Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu seorang penumpang buang air kecil di pesawat, memicu keributan di dalam kabin. Tindakan ini mengganggu penumpang lain dan menciptakan suasana tidak nyaman. Dalam suasana yang buruk itu, awak pesawat terpaksa mendaratkan pesawat lebih cepat dari jadwal semula dengan berbagai alasan, salah satunya demi menjaga ketertiban antar penumpang yang bepergian.
Dikutip dari NY Post pada Jumat, 8 November 2024, insiden itu sepertinya semakin menegaska istilah para penumpang memperlakukan pesawat seperti toilet bersayap. Peristiwa itu terjadi pada penerbangan Ryanair yang berusaha mempercepat pendaratannya setelah beberapa penumpang terlibat dalam perilaku mengganggu itu, termasuk buang air kecil di lorong pesawat
Advertisement
"Ini sekarang menjadi masalah bagi kepolisian setempat," kata perwakilan Ryanair kepada The Independent, menjelaskan gangguan yang terjadi pada Senin, 4 November 2024, dalam penerbangan FR3152 dari Derby, Inggris, menuju Tenerife, pulau Canary terbesar di Spanyol.
Advertisement
Sebelum insiden buang air kecil, suasana penerbangan yang berlangsung selama empat setengah jam itu sudah terlihat kacau karena beberapa penumpang membuat keributan yang tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Beberapa sumber mengatakan kepada Travel and Tour World dari kekacauan itu berujung pada insiden yang menjijikkan.
Karena khawatir akan keselamatan dan kenyamanan penumpang, awak pesawat segera menginformasikan pengawas lalu lintas udara bahwa mereka perlu mempercepat pendaratan di Tenerife. Mereka juga meminta bantuan pihak berwenang saat tiba di tujuan.
Tanggapan Otoritas Darat
Sebagai respons, otoritas darat memprioritaskan pendekatan mereka dengan memperpendek rute penerbangan jika memungkinkan dan mengatur lalu lintas di sekitar pesawat untuk memastikan koordinasi dengan polisi, menurut unggahan di X (dulunya Twitter) oleh pengawa lalu lintas udara yang dilaporkan Travel and Tour World.
Sesampainya di Bandara Tenerife, pesawat tersebut disambut oleh polisi setempat. "Para penumpang dipindahkan," menurut perwakilan Ryanair. Mereka yang terlibat dalam keributan bisa dikenakan hukuman berat karena perilaku tidak tertib selama penerbangan. Pelanggaran semacam ini dapat berujung pada denda, larangan bepergian, atau bahkan hukuman penjara.
Sebagai contoh, pada musim panas lalu, seorang penumpang didenda hampir 400 dolar AS (sekitar Rp6,4 juta) karena buang air kecil di cangkir selama penundaan setelah mendarat di Bandara Internasional Kingsford Smith, Australia. Meskipun hukuman diberikan tergolong sangat berat, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) melaporkan peningkatan insiden penumpang tidak tertib, seperti pelecehan, ancaman, dan tindakan yang membahayakan keselamatan penerbangan.
Advertisement
Kasus Pelanggaran Lainnya yang Baru Terjadi
Baru baru ini, seorang penumpang yang tidak tertib berusaha membuka pintu darurat dalam penerbangan dari Brasil ke Panama. Aksinya digagalkan setelah penumpang lain memukulinya hingga babak belur dan menahannya untuk diserahkan kepada pihak berwenang.
Dikutip dari NY Post pada Jumat, 8 November 2024, kejadian itu terjadi pada Selasa, 5 November 2024, di pesawat Copa Airlines. Seorang jurnalis foto, Cristiano Carvalho, 51 tahun, merekam kejadian kacau tersebut dan menyatakan bahwa "seorang pramugari mulai berteriak, dan yang lain mencoba menahannya, tetapi tidak berhasil karena dia terlalu kuat."
Penerbangan berjalan lancar hingga 30 menit sebelum mendarat, ketika seorang penumpang bergegas ke bagian belakang pesawat. Dengan pisau plastik dari nampan makanannya, ia mencoba menyandera seorang pramugari dengan tujuan membuka pintu pesawat.
"Dia melewati pintu darurat belakang setelah peringatan itu," ungkap Carvalho. "Kemudian dia mulai bergerak maju dan mencoba membukanya."
Para penumpang yang panik segera melawan pria tersebut untuk menghentikan aksinya. Meskipun awalnya melawan karena kekuatan pria itu, akhirnya orang-orang berhasil menahannya setelah memukulinya hingga berdarah.
Rekaman yang beredar menunjukkan para penumpang memegangi pria tersebut, yang wajahnya tampak berdarah. Sementara awak pesawat mengikat pergelangan tangannya dengan tali.
Dalam pernyataan terbaru, perwakilan Copa Airlines mengonfirmasi bahwa setelah mendarat di Panama, tim keamanan nasional memasuki pesawat dan mengeluarkan penumpang tersebut, yang kemudian dibawa ke otoritas kehakiman. Foto-foto yang diambil setelah pendaratan menunjukkan penjahat yang babak belur itu dibawa keluar pesawat dengan tangan diborgol.
Pentingnya Menghargai Hak Setiap Penumpang Saat Naik Pesawat
Menghargai hak setiap penumpang sangat penting untuk menjaga kenyamanan selama penerbangan. Andrew Henderson, seorang pramugari dengan pengalaman 20 tahun, menyatakan bahwa kursi yang ditendang adalah keluhan umum di pesawat.
"Saya pikir kita semua harus bersikap lebih baik satu sama lain. Jika seseorang menendang kursi Anda, Anda harus menjadi dewasa dan berbicara kepada orang tersebut," ujar Andrew.
Ia menekankan pentingnya komunikasi untuk mencegah rasa frustrasi sebelum hal tersebut terjadi. Sementara mengenai jendela pesawat, Andrew mengatakan, jika ada penumpang yang ingin tirai jendela ditutup selama penerbangan, mereka harus berbicara dengan penumpang di sebelahnya untuk mencari solusi.
Samantha Brown, pembawa acara TV dan pakar perjalanan, lebih tegas dalam hal ini. Menurutnya, penumpang yang duduk di dekat jendela berhak menutup tirai jika mereka menginginkannya.
"Orang yang duduk di dekat lorong tidak bisa menyuruh orang yang duduk di dekat jendela untuk menurunkan tirai," katanya.
Andrew Henderson juga mengingatkan bahwa jika seseorang terlalu mementingkan diri sendiri dengan menutup tirai tanpa meminta izin, bisa memicu pertengkaran. Ia menekankan bahwa komunikasi yang hati-hati sangat diperlukan agar tidak menyinggung penumpang lainnya.
Advertisement