Sederet Fakta Alun-Alun Pataraksa Cirebon yang Ambruk, Padahal Baru Diresmikan November 2023

Hujan deras disebut jadi sebab Alun-Alun Pataraksa Cirebon ambruk. Namun, warganet skeptis akan hal ini.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Jan 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 11:00 WIB
Alun-Alun Pataraksa
Alun-Alun Pataraksa Cirebon dilaporkan ambruk pada Selasa malam, 2 Januari 2024. (dok. tangkapan layar video X @DaryonoBMKG/https://twitter.com/DaryonoBMKG/status/1742201662461350186)

Liputan6.com, Jakarta - Warga jagat maya tengah dikagetkan dengan video Alun-Alun Pataraksa di Kabupaten Cirebon yang roboh pada Selasa, 2 Januari 2024. Hujan deras disebut-sebut jadi sebab bangunan yang menelan anggaran sebesar Rp16,1 miliar itu ambruk.

Salah satu warganet menggambarkan bahwa sebelumnya beberapa kerusakan memang sudah dilaporkan terlihat di Alun-Alun Pataraksa. "Heran padahal belum lama diresmiin," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter.

Mengulik lebih jauh tentang bangunan yang seharusnya jadi "ikon baru Kabupaten Cirebon" itu, berikut beberapa fakta terkait, dirangkum dari situs web Pemerintah Kabupaten Cirebon, dikutip Rabu (3/1/2024).

1. Diresmikan November 2023

Pemerintah Kabupaten Cirebon meresmikan Alun-alun Pataraksa di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon pada 10 November 2023. Pembangunan tahap pertama bangunan ini dimulai pada 2021 dengan anggaran Rp11,6 miliar.

Lalu, pembangunan tahap kedua berlangsung pada 2023 dengan anggaran kurang lebih Rp4,5 miliar, menggunakan bantuan keuangan dari Provinsi Jawa Barat. Penandatanganan prasasti saat pembukaan dilakukan Bupati Cirebon Imron, didampingi Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih, Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Hilmy Riva'i.

2. Ikon Baru Kabupaten Cirebon

Saat peresmian, Imron mengatakan, pihaknya bangga dengan kehadiran Alun-Alun Pataraksa. "Taman di Alun-Alun Pataraksa itu sebagai tanda bahwa kita ada taman untuk rekreasi, bisa bersantai, atau sekedar ngobrol-ngobrol bersama teman dan keluarga," katanya.

"Mari bersama-sama menjaga kebersihan (taman di Alun-Alun Pataraksa)," ia menyambung. "Ini merupakan tempat bagi masyarakat untuk berkumpul dan bermain bersama keluarga."

Minta Dijaga Bersama

Taman Pataraksa
Taman Pataraksa di Kabupaten Cirebon. (dok. Instagram @adyshinyo/https://www.instagram.com/p/CNRA7cesD_m/)

Di kesempatan yang sama, Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih juga meminta masyarakat ikut menjaga Alun-Alun Pataraksa. "Dengan adanya alun-alun ini, masyarakat harus memeliharanya dengan baik agar bisa merasakan manfaatnya lebih lama lagi. Jadi, taman di Alun-alun Pataraksa ini bisa jadi tempat bermain anak dengan gratis," ujar dia.

3. Sempat Ditunda

Revitalisasi taman persis di depan Gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Cirebon itu nyatanya sempat ditunda akibat pandemi. Saat itu, anggaran belanja pemerintah difokuskan menangani dampak pandemi COVID-19, lapor Antara.

Imron menjelaskan bahwa revitalisasi awalnya terjadwal dilakukan pada 2020. Namun, menurutnya, revitalisasi Taman Pataraksa sudah direncanakan sejak 2018. Ia juga menyebutkan bahwa detail engineering design (DED) revitalisasi Taman Pataraksa sudah rampung dibuat dan telah diserahkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

DED tersebut, kata Imron, menetapkan Taman Pataraksa sebagai ruang publik yang bisa memenuhi kebutuhan berkesenian. "Rencananya di taman tersebut nantinya dibangun panggung seni," katanya menambahkan.

Banjir Lahar karena Hujan Deras

Gunung Semeru Erupsi
Gunung Semeru menyemburkan abu vulkanik setinggi sekitar 700 meter, Jumat (22/9/2023), pukul 09.23 WIB. (Liputan6.com/ Dok. PVMBG)

Sementara publik masih skeptis hujan deras menyebabkan bangunan Alun-Alun Pataraksa roboh, kondisi cuaca serupa telah dilaporkan menyebabkan banjir lahar dingin di Gunung Semeru, menurut Tim Surabaya per 26 Desember 2023.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Ghufron Alwi, menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada 25 Desember 2023 periode pukul 12.00--18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.

Terkait pengamatan kegempaan, tercatat pula 15 kali gempa erupsi dengan amplitudo 11--22 mm dan lama gempa 68--145 detik. Lalu, disusul satu kali gempa guguran dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 68 detik.

Aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga menunjukkan adanya gempa hembusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 8 mm dan lama gempa 47--53 detik. Kemudian, dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10--28 mm, S-P 18--26 detik dan lama gempa 49--97 detik.

"Untuk pengamatan visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut," katanya.

Penutupan Jalur Pendakian Gunung

Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango
Para pendaki menyusuri alun-alun Surya Kencana setelah menapai puncak Gunung Gede. Foto: Ahmad Ibo.

Sementara itu, jalur pendakian Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat juga kembali ditutup sementara. Ini diputuskan setelah mencermati kondisi cuaca ekstrem, serta dalam rangka pemulihan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), menurut balai besar taman nasional tersebut.

Merujuk unggahan Instagram-nya, 19 Desember 2023, diinformasikan bahwa penutupan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango akan mulai berlaku pada 31 Desember 2023 sampai 31 Maret 2023. "Bagi #SobatGepang yang mau naik pada 29 dan 30 Desember 2023, batas waktu pembayaran paling lambat pada 28 Desember 2023 pukul 22.00 WIB," mereka mengingatkan.

Seluruh destinasi wisata pendakian dan beberapa destinasi wisata non-pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani pun sementara ditutup. Kabar ini disampaikan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), 21 Desember 2023.

"Penutupan dilakukan mulai 1 Januari hingga 31 Maret 2024 mendatang," kata Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat Dedy Asriady dalam keterangan tertulisnya di Mataram, dilansir Antara, 21 Desember 2023.

Jalur pendakian TNGR yang ditutup, yakni jalur pendakian Sembalun, jalur pendakian Torean, jalur pendakian Tete Batu, jalur pendakian Aik Berik, jalur pendakian Timbanum dan jalur pendakian Senaru. Sedangkan destinasi wisata non-pendakian yang ditutup, yakni Air Terjun Jeruk Manis, Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur; Air Terjun Mayung Polak, Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur; Air Terjun Mangku Sakti via Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur; dan Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya