Liputan6.com, Jakarta - Seorang konten kreator nyaris diamuk massa oleh sejumlah driver ojek online (ojol) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Hal itu terjadi setelah konten kreator yang bertema Laurendra Hutagalung.
Dari video dan narasi yang dilihat di akun Instagram @moodjakarta, Rabu (16/8/2023), momen itu terjadi ketika Laurendra sedang membuat konten berisi imbauan kepada masyarakat agar tak melawan arus di Jalan KH. Abdullah Syafei, Bukit Duri, Tebet, Jaksel, tepatnya di sekitar Rumah Makan Wong Solo.
Baca Juga
Laurendra dan timnya awalnya membuat konten yang berisi imbauan kepada para pengendara supaya tidak melawan arus atau melawan arah. Namun, tindakan yang kurang tepat dari Laurendra saat menghalau seorang anak kecil yang melawan arus diduga menjadi penyebab keributan.
Advertisement
"Anak kecil tersebut disinyalir mendapat bentakan karena melalui jalur yang tidak sesuai. Akibat hal itu, cekcok antara ojol dan content creator tak terhindarkan," tulis narasi di akun Instagram tersebut.
Sejumlah warga bersama driver ojol juga disinyalir mengejar Laurendra dan timnya karena terlanjur geram. Mereka akhirnya mengungsi di warung makan supaya tak diamuk massa.
Di lain sisi, seorang saksi bernama Ivan tak menampik warga sekitar maupun pengguna jalan kerap melawan arus. Hanya saja, ia menyayangkan sang konten kreator tidak izin lebih dulu kepada perangkat setempat seperti RT dan RW.
Atas kejadian itu, Kapolsek Tebet Kompol Chintya Intania membenarkan adanya keributan tersebut akibat konten yang mengedukasi pengendara agar tak lawan arah, namun mendapat penolakan.
Mediasi Konten Kreator dengan Komunitas Ojol
"Pada saat melakukan edukasi beberapa pengguna jalan (ojek online) kurang berkenan adanya edukasi tersebut lalu terjadi adu argumen di depan Rumah makan Wong Solo," ungkap Chintya dalam keteranganya, dikutip dari Merdeka.com, Rabu (16/8/2023). Usai dimediasi oleh kepolisian, Laurendra akhirnya meminta maaf dan kedua belah pihak sepakat berdamai.
Mediasi antara Laurens Hutagalung dan komunitas ojek online dituangkan dalam surat keterangan. "Dengan membuat surat pernyataan antara lain permintaan maaf, kedepannya untuk pembuatan konten agar meminta izin kepada RT dan RW. Agar video yang telah direkam hari ini supaya dihapus kemudian surat pernyataan disepakati antara kedua belah pihak," terang Chintya.
Tim konten kreator yang terdiri dari tiga orang lantas diamankan ke Polsek Tebet untuk menghindari kericuhan lebih besar. Kejadian tersebut banyak membuat warganet meradang. Banyak yang menanyakan apakah untuk menegur pengendara motor yang melawan arah harus mendapat izin dari RT atau RW setempat terlebih dulu.
"Salah, ditegur ga terima malah balik marah2. Indonesia people be like. Kalo SDM nya kayak gini gimana negaranya mau maju? Negor orang yang melanggar aja musti minta ijin. Lawak sekali,” komentar seorang warganet,
"Mas, bikin konten ginian jangan di konoha.. yang salah lebih galak kalau di konohaa.. orang ngutang aja lebih galak daripada yg minjemin mas.,” tulis warganet lainnya.
Advertisement
Warganet Protes
"Buat oknum-ormas OJOL yg hobbynya keroyokan jujur gw pernah jadi ojol gk gitu-gitu amat masih tau aturan dan tau peraturan kalo salah ya jangan diikutin udah tau salah ngotot keroyokan lagi malu-maluin nama OJOL aja...tetep semangat buat team paparok dan laeku semoga selalu dalam perlindungan ALLAH SWT......amin,” protes warganet yang lain.
"Konten EDUKASI ini hrs didukung smua pihak,,klo yg lawan arah gk bs dibilangin dg baik2 & cenderung ngotot/marah, pasti oknum2 itu bt SIM bukan disamsat tp di warung kopi,, maju terus bang Lauren & Helmi,, gw dukung 1000%, salam sesama konten kreator,” komentar warganet lainnya.
"Polisi harus tegas siapapun mereka yg jelas bersalah musti dihukum agar tidak ada tindakan anarkis massa seperti ojol tsb dan tdk terulang lagi waspadai provokator krn sangat membahayakan,” timpal warganet lainnya.
Beberapa hari lalu, sebuah video viral di media sosial mengenai ulah puluhan pengendara motor yang membuat sopir bus Transjakarta marah. Rombongan pengendara melawan arah masuk ke jalur busway di jalan Bekasi Timur Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu 9 Agustus 2023.
Kasatlantas Polres Metro Jakarta Timur AKBP Edy Surasa menyampaikan anggotanya telah menindak dengan memberikan teguran kepada puluhan pengendara motor yang kedapatan masuk ke jalur busway. "Ditegur, tegur, tidak boleh jalur anda salah. (Dikasih peringatan dahulu), iya-iya," kata Edy saat dihubungi tim News Liputan6.com, Kamis, 10 Agustus 2023.
Motor Masuk Jalur Busway
Edy menjelaskan alasan pihaknya hanya menegur dan tidak melakukan tilang. Hal itu sebagai bentuk peringatan awal, kepada para pemotor yang telah melanggar masuk jalur busway. "Kan teguran, itu kan sudah ditindak. Penindakan bukan harus tilang, teguran juga bisa lebih mengena daripada itu," terangnya.
Peristiwa bermula saat rombongan pengendara motor melanggar dengan memasuki jalur busway. Saat di traffic light Uniland jalan Raya Bekasi Timur, mereka melihat anggota polisi yang sedang mengatur jalan.
"Ketika melihat anggota kita mengawal di situ, pemotor itu pada balik nah dari sana di dorong (ada) busway," kata Edy. Alhasil, terjadilan cekcok berujung sopir Transjakarta yang kesal karena jalannya terhalang puluhan motor yang mencoba memutar balik. Sebab takut ditilang oleh petugas polisi yang ada di depannya.
"Jadi anggota kita lagi ngatur disana, dan ada beberapa yang kita lakukan penindakan kita tegur. peneguran kan tidak boleh, di belakang kan tapi ada lagi-lagi ada terus," ujarnya. Atas kejadian ini, Edy menyampaikan saat ini pihaknya telah menempatkan anggota di arah masuk jalur busway. Hal itu guna mencegah para pemotor maupun kendaraan lain memasuki jalur tersebut.
Advertisement