Di Balik Dapur Produksi Teater Musikal yang Kian Digandrungi dan Asa Merangkul Lebih Banyak Penonton

Apa bedanya memang teater musikal dengan pementasan teater pada umumnya?

oleh Asnida Riani diperbarui 31 Agu 2024, 10:01 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2024, 10:00 WIB
Teater Musikal
Teater Musikal "Keluarga Cemara." (dok. Indonesia Kaya)

Liputan6.com, Jakarta - "Bagaimana nasib seni pertunjukan? Bagaimana teater musikal nantinya? Bagaimana wajahnya setelah pandemi?" pertanyaan-pertanyaan itu akrab muncul setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, saat sejumlah pementasan seni terpaksa berhenti atau berubah format jadi tayangan daring, karena pandemi COVID-19.

Kini, setelah wabah mereda dan keseharian kembali normal, judul-judul teater musikal silih berganti muncul. Tiket pertunjukan demi pertunjukan bahkan ludes terjual. Jadi, apakah bisa dikatakan bahwa saat ini merupakan momen kebangkitan teater musikal?

Sebagai awalan, Direktur Program Indonesia Kaya Renitasari Adrian menjelaskan bahwa bagi pihaknya, teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan unsur drama, musik, dan tari untuk menyampaikan cerita secara lebih dinamis dan emosional.

"Teater musikal memungkinkan penonton merasakan cerita dengan lebih intens melalui melodi yang memikat dan koreografi nan memukau, menjadikannya sebagai pengalaman teater yang lebih hidup dan menyentuh," ungkapnya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Agustus 2024.

"Bagi kami," ia menyambung. "Teater musikal adalah cara merayakan dan mengembangkan seni pertunjukan di Indonesia dengan menghadirkan karya-karya yang kreatif, inovatif, dan mampu menjangkau penonton dari berbagai kalangan."

Saat terlibat dalam produksi sebuah lakon teater musikal, Renita mengatakan, Indonesia Kaya ingin memastikan bahwa itu tidak hanya berkualitas tinggi, tapi relevan dan mampu berdampak positif pada perkembangan seni pertunjukan di Indonesia. "Salah satu aspek yang jadi perhatian kami, apakah tema yang diangkat mencerminkan nilai-nilai dan warisan budaya Indonesia," serunya.

Apa yang Melatarbelakangi Kesuksesan Sebuah Pertunjukan Teater Musikal?

Teater Musikal "INTERAKSI"
Pementasan Teater Musikal "INTERAKSI" oleh JKT Movin yang ceritanya mengadaptasi lirik lagu TULUS di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, 16 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Di samping itu, Indonesia Kaya menimbang sejauh mana produksi teater musikal menawarkan pendekatan baru, baik dari segi cerita, musik, koreografi, serta desain panggung yang mampu memberi pengalaman yang segar dan inovatif bagi penonton.

"Harapannya, teater musikal bisa memberi ruang untuk mendukung pertumbuhan seniman-seniman muda," ia menambahkan. "Secara keseluruhan, kami tidak sekadar memberi bantuan dana, tapi sebagai mitra kreatif yang membantu memastikan bahwa setiap pementasan teater musikal tidak hanya berhasil secara teknis, namun berkontribusi berarti bagi ekosistem seni di Indonesia."

Menurut Renita, cerita yang kuat dan relevan adalah fondasi dari setiap teater musikal yang sukses. Ia berbagi, "Naskah harus mampu menggugah emosi penonton dan menghadirkan alur yang menarik dengan karakter yang mendalam. Ada juga komposisi musik yang mampu menyentuh emosi penonton, apalagi dengan lagu-lagu yang mudah diingat penonton, sehingga itu terngiang di kepala penonton setelah keluar dari gedung pertunjukan."

Selain itu, teater musikal tentu membutuhkan aktor yang mampu mendalami karakter, serta menyampaikan emosi melalui suara dan gerakan. "Itu semua diramu sutradara yang memiliki visi yang jelas dan kreativitas tinggi, sehingga semua aspek dapat terjalin dengan baik di atas panggung dan memukau penonton," sebut Renita.

Kian Populernya Pertunjukan Teater Musikal

Teater Musikal
Teater Musikal "Keluarga Cemara." (dok. Indonesia Kaya)

Kini, pihaknya melihat peningkatan signifikan dalam minat dan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan, termasuk teater musikal. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya produksi teater musikal yang berkualitas, baik dari segi cerita, musik, akting, maupun tata panggung yang membantu membangun reputasi teater musikal sebagai bentuk hiburan yang berkelas dan layak untuk dinikmati khalayak luas.

"Hal ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya rekan media yang senantiasa hadir dan mendukung penyebarluasan informasi yang berkualitas dan bermanfaat," kata Renita. "Selain, didukung oleh perkembangan teknologi."

"Dengan semakin banyaknya pilihan hiburan, penonton Indonesia mencari bentuk hiburan yang tidak hanya menghibur, tapi juga memberi pengalaman yang mendalam. Teater musikal memenuhi kebutuhan ini dengan menyajikan kombinasi antara cerita yang kuat, musik, tarian, dan visual yang memukau."

Renita menyebut, tingginya antusias penonton terhadap teater musikal bisa dilihat dari pementasan yang mampu tayang lebih dari tiga kali dan tiket yang selalu habis terjual. Ia mencontohkan pementasan "Interaksi" oleh Jakarta Movin pada Agustus 2024 yang menambah pementasan jadi 12 kali pertunjukan dan laris terjual.

Merangkul Penonton Teater Musikal yang Lebih Luas

Teater Musikal "INTERAKSI"
Pementasan Teater Musikal "INTERAKSI" oleh JKT Movin yang ceritanya mengadaptasi lirik lagu TULUS di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, 16 Agustus 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Renita menyambung, "Ada juga panggung musikal 'Keluarga Cemara' yang show hingga hampir 30 hari dan penjualan tiket rata-rata 80 persen. Ini menunjukkan bahwa sudah mulai terbentuk pasar penikmat seni pertunjukan musikal yang harus terus kita bina agar semakin berkembang," ujar dia.

Tidak hanya di Indonesia, awal tahun ini, dikutip Sabtu (31/8/2024), Vox menulis bahwa pertunjukan Broadway yang sekarang sukses cenderung berupa musikal jukebox dan show berdasarkan film-film terkenal yang sudah diketahui publik. Bila Indonesia punya "Keluarga Cemara," "Back to the Future: The Musical" jadi contoh di panggung luar negeri.

Menjaga momentum kebangkitan teater musikal tentu harus dibarengi dengan memperluas jangkauan penonton agar ekosistem pertunjukan terbentuk secara sehat. Renita berkata, "Variasi harga tiket untuk menarik audiens yang lebih luas bisa dilakukan, terutama mereka yang baru mencoba menonton pertunjukan musikal."

"Dengan menawarkan tiket pada berbagai kisaran harga, termasuk tiket berharga terjangkau, lebih banyak orang akan merasa terdorong mencoba menonton pertunjukan ini tanpa terbebani secara finansial," ungkapnya. "Media sosial dan platform digital juga dapat membantu menjangkau audiens lebih muda dan dinamis melalui berbagai konten interaktif yang bisa menarik perhatian mereka yang belum familiar dengan teater musikal."

Menurut Renita, membentuk ekosistem seni pertunjukan merupakan pekerjaan rumah bersama. "Itu tidak dapat hanya dilakukan Indonesia Kaya saja. Perusahaan-perusahaan lain bisa memberi atensi dan kontribusi untuk mendukung seni pertunjukan panggung Indonesia agar dapat lebih maju lagi," tandasnya.

Infografis Kelompok Seni Teater Populer di Indonesia. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Infografis Kelompok Seni Teater Populer di Indonesia. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya