Amsterdam Batasi Kapal Pesiar Berlabuh hingga Larang Pembangunan Hotel Baru untuk Tekan Overtourism

Masalah yang disebabkan oleh kapal pesiar ini sangat akut selama musim semi ketika 1.000 perahu sungai berlabuh di Amsterdam, ibu kota Belanda.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Apr 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 04:00 WIB
Dulu Kotor dan Bau, Ini Penampakan Kanal di Belanda Sekarang
Warga menaiki perahu saat melintasi kanal di kawasan Amsterdam, Belanda (April 2017). Meskipun pada abad ke-19 kotor dan dipenuhi limbah, kini kanal-kanal di Belanda menjadi salah satu objek wisata terkenal di dunia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Amsterdam berencana mengurangi jumlah kapal pesiar sungai yang datang ke kota tersebut. Hal ini baru satu dari sebagai banyak kebijakan ibu kota Belanda tersebut untuk mengurangi overtourism. Diketahui meskipun kota ini dihuni oleh sekitar 800 ribu orang, Amsterdam menarik 20 juta wisatawan setiap tahunnya.

Mengutip dari laman Dutch News, Kamis, 18 April 2024, sekitar 2.300 kapal pesiar berlabuh di tepi laut kota ini pada tahun lalu. Namun pada 2028, pemerintah kota ingin mengurangi jumlah tersebut menjadi 1.150 kapal.

Langkah ini akan mengurangi jumlah wisatawan sebanyak 271 ribu orang dan memukul perekonomian wilayah tersebut sebesar 73,5 juta Euro per tahun yang setara Rp1,2 triliun. Masalah yang disebabkan oleh kapal pesiar ini sangat akut selama musim semi ketika 1.000 perahu sungai berlabuh di ibu kota, kata kepala keuangan kota Hester van Buren.

"Kami memiliki komitmen untuk menjaga jumlah wisatawan di bawah 20 juta per tahun," ungkapnya.

"Saya tidak mengatakan hal ini akan menyelesaikan masalah banyaknya wisatawan," kata Van Buren pada presentasi rencana tersebut pada hari Rabu, 17 April 2024, ketika ditanya apakah rencana tersebut akan berdampak tidak adil terhadap wisatawan lanjut usia yang tidak menimbulkan masalah.

Namun ia menjelaskan bahwa kebijakan itu tidak akan mengkategorikan wisatawan yang baik dan buruk. Cara tersebut merupakan upaya untuk mengurangi jumlah wisatawan secara total dengan gerbong-gerbong besar yang parkir di trotoar.

Penelitian yang dilakukan atas nama pemerintah kota juga menunjukkan bahwa kebijakan ini akan mengurangi waktu menginap turis yang dihabiskan di hotel-hotel di Amsterdam.  

Tur Sungai Diperbanyak, Tur Bus Dikurangi

Desa Giethoorn
Wisatawan menaiki perahu menyusuri sungai di Giethoorn yang menjadi tujuan wisata favorit di Belanda pada 6 Agustus 2019. Mendapat julukan 'Venice of the North', kota tersebut menggunakan kanal-kanal sebagai jalan dan lalu lalang transportasi sehari-hari. (Robin van Lonkhuijsen/ANP/AFP)

Pemerintah setempat juga akan mengurangi jumlah perjalanan dengan bus. "Kami tidak menggunakan tur bus secara umum, tetapi kami banyak melakukan tur sungai," kata Remco Groenhuijzen, manajer umum hotel Movenpick di pusat kota.

Ia menyambung, "Tapi kita perlu mengisi ruangan yang kosong. Kebijakan ini hanya mempunyai nilai simbolis saja. Itu tidak menyelesaikan apa pun."

Kota ini baru-baru ini meluncurkan kampanye "Stay Away" tahap kedua dalam upaya mengurangi jumlah wisatawan beranggaran terbatas yang datang ke kota untuk merokok ganja dan bersenang-senang. Negara ini telah menaikkan pajak wisatawan ke tingkat tertinggi di dunia dan penelitian mengenai dampak pelayaran laut juga akan dipublikasikan sebelum musim panas.

"Pariwisata adalah masalah di seluruh dunia, dan wisatawan juga tidak suka jika tempat-tempatnya penuh," kata Van Buren sambil menambahkan,"Tapi kita tidak bisa begitu saja memasang pagar di sekitar Amsterdam."

 

Buat Aturan Membangun Hotel

Ilustrasi hotel
Ilustrasi mimpi menginap di hotel/Copyright unsplash/KEEM IBARRA

Mengutip dari laman First Post, Kamis, 18 April 2024, Belanda juga berusaha "mengekang" overtourism di ibu kota Amsterdam dengan melarang pembangunan hotel baru. Pemerintah di Amsterdam membuat aturan bahwa sebuah hotel baru hanya dapat dibangun di kota dengan tiga syarat: jika hotel lama ditutup, jumlah tempat tidur tidak bertambah, atau jika hotel baru akan lebih baik.

Namun aturan baru tersebut tidak akan diterapkan pada hotel yang sudah mendapat izin untuk dibangun. Sebelumnya, Amsterdam juga sedang berupaya menghilangkan kesan sebagai kota vulgar dengan distrik prostitusi legalnya.

Diketahui saat ini turis yang berkunjung ke kota tersebut datang hanya karena penasaran dengan distrik lampu merah, sebuah area prostitusi legal di Belanda. Kota ini sedang mencoba pendekatan lebih halus lewat kampanye terbaru mereka.

Mengutip Euronews, Senin, 9 April 2024, lewat program bertajuk "Renew Your View," Amsterdam berharap bisa menarik turis dengan tujuan kunjungan yang berbeda. Menurut otoritas setempat, mereka ingin mendorong wisatawan melihat kota dari sudut pandang penduduk lokal, tanpa mengelaborasi perspektif apa yang ditawarkan. 

 

Ingin Lepas dari Kesan Kota Vulgar

Dulu Kotor dan Bau, Ini Penampakan Kanal di Belanda Sekarang
Suasana kanal di Amsterdam, Belanda (April 2017). Meskipun pada abad ke-19 kotor dan dipenuhi limbah, kini kanal-kanal di Belanda yang memiliki panjang lebih dari seratus kilometer menjadi objek wisata terkenal di dunia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dibanding mencari sensasi dan hiburan vulgar, kampanye ini mempromosikan sisi kota yang bebas dari perilaku transgresif dan pesta bujangan yang gaduh. Ibu kota Belanda juga sudah meluncurkan kuis pra-perjalanan bagi pengunjung, termasuk pertanyaan terkait narkoba guna menghalangi wisatawan yang hanya ingin bersuka ria.

Amsterdam telah meluncurkan situs web di mana mereka yang merencanakan liburan ke kota tersebut dapat mengikuti kuis tentang tujuan kunjungan mereka. Disebut Amsterdam Rules, peraturan ini diharapkan dapat mengarahkan pengunjung mempertimbangkan kembali rencana aktivitas mereka di kota tersebut.

Jika setuju dengan jawaban seperti menginginkan tur berpemandu ke pekerja seks atau penjelajahan pub, situs web tersebut akan menjawab bahwa aktivitas tersebut sekarang dilarang dan menyatakan bahwa kota tersebut bukanlah tujuan terbaik bagi Anda.

Pertanyaan lain akan berupa, "Produk terkenal apa yang ingin Anda coba?" dan menawarkan pilihan stroopwafels, poffertjes (mini pancake), tulip, molly (bahasa gaul untuk ekstasi), dan kokain.

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia
Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya