Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari seorang influencer di TikTok yang spesifik membahas soal daging, Dimas Muhammad Pangestu atau yang lebih dikenal sebagai Dimsthemeatguy bisa membuka restoran steakhouse. Dimas telah mendalami passion terhadap daging ke jenjang yang lebih serius.
"Awalnya karena hobi dan passion. Suka nyobain berbagai macam jenis steak, steakhouse dan sering masak sendiri di rumah. Ternyata belajar dunia daging sangat luas mulai dari teknik dry aging dan belajar tentang sapinya sendiri," ungkap Dimas kepada Liputan6.com, Kamis, 1 Februari 2024.
Bahkan baru-baru ini, ia ditunjuk jadi Brand Ambassador untuk Dry Ager. Perjalanannya mengelilingi dunia tak hanya membawanya mengungkap rahasia dry aging dan seni menciptakan steak sempurna, pun juga menempatkannya sebagai salah satu tokoh utama di dunia kuliner.
Advertisement
Perjalanan ini dimulai pada 2020 ketika ia dengan tulus membagikan pengetahuannya dengan para meat enthusiast, panggilan untuk para penikmat kontennya lewat berbagai platform media sosial utamanya, TikTok yang kebanyakan adalah Gen Z. Dari sana meat exploration Dimsthemeatguy pun merambah ke berbagai batas.
Dengan passion dan rasa ingin tahunya, Dimas yang merupakan lulusan S1 di Swiss German University dengan program studi Akutansi ini menjelajahi pengalaman dengan datang langsung ke beragam steakhouse dan peternakan. Ia pergi ke Jepang, Australia, Korea, dan Amerika Serikat yang terbaik bahkan memiliki penghargaan untuk segmen tersebut.
Bahkan baru-baru ini, Dimas baru saja kembali dari ekspolasinya tentang daging di Amerika Serikat, dia meriset potongan daging dengan mencoba berbagai steakhouse. Hal ini sebagai bentuk bahwa Dimas terus melebarkan pemahamannya dalam industri makanan dan minuman.
Buka Restoran Steakhouse
Eksplorasinya mencoba berbagai steakhouse terbaik hingga ke Amerika Serikat tentu bukanlah hal yang tidak beralasan. Salah satu yang mendasari keberangkatan ini lantaran adanya inspirasi gaya New York yang dibawa oleh Meatguy Steakhouse, restoran yang didirikannya selama hampir 1,5 tahun.
Pria yang melanjutkan studi S2 di ITB untuk program Master Business of Administration ini ternyata pernah kerja 1 tahun di restoran sebagai cook pada 2014. Meatguy Steakhouse menjadi bukti nyata dari semangat Dimas dan bertahun-tahun kerja kerasnya.
Menyasar kalangan menengah ke atas, Meatguy Steakhouse punya caranya sendiri agar bisa terus eksis. Di akhir pekan para meat anthusiast bahkan perlu mengantre untuk merasakan kelezatan steak di sini.
Pengunjung yang datang setidaknya disarankan mereservasi kunjungannya, karena kapasitasnya hanya sekitar 35 tempat duduk. Lebih terkesan private, setiap seminggu sekali Meatguy Steakhouse juga mengadakan "Meat Show" untuk para tamunya sebagai edukasi.
"Dengan terus berinovasi dan RnD yang kuat, akan membuat customer mendapatkan experience yang lebih setiap datang ke Meatguy Steakhouse," ungkap Dimas saat ditanya tentang rahasia agar restorannya bisa terus bertahan.
Hal itu tampaknya berhasil, sebab sebentar lagi Meatguy Steakhouse juga akan buka di kawasan elit SCBD dan bahkan fasilitas serta kapasitasnya empat kali lebih besar. "Permintaan daging untuk premium class semakin meningkat dikarenakan banyaknya orang yang sudah teredukasi soal perdagingan dan banyak yang menjadi langganan sampai sekarang," sambungnya.
Advertisement
Eksperimen Dry-Aged
Melalui steakhouse ini Dimsthemeatguy memperkenalkan eksperimen dry-aged, menyuguhkan pilihan rasa yang menantang dari cita rasa tradisional pada umumnya. Beberapa eksperimen yang dibuatnya menyediakan menu Dry Aged Cheese, Mixed Nuts, Coconut dan Honey Almond.
Dry Aged with Butter Tallow menjadi poin unik yang meningkatkan kekayaan pengalaman tersebut. Untuk membuka restoran steakhouse tim yang berdedikasi mengerjakan proses dry aging yang memerlukan waktu dan perhatian dengan teliti, hal itulah yang mendasari harga yang lebih tinggi.
Proses ini, berkisar 28 hingga 120 hari untuk menjamin kualitas premium, bahkan dengan menunggu 60 hari dapat menghasilkan aroma yang lebih kuat dan tekstur yang unik. Eksperimen dry-aged terus-menerus dilakukan oleh Dimas dan timnya dengan tujuan memperluas batasan kuliner dan menjanjikan rasa yang unik.
Tak mengherankan kalau keahlian dan dedikasi tersebut membawa persona Dimas hingga Dry Ager menujuknya sebagai Brand Ambassador. Perjalanan Dimas pun, beralih dari seorang penggemar daging menjadi Brand Ambassador. Dari pembukaan Meatguy Bintaro hingga eksplorasi daging di Jepang, Australia, Korea, dan petualangan.
Sajian di Meatguy Steakhouse
Ketika Liputan6.com memenuhi undangan untuk mencoba ragam menu di Meathouse Steakhouse, kesan pertama yang akan tampak adalah sisi modern dan kesan private. Restorannya juga tidak begitu besar sehingga tamu akan merasakan suasana intimate.
Manager restoran tak sungkan untuk mengobrol dengan tamu untuk memberikan edukasi mengenai steak yang akan dihidangkan. Bahkan ketika ditanya, pramusajinya bisa menjelaskan jenis daging, apa potongannya, nama sapinya serta bagaimana menunya terhidang dengan proses memasak tertentu.
Termasuk untuk menu sederhana mashed potato sebagai side dish yang sempat Liputan6.com coba, Australian wagyu beef sirloin steak. Kentang tumbuk tersebut ternyata begitu spesial diolah menggunakan kentang dari Dieng Wonosobo.
Kentang dengan kadar air yang lebih sedikit dari kentang umumnya ini dimasak dengan teknik tertentu. Menambahkan butter dan susu, tapi istimewanya bagaimana kentang itu dihancurkan dengan cara dipotong kecil-kecil baru kemudian dihaluskan lagi sehingga teksturnya lebih lembut.
Ini barulah kentang, belum lagi saat Anda tahu bagaiman caesar salad yang dihidangkan juga spesial dibuat karena memakai daging chuck roll dari secondary cut. Bukan sekadar salad segar yang menyatu bersama dressing-nya, tapi juga potongan daging bertekstur yang membangkitkan selera makan.
Tak perlu ditanyakan lagi bagaimana ketika sepiring steak terhidang di meja Anda. Dengan kualitas daging teratas, koki di Meatguy Steakhouse juga akan merekomendasikan tamu memilih tingkat kematangan daging medium rare agar lebih menemukan cita rasa daging yang sebenarnya dan semua itu terbukti benar saat tiap potongan steak mendarat di mulut sampai tak bisa berkata-kata lagi.
Advertisement