Toko Jamu Tertua di Indonesia, Berdiri Hampir 200 Tahun dan Dijalankan 5 Generasi

Bisa disebut sebagai toko jamu tertua yang masih berdiri hingga sekarang, Toko Jamu Babah Kuya berdiri sejak tahun 1838 atau hampir 200 tahun eksis.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 31 Jan 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2024, 07:30 WIB
Koh Hendra, pemilik Toko Jamu Babah Kuya berlokasi di Jalan Pasar Barat No.44 Bandung.
Koh Hendra, pemilik Toko Jamu Babah Kuya berlokasi di Jalan Pasar Barat No.44 Bandung. (Dok: TikTok @maria.oldiest)

Liputan6.com, Jakarta - Jamu sebagai obat tradisional berbahan alami telah menjadi minuman yang diwariskan lewat tradisi oleh nenek moyang kita. Namun di era modern toko jamu yang masih eksis tidaklah banyak, karena telah tergantikan dengan toko dan kemasan modern.

Nyatanya Anda masih bisa toko jamu dengan konsep lama di kota Bandung yang menjual aneka rempah dalam bentuk aslinya. Bisa disebut sebagai toko jamu tertua yang masih berdiri hingga sekarang, Toko Jamu Babah Kuya berdiri sejak tahun 1838 atau hampir 200 tahun eksis.

"Toko menjual berbagai jenis tanaman Indonesia yang bisa menyembuhkan penyakit, bahkan segala susah tidur dapat diobati dan yang bikin kuat-kuat (jamu kuat pria) ada di sini," ungkap seorang konten kreator dengan akun @maria.oldiest, di TikTok yang diunggah pada 31 Oktober 2023.

Toko ini ternyata telah dijalankan selama 5 generasi, toko jamu tersebut, ada foto-foto generasi penerusnya. Koh Hendra adalah generasi yang saat ini menjalankan toko tersebut, meski dipanggil Koh untuk sebutan kakak laki-laki untuk orang China, ia tidak menjual ramuan Tiongkok tapi jamu dengan rempah asli dari Indonesia.

Ratusan jenis tanaman obat yang dijadikan jamu ini, rata-rata di dapat sari seluruh Indonesia. Tak mengherankan, lantaran negeri kita memang salah satu yang terkaya dalam hal tanaman obat. Bahkan terdapat 30 ribu spesies tanaman obat di Indonesia, sayangnya baru hanya puluhan yang dibudidayakan.  

Jadi Rujukan Riset Tanaman Obat

Toko Jamu Babah Kuya berlokasi di Jalan Pasar Barat No.44 Bandung. (Dok: TikTok @maria.oldiest)
Toko Jamu Babah Kuya berlokasi di Jalan Pasar Barat No.44 Bandung. (Dok: TikTok @maria.oldiest)

Pada saat masuk ke dalam Toko Jamu Babah Kuya, pengunjung akan langsung dapat mencium aroma rempah-rempah karena ramuan jamunya sengaja terbuka dalam drum dan tujuannya agar tidak mudah berjamur. Disebutkan bahwa pembeli bukan hanya dari Bandung, tapi kota lain dan bahkan mancanegara.

Bahkan tempat ini jadi rujukan untuk meriset tanaman obat di perguruan tinggi Jepang dan China. Pembeli yang datang biasanya langsung menceritakan keluhan apa penyakitnya, lalu akan diberikan resep. Seperti dalam video ketika salah seorang pembeli dari Garut,ia  berkeluh kesah tentang gula darah dan pengapuran di persendian yang dialaminya. 

"Yang serbuk aja lebih gampang ya, tinggal seduh aja," jawab Koh Hendra menanggapi keluhan tersebut sambil menuliskan resep ramuan jamunya.

Ia juga menjelaskan takaran air serta gelasnya untuk menyeduh obat tradisional tersebut. Agar tidak lupa, Koh Hendra juga memberikan secarik kertas tentang cara menyeduh obat.

Untuk harga tak disebutkan nominal tapi sang konten kreator menyebut bahwa terbilang sangat terjangkau hingga masyarakat yang datang ke toko pun dari semua kalangan. Penasaran ingin menyambangi toko tersebut? Toko Jamu Babah Kuya berlokasi di Jalan Pasar Barat No.44 Bandung.

Jamu Telah Diakui UNESCO

Contoh ilustrasi jamu rebus
Jamu memang sudah terkenal akan manfaatnya, bahkan sudah ada gerakan minum jamu yang diinisiasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Foto: Unsplash.com/Massimo Rinaldi)

UNESCO telah menetapkan budaya sehat jamu sebagai warisan budaya dunia takbenda bukanlah akhir dari perjuangan, tapi justru permulaan baru. Badan PBB itu bakal terus memantau upaya Indonesia dalam melestarikan budaya jamu setidaknya hingga lima tahun ke depan.

"Ini baru awal. Kita akan ditagih laporan setiap tahun selama lima tahun tentang pola pelestarian dan lain-lain. Semoga hal ini membawa sinergi untuk semua pihak agar pola pewarisan budaya jamu bisa lebih baik lagi," ungkap Erwin Skripsiadi dari Jamupedia yang menjadi salah satu rombongan delegasi Indonesia saat UNESCO menetapkannya di Kasane, Bostwana, pada 6 Desember 2023.

Hal senada juga ditekankan Jony Yuwono, Ketua Tim Riset GP Jamu. Ia menyatakan bahwa pelestarian merupakan bukti komitmen Indonesia atas masa depan budayanya sendiri. Tanggung jawab itu tidak hanya terletak di tangan pemerintah dan para pelaku usaha jamu, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.

 

Memasyarakatkan Minum Jamu

Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional
Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional. (Photo by Katherine Hanlon on Unsplash)

"Jamu yang terbaik itu adalah yang dibuat sendiri karena itu soal harapan. Kita bisa dorong industri untuk buat hal-hal praktis, tapi kuncinya adalah edukasi masyarakat bahwa perlu turut serta melestarikan budaya ini," sebut Jony saat jumpa pers Jamu Menjamu Dunia di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.

Masyarakat dapat membantu melestarikan jamu dengan membuatnya sendiri di rumah masing-masing. Terlebih, kata Jony, informasi tentang cara membuat jamu beredar luas di dunia maya dan dapat diakses setiap orang. 

Di sisi lain, memasyarakatkan minum jamu di masyarakat juga diperlukan agar jamu menjadi tuan rumah di negaranya sendiri. Menurut Jony, penetapan oleh UNESCO bisa mengundang rasa penasaran turis asing sehingga tertarik untuk datang ke Indonesia demi mencicipi jamu langsung di negara asalnya.

"Jangan sampai ketika mereka datang ke Indonesia, orang Indonesianya saja enggak minum jamu. Dari kami (produsen/GP Jamu), hanya sebatas mempromosikan. Tapi kembali lagi, tanggung jawab pelestarian ini ada di kita semua," sambungnya.

 

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya