris juga digunakan dan penggunaannya meningkat. Ada pula bahasa Komoro yang dituturkan di antara komunitas imigran yang cukup besar dari Komoro.

Sekitar dua per lima populasi mempraktikkan agama tradisional, yang didasarkan pada pemujaan leluhur . Orang mati dimakamkan di kuburan dan diyakini memberi hadiah atau menghukum yang hidup. Ada makhluk tertinggi yang disebut Zanahary (Sang Pencipta) atau Andriamanitra (Yang Wangi).

Ada juga kepercayaan pada roh lokal, dan sistem tabu yang rumit membatasi kehidupan tradisional Malagasi. Hampir setengah dari populasi adalah Kristen, dengan lebih dari seperempat populasi menganut Protestan dan sekitar seperlima Katolik Roma.

5. Pariwisata

[Bintang] Madagaskar
Tsingy de Bemaraha, Madagaskar. (seattlebackpackersmagazine.com)

Untuk pariwisata yang unik di Madagaskar adalah Tsingy de Bemaraha, situs ini diakui sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1990 karena keunikan geografi, hutan bakau, populasi lemur, dan burung liarnya. Letak cagar alam seluas 666 km persegi ini berada di Melaky, bagian barat Madagaskar. Sebanyak 90 persennya penuh dengan bebatuan kapur tajam setinggi 100 meter, berbentuk seperti pisau.

Situs lainnya yang diakui oleh UNESCO adalah Cagar Alam Ketat Tsingy de Bemaraha yang terkenal dengan lanskap batu kapurnya yang indah. Kemudian ada situs pemakaman berusia 500 tahun terletak di Royal Hill Ambohimanga, sebuah kawasan hutan hujan rimbun di Atsinanana.

Kemudian yang ikonik adalah Pohon Baobab yang menjadi ciri khas Madagaskar ini sebenarnya tidak tersebar secara merata di seluruh Madagaskar. Jika ingin melihat pohon unik yang mirip botol ini, berkunjunglah ke Baobab Avenue. Pohon berukuran raksasa ini berjejer membentuk semacam alley yang menjadikan pantulan sinar matahari di pepohonan terlihat begitu memesona. Di sepanjang lorong itulah, sekitar 200 – 250 pohon Baobab yang tingginya lebih dari 30 meter tersebar.

6. Kuliner

Beberapa kuliner tradisional di Madagaskar tampak menggiurkan untuk dicoba, salah satunya lasary voatabia. Hidangan ini adalah salad tomat dan bawang tradisional yang berasal dari Madagaskar. Kuliner tersebut biasanya dibuat dengan kombinasi tomat yang diunggulkan dan dicincang, daun bawang yang diiris tipis, air jeruk nipis, garam, jahe parut, saus pedas seperti Tabasco, dan lada hitam. 

Kemudian ada mofo gasy, salah satu makanan jalanan paling populer di Madagaskar, yaitu roti yang terbuat dari adonan tepung beras manis yang dimasak di atas arang dalam cetakan yang diolesi minyak. Roti memiliki bentuk melingkar karena cetakan yang dimasak.

Secara tradisional disajikan untuk sarapan dan dipasangkan dengan secangkir kopi. Di daerah pesisir, mofo diolah dengan santan dalam versi yang dikenal dengan mokari.

Kemudian ada pula lasopi, sup tradisional yang berasal dari Madagaskar. Sup hangat ini dibuat dengan sayuran seperti lobak, kacang hijau, tomat, wortel, daun bawang, kentang, dan daun bawang.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya