Titik Api Baru Ditemukan di Kawasan Gunung Bromo, Petaka Karhutla Belum Berakhir

Kebakaran hutan dan lahan sempat disebut padam, titik api baru malah kembali terdeteksi di kawasan Gunung Bromo pada Selasa, 12 September 2023.

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Sep 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 11:00 WIB
Kebakaran bromo
Kebakaran Bromo sebelumnya sudah dinyatakan padam. Namun, pada 12 September 2023, titik api baru kembali terdeteksi di kawasan Gunung Bromo. (dok. Instagram @bpbd_jatim/https://www.instagram.com/p/CxKoEWrJPyD/)

Liputan6.com, Jakarta - Petaka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belum jua mau pergi dari kawasan Gunung Bromo. Setelah disebut padam, titik api baru kembali terdeteksi di kawasan Gunung Bromo pada Selasa, 12 September 2023.

Merujuk unggahan akun Instagram Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur, Kamis, 14 September 2023, dijelaskan bahwa terpaan angin kencang sepanjang Selasa membuat bara api membesar di beberapa titik di kawasan taman nasional tersebut.

"Salah satunya di Bukit Keciri, Desa Ngadirejo, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, yang membesar hingga malam hari dan belum padam hingga Rabu pagi (13 September 2023)," imbuhnya. "Karenanya, dua helikopter BNPB jenis Superpuma PK-DAN berkapasitas empat ribu liter dan helikopter PK-DAP berkapasitas 800 liter, semuanya dikerahkan untuk menangani kebakaran di titik ini dengan cara water bombing."

Sayangnya, mereka menyambung, dua armada ini tidak bisa beroperasi maksimal karena cuaca berkabut tebal di siang hari. "Akhirnya, sepanjang hari Rabu, helikopter PK-DAP hanya bisa melakukan operasi udara sebanyak empat kali, sementara helikopter Superpuma PK-DAN bisa melakukan water bombing sebanyak 29 kali," paparnya.

Selain di Bukit Keciri, sejumlah titik api juga muncul di area Bukit Teletubbies Bromo hingga area Watu Gede dan Posko Pantau Jemplang. Tim BPBD Jatim bersama Tim TNBTS dan gabungan OPD-relawan lalu melakukan "operasi pemadaman dan pembasahan lewat darat."

"Sejak pagi hingga sore hari, tim jalur darat ini berhasil memadamkan sejumlah titik bara api yang muncul, termasuk empat titik di area Watu Gede," papar mereka.

 

Mengapa Sulit Dipadamkan?

Penyebab Puluhan Hektar Hutan di Gunung Bromo Terbakar
Petugas dan relawan berupaya memadamkan kebakaran di kawasan Gunung Bromo (BB TNBTS)

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto juga sempat turun langsung memadamkan dan pembasahan di area tersebut. Ia berbagi, "Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi pada segenap tim dan relawan yang tidak pernah lelah terus berjibaku memadamkan api di area ini."

"Terutama," ia menyambung. "Tim BNPB yang terus mendukung upaya pemadaman karhutla, baik di kawasan Gunung Bromo maupun Gunung Arjuno."

Jadi, apa sebenarnya yang membuat kobaran api di kawasan Gunung Bromo sangat sulit untuk dipadamkan? Mengutip rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo, seorang personel TRC BPBD Kabupaten Probolinggo, Heri, bercerita bahwa pihaknya sudah melakukan tindakan darurat: menyiramkan pasir di area belum terbakar, membuat sekat, dan menyiramkan air di titik api.

Namun saat proses pemadaman api, lereng tebing yang terjal membuat titik api sulit dijangkau. Selain itu, mobil damkar mengalami kesulitan untuk menyemprotkan air ke titik api karena lokasi lereng bukit yang cukup tinggi.

Hambatan Menangani Karhutla di Bromo

Pemadaman kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo. (Istimewa)
Pemadaman kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo. (Istimewa)

Dijelaskan pula bahwa kebakaran yang terjadi pada musim kemarau menyebabkan rumput kering dan mudah terbakar. Kebakaran ini diperparah dengan cuaca berangin, serta rumput ilalang kering yang membuat api menjalar dengan lebih cepat.

Pertolongan pertama menangani karhutla biasanya dilakukan dengan pemadaman manual. Namun, pemadaman manual umumnya hanya mengandalkan alat seadanya, seperti dahan dipukul-pukul untuk mematikan api.

Namun di kasus kebakaran Bromo, cara ini berbahaya karena jika api terlalu besar dan angin yang berhembus terlalu kencang, api justru bisa mengenai si pemadam. Gatot menyebutkan bahwa upaya pemadaman kebakaran dengan metode water bombing juga terkendala.

Salah duanya adalah angin kencang dan wilayah savana yang sangat luas dengan topografi tidak mudah dijangkau melalui jalur darat. "Kami tetap melakukan pembatasan, sehingga api tidak sampai menyebar atau melompat ke lokasi baru. Alhamdulillah cara itu efektif sehingga kami sudah berhasil melakukan pemadaman darat," ia mengatakan.

Sempat Dinyatakan Padam

Kebakaran di Gunung Bromo
Kebakaran di Gunung Bromo. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Karhutla di kawasan Gunung Bromo sebenarnya sudah sempat dinyatakan padam. Dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, Gatot menyebut kebakaran di wilayah Gunung Bromo telah ditangani dengan unit heli water bombing.

Adapun helikopter Puma sudah beroperasi sebanyak 29 kali, dan helikopter Bell sebanyak 12 kali dalam upaya melakukan water bombing guna memadamkan api. "Alhamdulillah sudah padam dan sekarang teman-teman pasukan darat sedang melakukan pemadaman dan pembasahan untuk di Bromo," ujar Gatot.

Kebakaran di Gunung Bromo akibat ulah wedding organizer yang menggunakan flare saat foto prewedding semula dilaporkan meluas mencapai Kabupaten Malang. Kebakaran terjadi mulai 6 September 2023, yang berarti perlu waktu seminggu untuk bisa memadamkan api di kawasan wisata alam di Jawa Timur tersebut.

Karhutla yang meluas telah menyebabkan bisnis pariwisata total miliaran rupiah tidak bisa beroperasi, serta mengancam eksistensi flora dan fauna endemik. Kewaspadaan karhutla di kawasan ini masih akan terus berlanjut, mengingat bulan ini disebut-sebut sebagai "puncak musim kemarau."

Infografis Infografis Karhutla dan Kabut Asap Kepung Indonesia
Infografis Infografis Karhutla dan Kabut Asap Kepung Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya