Liputan6.com, Jakarta - Masjid Al-Imtizaj merupakan salah satu masjid yang bernuansa oriental dan arsitektur bercorak seperti kuil dengan nuansa merah yang berada di Kota Bandung. Lokasi masjid ini lebih tepatnya berada di Jalan Banceuy nomor 8, Kota Bandung, Jawa Barat.
Masjid yang berkapasitas 200 orang ini diresmikan untuk umum pada 6 Agustus 2010 oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana. Hal yang membuat unik Masjid Al-Imtizaj adalah seni arsitektur masjid dengan budaya tiongkok yang bisa meningkatkan khazanah pembauran etnis Tionghoa Islam dengan umat Islam lainnya.
Masih banyak hal mengenai Masjid Al-Imtizaj selain lokasinya serta bangunan uniknya. Berikut enam fakta menarik Masjid Al-Imtizaj yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
Advertisement
1. Alkulturasi Bangunan Masjid ala Tiongkok-Indonesia
Mengutip dari laman Perpustakaan Digital Universitas UIN Sunan Gunung Djati, Selasa, 12 Maret 2024, gaya bangunan masjid biasanya terinspirasi dari Timur Tengah, tapi Masjid Al-Imtizaj berbeda dengan pengaruh budaya China yang terdapat pada bentuk dan pemakaian ornamen serta warna pada masjid.
Segala unsur bangunan tersebut yaitu bentuk adaptasi budaya dengan maksud agar warga Tionghoa yang datang ke tempat ini merasa lebih nyaman dan aman. Arsitektur Masjid Al-Imtizaj sebagai tempat beribadah membutuhkan suasana yang damai dan juga tenang sampai terasa suasana sakralitasnya, penggabungan unsur ketenangan dan kedamaian itu terdapat pada elemen-elemen warna dominasi merah yang persatu-padu.
2. Dibangun Khusus untuk Mualaf Tionghoa
Warna bangunan didominasi perpaduan warna merah, emas, dan kuning. Pemandangan yang tampak mencolok ialah pintu masuk pelataran Masjid Al-Imtizaj ini.
Masjid Al-Imtizaj Kota Bandung merupakan masjid yang didirkan oleh HR. Nurina yang merupakan mantan gubernur Jawa Barat. Raden Nana Nuriana bertekad untuk membangun masjid bagi kaum mualaf khususnya etnis Tionghoa.
Masjid Al-Imtizaj ini memiliki arti "pembauran" atau dalam Bahasa Mandarin disebut sebagai "Ronghe". Pembangunan masjid ini sendiri oleh Danny Swardhani, yang dikenal sebagai arsitek yang banyak membangun masjid, termasuk Masjid Atta’awun Puncak, Bogor.Â
3. Menandai Terbentuknya Komunitas Tionghoa di BandungÂ
Hal ini sejalan dengan keadaan bahwa saat itu, mulai terbentuk beberapa komunitas muslim Tionghoa di Bandung, antara lain Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Keluarga Persaudaraan Islam (KPI), dan Yayasan Ukhuwah Mualaf Indonesia (YUMI). Komunitas ini kemudian melebur dalam organisasi Ikatan Persaudaraan Tionghoa Islam (IPTI) di Bandung.
Advertisement
4. Cawan Wudu Mirip di Klenteng
Mengutip laman Merdeka, mulai dari pintu depan hingga memasuki pelataran Masjid Al-Imtizaj, nuansa budaya Tionghoa semakin kuat terasa. Warna merah, kuning, dan keemasan mendominasi di setiap sudut bangunan.
Bahkan aksen Tionghoa pun diterapkan pada atap masjid ini. Atap khas Tionghoa ini biasa disebut atap pelana sejajar gavel. Atap berwarna merah melengkung memayungi teras masjid dari terik matahari. Susunannya pun bertingkat ke atas layaknya sebuah pagoda.
Yang paling kentara ialah lampu penerangan berbentuk bulat merah di teras masjid. Ya, lampion khas Tionghoa menghiasi tiap sudut langit-langit. Pintunya juga tertera simbol yang kental dengan etnik Tionghoa.
Akan tetapi perpaduannya mulai terlihat dengan aksen kaligrafi Arab berada di atas pintu masuk masjid. Bersantai di teras juga makin nyaman dengan adanya kursi taman memanjang.
Ada pemandangan unik pada tempat wudu. Sebuah bangunan berbentuk cawan mengalirkan air pada padasan. Cawan tersebut didesain ala-ala tempat menaruh dupa pada sebuah Klenteng dijadikan inspirasi sebagai tempat wudu.
5. Tempat Mimbar Masjid
Tempat mimbarnya berbentuk oval lengkap dengan lafal Allah dan Muhammad. Tak ketinggalan warna merah keemasan disematkan pada mimbar dan tempat imam.
Menengok ke sudut lain ada sebuah tulisan yang benar mencerminkan negeri Tiongkok. Ya, aksara Han terpampang dengan jelas berada di atas pintu dalam masjid. Tulisan dalam bahasa Cina tersebut bermakna Masjid Imtizaj.
Saat Ramadan, Masjid Al-Imtizaj selalu penuh dengan jemaahnya. Kegiatan ramadan seperti buka bersama, hingga salat tarawih berjamah rutin digelar. Berbagai kalangan dan etnis berbondong-bondong untuk beribadah di masjid ini. Semuanya menyatu dalam kebersamaan tanpa memandang ras, dan golongan.
6. Berada di Belakang Gedung Merdeka
Lokasi Masjid Al-Imtizaj berada di Gedung Merdeka, jalan Asia-Afrika, Bandung. Gedung bersejarah yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada 1955 ini bisa Anda kunjungi sekaligus setelah mampir salat di masjid.
Gedung Merdeka sendiri kini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi serta foto Konferensi Asia-Afrika yang jadi cikal bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar saat itu.
Advertisement