6 Fakta Menarik Masjid Selimiye di Turki yang Masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO

Masjid Selimiye, dalam bahasa Turki disebut Selimiye Camii, merupakan sebuah masjid kekaisaran Ottoman yang terletak di kota Edirne, Turki.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 15 Mar 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2024, 05:00 WIB
Masjid Selimiye di Turki
Masjid Selimiye di Turki. (Dok: Instagram @nejdet_duzen https://www.instagram.com/p/BvVvPVFg4GC/?igsh=YWxzMXAxYTY3cW13)

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Selimiye dalam bahasa Turki disebut Selimiye Camii adalah sebuah masjid kekaisaran Ottoman yang terletak di Kota Edirne, Turki. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Selim II dan dirancang arsitek kekaisaran Mimar Sinan antara 1568 hingga 1575.

Masjid Selimiye dibangun pada puncak kekuatan militer dan budaya Ottoman. Sultan Selim II, putra dan penerus Suleiman Agung, memilih Edirne daripada Istanbul (ibu kota Ottoman) sebagai lokasi untuk membangun masjid kesultanannya sendiri.

Alasan keputusan ini menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan. Pada saat masjid tersebut diresmikan, Selim II belum pernah menang saat memimpin perang yang oleh para ulama pada saat itu dianggap sebagai persyaratan untuk membangun masjid sultan di Istanbul. 

Masih banyak hal mengenai Masjid Selimiye selain lokasi maupun kapan berdirinya. Berikut enam fakta menarik Masjid Selimiye yang dirangkum Tim Lifesyle Liputan6.com dari berbagai sumber. 

1. Dibangun di Bekas Ibu Kota Kekaisaran Ottoman

Mengutip dari laman resmi UNESCO, Kamis, 14 Maret 2024, Selim II tampaknya memiliki ketertarikan terhadap kota Edirne. Setelah menjabat sebagai gubernur antara tahun 1548 dan 1550, dan ia sering mengunjunginya setelah menjadi sultan.

Edirne merupakan bekas ibu kota Kekaisaran Ottoman, juga salah satu kota terpenting di kekaisaran dan merupakan perhentian utama di jalan raya kekaisaran antara Istanbul dan provinsi Balkan. Motivasi lain mungkin termasuk fakta bahwa tidak ada lagi lokasi puncak bukit terkemuka di Istanbul yang tersedia untuk pembangunan kompleks masjid kekaisaran, setidaknya tanpa melakukan pengambilalihan massal.

2. Masjid Selimiye Masuk Warisan Dunia UNESCO

Masjid Selimiye di Turki bekas katedral Katolik Roma yang diubah menjadi sebuah masjid pada masa pemerintahan Ottoman di Siprus
Masjid Selimiye, bekas katedral Katolik Roma yang diubah menjadi sebuah masjid pada masa pemerintahan Ottoman di Siprus. (Dok: AFP)

Bangunan ini dianggap oleh Sinan sebagai maha karyanya dan merupakan salah satu pencapaian tertinggi arsitektur Islam secara keseluruhan dan arsitektur Ottoman pada khususnya. Masjid, beserta kompleks bangunannya, dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2011.

Masjid megah tersebut menjulang hingga ke kubah besarnya dengan empat menara ramping yang tinggi. Ruang interior yang didekorasi secara spektakuler, perpustakaan manuskrip, pengerjaan yang cermat, serta penggunaan ubin Iznik dan halaman marmer menandai kemewahan di masa itu. Bangunan termasuk institusi pendidikan setara madrasah, memiliki halaman dan pasar, mewakili puncak kejayaan dari kekaisaran Islam abad ke-16.

3. Arsiteknya Butuh 8 Tahun Merancang Masjid

Sang Arsitek, Mimar Sinan membutuhkan waktu delapan tahun untuk menyendiri dan memikirkan rancangan masjid yang akan menjadi karya terbesarnya itu. Pembuatan pondasinya bahkan membutuhkan waktu dua tahun, agar menstabilkan permukaan dan tekstur tanah di lokasi pendirian masjid. 

4. Biaya Pembangunan Masjid

Masyarakat mengunjungi Museum Mevlana (kiri) dan Masjid Selimiye (kanan) di Konya, Turki tengah pada 19 Desember 2017. ADEM ALTAN/AFP
Masyarakat mengunjungi Museum Mevlana (kiri) dan Masjid Selimiye (kanan) di Konya, Turki tengah pada 19 Desember 2017. (Dok: ADEM ALTAN/AFP)

Proyek pembangunan masjid yang dikerjakan oleh 14.400 pekerja ini menghabiskan dana yang saat itu dihitung sebesar 4,58 juta keping emas. Pengerjaannya dimulai pada 1568 dan selesai 27 November 1574.

Masjid ini baru dibuka untuk umum pada 14 Maret 1575, tiga bulan setelah Sultan Selim II wafat. Sang Sultan bahkan tidak sempat meresmikan masjid yang telah diprakarsainya tersebut.

5. Mengimbangi Kemegahan Hagia Sophia

Mimar Sinan, sang arsitek, berhasil mendirikan Masjid Selimiye yang memiliki kubah berdiameter 31 meter, setara dengan kubah Hagia Sophia. Tinggi kubah utama dari lantai dasar Masjid Selimiye adalah 42 meter. 

Kubah utama ini memiliki penampang berbentuk persegi delapan yang masing-masing sudutnya ditopang oleh delapan pilar besar. Bagian antara dasar kubah dengan kedelapan pilar tersebut diisi ornamen berbentuk stalaktit.

Uniknya dilihat dari atas, rangkaian kubah terpusat Masjid Selimiye terlihat seperti seekor kura-kura. Seperti masjid bergaya Usmani lainnya, Masjid Selimiye punya halaman berbentuk persegi panjang dengan sebuah tempat wudhu berupa air mancur di bagian tengahnya.

6. Menjadi Gambar di Mata Uang Lira Turki

Masjid Selimiye di kota Edirne, Turki
Masjid Selimiye di kota Edirne, Turki. (Dok: Instagram @ismetyuksel https://www.instagram.com/p/Cqmo_xLsecw/?igsh=MWZvcHl0Z3N4NThjcg==)

Masjid Selimiye mengalami perbaikan pertama oleh Sinan pada 1584, setelah mengalami kerusakan ringan akibat tersambar petir. Gempa bumi tahun 1752 ikut menyebabkan kerusakan ringan.

Lalu pada 1808 beberapa dekorasi kaligrafi di masjid dipulihkan dan atap ditambahkan di atas air mancur halaman, meskipun sudah tidak ada lagi. Di masa pemerintahan Abdülmecid I (1839–1861), interior masjid diplester ulang dan dekorasinya direnovasi dengan gaya yang sebagian meniru ornamen sebelumnya.

Selama Perang Rusia-Turki pada 1877--1878, beberapa ubin dekoratif di dinding sultan dijarah dan dipindahkan ke Moskow. Lalu dalam masa pengepungan kota pada 1913, kubah masjid dirusak oleh tembakan artileri.

Atas perintah Atatürk, bekas kerusakan dibiarkan tak diperbaiki, sebagai pengingat dan peringatan bagi generasi mendatang. Tak lama setelah itu, pada akhir Perang Balkan Kedua, beberapa karpet masjid tertua dicuri oleh pasukan Bulgaria yang mundur. 

Masjid Selimiye mengalami pemugaran antara tahun 1954 dan 1971, dan beberapa bagian juga dipugar pada 1982 dan 1984. Masjid ini digambarkan di balik uang kertas 10 ribu lira Turki pada 1982--1995.

Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia
Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia. (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya