Istana Buckingham Sempat Ditutup karena Pria Misterius Mengancam Akan Membunuh Raja Charles III

Insiden pria menerobos Istana Buckingham sambil melontarkan ancaman pembunuhan pada Raja Charles III itu berlangsung empat hari sebelum upacara penobatan digelar pada Sabtu, 6 Mei 2023.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 03 Mei 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2023, 11:30 WIB
Istana Buckingham Ditutup Usai Pria Misterius Ancam Akan Membunuh Raja Charles III
Suasana di luar Istana Buckingham setelah insiden pria ancam membunuh Raja Charles III. (dok. LOUISA GOULIAMAKI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Istana Buckingham ditutup total pada Selasa, 2 Mei 2023, setelah seorang pria tertangkap membawa dan melemparkan benda-benda mencurigakan ke halaman istana, hanya empat hari sebelum upacara penobatan Raja Charles III digelar. Kepolisian Metropolitan Inggris lalu menahan seorang pria yang mendekati gerbang istana sekitar pukul 7 malam.

Polisi langsung bertindak. Mereka memutuskan meledakkan tas mencurigakan milik pria tersebut sebagai langkah pencegahan. "Petugas segera menangkap pria itu dan dia telah ditahan polisi," kata Kepala Inspektur Kepolisian Metropolitan Inggris Joseph McDonald mengatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Page Six, Rabu (3/5/2023). 

"Belum ada laporan tentang tembakan yang ditembakkan, atau cedera apa pun pada petugas atau anggota masyarakat."

Berdasarkan gambar yang diperoleh The Sun, tas mencurigakan itu ternyata berisi dua paspor, satu ponsel, sebuah dompet, sejumlah kunci, surat cokelat, kartu bank, dan tas laptop. Terdapat pula buku anak berjudul The Happiness Advantage yang ditulis oleh dosen Harvard Shawn Achor. Buku tersebut berisi tentang psikologi positif yang bertujuan untuk 'meningkatkan capaian individu'. Belakangan diketahui ia juga membawa pisau.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa pria misterius itu berusia sekitar 30 tahunan. "Dia telah berada di sana selama beberapa hari, berteriak,' Aku akan membunuh Raja!'," kata saksi itu.

Ia mengatakan polisi segera melompat ke arah pria itu tak lama setelah melemparkan tas ke halaman istana. Polisi pun segera menyuruhnya berbaring di tanah.

"Bagaimana bisa dia begitu dekat dengan Istana Buckingham saat Penobatan hampir berlangsung?" ucap saksi tersebut.

 

Di Mana Raja Charles III dan Ratu Camilla Berada?

Inggris Berhias Jelang Penobatan Raja Charles III
Penobatan Raja Charles III akan berlangsung di Westminster Abbey, diikuti dengan penampilan balkon di Buckingham Istana pada 6 Mei 2023. (AP Photo/Alastair Grant)

Melansir BBC, polisi menyebut insiden itu tidak terkait terorisme dan riwayat kesehatan tersangka yang tidak disebutkan namanya sedang diselidiki. Ia diyakini bertindak sendiri dan diperlakukan sebagai insiden terisolasi. 

Sementara, The Sun yang mewawancarai tetangga tersangka mengaku kaget. "Saya akan melihatnya berjalan-jalan dengan anjingnya dan tidak akan mengatakan hal buruk tentang dia. Jika dia pergi ke sana dengan niat, itu benar-benar mengejutkan," ujarnya.

Insiden yang terjadi tak berdampak luas. Jalan-jalan sekarang telah dibuka kembali dan penjagaan ketat telah dicabut. Wartawan yang sempat diminta meninggalkan kompleks Istana Buckingham juga telah diizinkan masuk kembali. Begitu pula dengan latihan terakhir untuk penobatan raja tetap berlangsung sesuai rencana.

Pihak Istana Buckingham juga mengatakan baik Raja Charles maupun Camilla tidak ada di istana pada saat kejadian. Beberapa jam sebelum insiden, Raja Charles menyambut Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di kastil. Meskipun detail pembicaraan mereka belum dirilis, Albanese mengatakan perjalanannya ke Inggris akan fokus pada Perjanjian Perdagangan Bebas Australia-Inggris.

 

Kerahkan 6.000 Anggota Militer

Latihan penobatan Raja Charles dimulai
The Diamond Jubilee State Coach memimpin prosesi di dekat Istana Buckingham di pusat kota London, Selasa, 2 Mei 2023, saat gladi bersih penobatan Raja Charles III, yang akan berlangsung di Westminster Abbey pada 6 Mei mendatang. (James Manning/PA via AP)

Upacara penobatan Raja Charles III memiliki sandi "Operasi Golden Orb". Disebutkan bahwa lebih dari 6.000 anggota militer akan ditarik dari seluruh Inggris demi memastikan keamanan upacara penobatan, dengan polisi berpakaian preman akan berada di tengah kerumunan dan penembak jitu ditempatkan di atas atap. Zona larangan terbang di pusat Kota London akan diberlakukan dan drone dilarang.

Pemerintah Inggris pada Minggu, 16 April 2023, mengakui bahwa itu merupakan penyebaran terbesar pasukan Inggris dalam tujuh dekade. Kementerian Pertahanan Inggris menuturkan bahwa ribuan tentara, pelaut, dan penerbang akan mengawal Raja Charles III dan Ratu Camilla dalam perjalanan menuju dan dari upacara penobatan dengan rute Istana Buckingham dan Westminster Abbey pada 6 Mei 2023.

Tembakan kehormatan akan diluncurkan dari kapal perang Inggris dan pangkalan militer di seluruh negeri. Kemudian, jet tempur, dari jet era Perang Dunia II Spitfires hingga yang lebih modern, akan beratraksi flypast melewati Istana Buckingham.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, itu akan menjadi persembahan yang spektakuler dan layak bagi Raja Charles III, yang juga merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata Inggris.

"Sisi militer penobatan mencerminkan tradisi berabad-abad, tetapi merupakan indikasi peran integral yang dimainkan angkatan bersenjata di Inggris modern dan cara luar biasa kami mendukung bangsa, apakah itu menghalangi agresi dan menjaga stabilitas di seluruh dunia atau memperkuat ketahanan dan kemakmuran domestik kami," ujar Kepala Staf Pertahanan Inggris Laksamana Tony Radakin seperti dilansir AP, Senin, 17 April 2023, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

Biaya Upacara Penobatan Raja Charles III

Cantiknya Kate Middleton Pakai Mahkota dan Anting Favorit Putri Diana
Putri Wales, Kate Middleton dari Inggris bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Raja Inggris Charles III dan permaisuri Camilla berdiri selama Perjamuan Negara di Istana Buckingham, London, Selasa 22 November 2022. (Aaron Chown/PA via AP)

Penobatan Raja Charles III dan Ratu Camilla yang diikuti dengan perayaan nasional selama akhir pekan diperkirakan menghabiskan uang pajak setidaknya 100 juta pound sterling atau sekitar Rp1,8 triliun. Baik Downing Street maupun Istana Buckingham tidak mengonfirmasi biaya pasti penobatan.

Secara skala, durasi, dan jumlah tamu undangan, upacara penobatan Raja Charles III jauh di bawah penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953. Keputusan untuk "menurunkan kemegahan" upacara penobatan sendiri disebut merupakan wujud dari kepekaan Raja Charles III terhadap krisis biaya hidup, di samping alasan lain, yaitu membentuk monarki yang lebih modern dan ramping.

Kemeriahan perayaan nasional dinilai akan sangat kontras dengan suramnya krisis ekonomi, di mana inflasi yang tinggi telah memicu aksi mogok buruh. Ratusan pekerja Inggris, di antaranya dokter, guru, dan masinis, telah menjalankan aksi mogok dalam beberapa bulan terakhir untuk menuntut gaji yang lebih baik. Dan aksi mogok lebih lanjut dari petugas lalu lintas dan pekerja Bandara Heathrow dikabarkan membayangi perayaan penobatan.

Kepala Eksekutif Republik, kelompok anti-monarki, Graham Smith, yang akan segera menerbitkan buku berjudul "Abolish the Monarchy" seperti dilansir TIME, Senin (1/5/2023) menuturkan, "Itu adalah jumlah uang pembayar pajak yang sangat besar untuk dibelanjakan. Kita tahu bahwa ada banyak pekerja sektor publik yang berjuang untuk mendapat kenaikan gaji. Kita tahu bahwa ada orang di tempat kerja yang mengandalkan bank makanan. Ada rumah sakit yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan, sekolah berjuang untuk mendapat sumber daya bagi murid-murid mereka, layanan polisi berjuang untuk memberantas berbagai jenis kejahatan."

Infografis 8 Urutan Pewaris Takhta Kerajaan Inggris Setelah Raja Charles III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 8 Urutan Pewaris Takhta Kerajaan Inggris Setelah Raja Charles III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya