Liputan6.com, Jakarta - Healing di Jakarta terdengar asing, mengingat kota metropolitan sarat akan keseharian penuh stres, namun juga bisa terasa akrab. Di antaranya, kawasan Cikini dan Gondangdia di Jakarta Pusat bisa jadi salah satu wajah destinasi untuk rehat, setidaknya dalam 24 jam.
Ulasan ini merupakan anggukan pada "rumah" redaksi Liputan6.com, yang genap berusia 24 tahun hari ini, Sabtu (24/8/2024). Berkantor di RP Soeroso 18 membuat kami cukup familiar dengan tujuan kuliner, tempat rekreasi, maupun akomodasi di area ini. Serunya, penjelajahan tengah kota ini bisa dilakukan dengan hemat.
Baca Juga
Sarapan di Mana?
Berawal di pagi hari, ada beberapa spot sarapan di kawasan Cikini. Yang paling populer tentu Bubur Ayam Cikini H.R. Suleman, atau yang tenar disebut Burcik. Makan di sini tentu tidak hanya soal mengenyangkan perut, namun nostalgia, mengingat tempat makan berlokasi di Jl. Cisadane No.121 ini sudah buka dari tahun 60-an.
Advertisement
Suasana tempat makannya pun khas kios sederhana di Jakarta. Semangkuk bubur nikmat bisa disantap dengan membayar Rp26 ribu, dan Rp29 ribu bila ingin menambah telur.
Opsi lainnya berjarak sekitar 800 meter dari Burcik, membuat Anda bisa menyantap "menu sarapan orang Jakarta," yaitu mi ayam. Salah satu mi ayam gerobakan favorit warga Cikini adalah Mie Ayam Jack di depan RS PGI Cikini.
Jangan tertipu pada visual sederhananya, karena kedai mi ayam ini sudah eksis sejak tahun 70-an. Racikan bumbu ayam dan minyak ayam, dipadu mi kenyal, yang dibanderol hanya belasan ribu rupiah, tentu sulit untuk ditolak.
Menghabiskan Waktu di Perpustakaan Jakarta
Perut sudah kenyang, Anda bisa melipir ke Perpustakaan Jakarta untuk rehat, ngadem, sekaligus baca-baca buku. Per 18 April 2024, Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin tidak lagi mewajibkan pengunjung melakukan reservasi online
"Cukup daftarkan dirimu sebagai anggota di Jaklitera, lalu tunjukan barcode anggota yang terdapat pada halaman akun Jaklitera kamu pada petugas kami," bunyi keterangan unggahan Instagram Perpustakaan Jakarta.
Koleksi buku di sini terbilang lengkap, bahkan untuk kategori populer seperti fiksi. Maka itu, jangan kaget mendapati pengunjungnya jadi sangat ramai di akhir pekan. Selain itu, ada beberapa acara yang biasanya terselenggara, termasuk bedah buku, jadi pastikan mengecek akun media sosial mereka untuk tahu agenda di hari Anda berkunjung.
Kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) secara keseluruhan sebenarnya bisa dijelajah hampir seharian, karena fasilitasnya cukup lengkap. Walau Teater Bintang Planetarium belum juga dibuka untuk umum, di waktu-waktu tertentu, Anda bisa menikmati pentas seni lain secara cuma-cuma.
Di samping, sering ada pameran yang bisa disambangi gratis. Menyamakan jadwal kunjungan dengan pertunjukan yang menarik tentu bukanlah ide buruk.
Advertisement
Makan Siang sampai Ngopi Santai
Jalan kaki 450 meter dari TIM, Anda akan menemukan Rumah Makan Padang Citra Bundo yang jadi andalan warga Cikini. Antreannya bisa cukup mengular di waktu makan siang. Maka itu, saya sarankan datang sebelum pukul 12.00 atau setelah pukul 13.00 WIB.
Menu yang disajikan beragam, layaknya warung makan padang pada umumnya. Di antaranya, ada rendang, tunjang, cincang, ayam gulai, dan babat yang nikmat. Harga nasi, satu lauk, ditambah sambal, sayur, dan kuah, rata-rata Rp20 ribuan. Itu juga sudah dapat segelas teh tawar hangat.
Berlanjut, Cikini memang punya beberapa kedai kopi legendaris, namun bila Anda sedang melakukan penjelajahan ramah di kantong, rantai kedai kopi, seperti TOMORO COFFEE, Kopi Kenangan, dan Fore Coffee, bisa jadi alternatif. Tapi bila ingin menghabiskan sore dengan ngopi di Gondangdia, Anda bisa menyambangi Toko Kopi Djawa.
Sebelumnya, Anda bisa menerbitkan kebiasaan lama, atau malah memulai hal baru, dengan mengirim postcard di Kantor Pos Cikini, yang merupakan tetangga Rumah Makan Padang Citra Bundo. Sambil berada di dalam, Anda bisa menikmati arsitektur bangunan bersejarah berusia ratusan tahun.
Santap Malam di Gondangdia
Area sekitar Stasiun Gondangdia telah terkenal sebagai destinasi wisata kuliner yang menarik. Ada banyak sajian yang bisa dipilih, mulai dari jajanan, seperti batagor, cilok, dan otak-otak, sampai menu makan berat, termasuk bakso malang, nasi goreng, dan mi nyemek.
Ragam makanan ini bisa dibeli dengan harga cukup terjangkau, rata-rata belasan ribu rupiah. Tidak sampai di situ saja, karena berjarak sekitar 450 meter dari Stasiun Gondangdia, ada Ayam Afrika, yakni sajian ayam goreng dengan bawang bombai dan sambal kari nan khas, yang tidak kalah lezat.
Nasi dan lauk dibanderol sekitar Rp20 ribuan. Di sini, saya selalu memesan es jeruk, yang entah kenapa tidak pernah gagal. Rasa manis dan asamnya seimbang, cocok untuk menghilangkan dahaga dan mengusir sensasi berminyak dari ayam goreng.
Menggenapkan kunjungan jadi 24 jam, Anda tentu bisa menginap di hotel sekitar Cikini dan Gondangdia. Melansir Traveloka, ada beberapa akomodasi berbujet kurang dari Rp450 ribu, yakni D'Paragon Menteng Jakarta, Whiz Hotel Cikini, ibis budget Jakarta Cikini, Daima Norwood Hotel, dan Hotel Alia Cikini.
Fasilitas transportasi umum di kawasan ini juga sudah memadai, mulai dari KRL, TransJakarta, sampai JakLingko. Anda tentu juga bisa berjalan kaki, karena fasilitas trotoar di sini sudah cukup baik, kendati masih dipakai untuk parkir di waktu-waktu tertentu. Jadi, kapan kembali lagi ke Cikini dan Gondangdia?
Advertisement