6 Fakta Menarik Gunung Mekongga yang Terdapat Kuburan Suku Tertua di Sulawesi Tenggara

Selama perjalanan ke puncak Gunung Mekongga yang butuh 5-6 hari, para pendaki gunung disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya kicau burung, sampai acara menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 03 Nov 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2023, 08:30 WIB
Seorang pendaki sedang menuju puncak Gunung Mekongga di Sulawesi Tenggara
Seorang pendaki sedang menuju puncak Gunung Mekongga di Sulawesi Tenggara. (Dok: Instagram @barongko14)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Mekongga adalah gunung tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan Verbeck dengan puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi, puncak tertinggi bernama mosero-sero yang memiliki ketinggian 2.620 mdpl.

Gunung Mekongga merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol yang terangkat sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna khas biota endemik yang hanya terdapat di wilayah ini.

Masih banyak hal mengenai Gunung Mekongga selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Mekongga yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (3/11/2023). 

1. Asal-usul Nama Mekongga

Mengenai asal-usul namanya, ternyata Mekongga menurut cerita rakyat setempat bermula dari kisah tentang pertempuran seorang kesatria dan seekor burung elang. Dari hikayat suatu masa puncak gunung ini sempat dihuni oleh Kongga, yaitu seekor burung raksasa.

Para penduduk sering resah lantaran sang burung kerap membuat onar dan mengganggu kehidupan rakyat. Lalu tampillah seorang bangsawan gagah berani yang berhasil menewaskan burung raksasa tersebut.

Sebagai hadiahnya, raja setempat lalu menikahkan putrinya dengan si bangsawan. Untuk mengenang jasa besar itu, kawasan ini pun diberi nama Mekongga. Namun cerita lain menyebut nama 'Mekongga' diambil dari suku tertua di Sulawesi Tenggara yaitu Suku Mekongga.

2. Titik Awal Pendakian

Para pendaki sedang menuju puncak Gunung Mekongga di Sulawesi Tenggara
Para pendaki sedang menuju puncak Gunung Mekongga di Sulawesi Tenggara. (Dok: Instagram @kako623)

Pegunungan Mekongga sangat ideal untuk kegiatan pendakian. Titik awal pendakian bermula dari Dusun Surolako, Desa Rantebaru di Kecamatan Ranteangin yang bisa dicapai dengan kendaraan roda empat sekitar empat jam dari kota Kolaka.

Perjalanan ke puncak Gunung Mekongga membutuhkan waktu 5-6 hari, para pendaki akan disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya kicau burung, hingga menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari. Di samping itu mungkin akan berpapasan dengan anoa, semacam kerbau yang merupakan satwa asli Indonesia.

3. Terbentuk dari Atol dan Karang

Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, Jumat (3/11/2023), Gunung Mekongga ini terbentuk dari tumpuan atol atau karang yang kemudian terangkat. Hal tersebut sudah terjadi ratusan tahun lalu.

Peristiwa tersebut membuat berbagai jenis flora dan fauna hidup dan berkembang di daerah hutan Gunung Mekongga. Dari cerita rakyat daerah Kolaka Utara, jalur pendakian dibuka pertama kali oleh Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Halu Oleo Kendari (Mahacala Unhalu) pada 1995.

4. Rute Pendakian ke Gunung Mekongga

Gunung Mekongga Sultra
Gunung Mekongga Sultra (zonasultra)

Saat perjalanan menuju puncak, pendaki bakal melewati 5 pos. Pendaki juga akan menemukan beberapa camp selama mendaki. Camp 1 berada di ketinggian 480 mdpl yang adalah kawasan yang tergolong masih asri. 

Di camp ini terdapat hutan yang dilindungi pemerintah, sementara camp 2 berada di ketinggian 1.380 mdpl. Trek pendakian menuju camp 2 akan melalui jalan menanjak bekas longsoran tanah. Saat musim hujan, jalur ini akan berbahaya karena tanahnya yang rawan longsor.

Adapun camp 3 terletak setelah pendaki melewati Musero-sero. Terdapat mitos yang beredar tentang tempat ini yang merupakan tempat para jin halus dan makhluk astral lainnya.

Area camp 3 ini jadi area camp terakhir lantaran setelahnya jalur pendakian akan semakin ekstrem dan terjal. Jalanan bakal terus menanjak tanpa adanya jalan mendatar.

5. Jadi Sumber Mata Air Sungai

Pegunungan Mekongga menjadi hulu dari ribuan mata air sungai yang mengaliri beberapa kabupaten dan kecamatan sekitar. Sumber air tersebut pun yang jadi tumpuan bagi sektor-sektor pertanian di wilayah daratan Sulawesi Tenggara.

6. Terdapat Goa Tengkorak Kuburan Suku Mekongga

Pendkai berada di karts dekat puncak Gunung Mekongga
Pendkai berada di karts dekat puncak Gunung Mekongga. (Dok: Instagram @ikkabhrddin_)

Setelah melewati Camp 3 pendaki bisa langsung menuju puncak Mekongga. Puncak Mekongga sendiri berbentuk kubah yang luas.

Hal yang menarik adalah di sini terdapat goa-goa dengan stalagmit dan stalagtit yang indah. Mengutip dari laman Jelajah Sultra, Jumat (3/11/2023), Goa Mekongga yang penuh dengan tengkorak, sempat jadi perbincangan hangat dan menjadi incaran para pengelana alam.

Di samping tingkat tantangan pencarian goa yang harus menjejalahi tebing terjal, juga karena eksplorasi mekongga yang masih minim khusunya di gua alamnya. Pencarian gua terbesar dengan karts ini sudah banyak dilakukan, bahkan telah dijajal oleh pendaki-pendaki dari pulau Jawa.

Di baliknya ada cerita bahwa zaman dahulu para suku Mekongga melakukan penguburan dengan cara menggunakan soronga yaitu peti mati kuno. Proses pemakamannya terbilang unik karena sebelum dibawa ke goa itu, orang yang sudah meninggal terlebih dahulu diupacarakan sambil dikeringkan. Ketika proses pengeringan, airnya jatuh ke guci yang juga kita bisa temukan di dalam goa.

 

Infografis Amuk Gunung di Selat Sunda
Infografis Amuk Gunung di Selat Sunda
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya