Liputan6.com, Jakarta - Priyanka Gandhi Vadra, politisi keturunan Nehru-Gandhi yang berkuasa di India, telah memicu badai politik dengan membawa tas yang menyatakan dukungan terhadap Palestina. Aksesori tersebut menuai kritik dari anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) nasionalis Hindu yang berkuasa, yang menuduhnya mencoba menyanjung umat Muslim.
Melansir SCMP, Kamis (19/12/2024), tas Gandhi bertuliskan "Palestina" dan menampilkan semangka, simbol solidaritas dengan warga negara Palestina. Sebelumnya, ia membuat komentar di media sosial yang mengutuk tindakan Israel di Gaza sebagai "genosida yang mengerikan."
Pihak berwenang di Gaza melaporkan bahwa, hingga Senin, 16 Desember 2024, lebih dari 45 ribu orang meninggal dunia akibat serangan Israel dalam 14 bulan terakhir. Abed Elrazeg Abu Jazer, Kuasa Usaha di Kedutaan Besar Palestina di India, baru-baru ini bertemu Gandhi untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pemilihan umum di Wayanad, India selatan.
Advertisement
Itu memungkinkan Gandhi melakukan debut parlementer di sesi musim dingin yang sedang berlangsung. Manoj Tewari, anggota parlemen dari BJP, mengecam tindakan Gandhi sebagai "upaya menyanjung" kaum minoritas Muslim di India.
"Mereka tidak melakukan hal baik apapun bagi komunitas Muslim. Mereka menggunakan berbagai agenda untuk mendapatkan suara. Kini, rakyat negeri ini tahu trik ini," katanya, menurut laporan media lokal. Sindiran serupa diutarakan Kepala Menteri Uttar Pradesh (UP), Yogi Adityanath, yang curiga terhadap motif terselubung Gandhi.
Adityanath mengatakan, "Seorang pemimpin Kongres terlihat berjalan di sekitar Parlemen sambil membawa tas Palestina, sementara kami mengirim pemuda kami ke Israel untuk mencari pekerjaan. Sebanyak 5,6 ribu orang dari UP merupakan bagian dari proyek konstruksi di Israel."
Israel Rekrut Pekerja India
Adityanath mengatakan bahwa para pemuda India mendapat gaji yang besar dan "jaminan keselamatan penuh." Pemerintah Israel telah merekrut pekerja India untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang kritis di industri konstruksinya.
Itu muncul setelah mereka mencabut izin kerja semua warga Palestina setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Ketika wartawan lokal bertanya tentang pernyataan para pemimpin BJP, Gandhi mengatakan bahwa ia telah menjelaskan suaranya tentang Palestina di media sosial dan tidak seorang pun berhak mempertanyakan pilihan aksesorinya.
"Itulah patriarki yang khas, Anda memutuskan apa yang dikenakan perempuan. Saya tidak setuju dengan itu. Saya akan mengenakan apa yang saya inginkan," katanya. Gandhi juga menepis pernyataan Adityanath dan mengecamnya karena mengirim pemuda ke zona perang di Israel untuk "bekerja," menyebutnya sebagai sumber rasa malu, alih-alih sebuah prestasi.
Dalam gestur publik lain yang ditujukan pada BJP, Gandhi membawa tas yang berbeda ke parlemen pada hari berikutnya. Aksesori itu menunjukkan dukungan terhadap minoritas Hindu di Bangladesh yang telah menghadapi serangan selama kerusuhan politik yang menyebabkan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina digulingkan.
Advertisement
Bela Kaum Minoritas
Analis mengatakan Gandhi memilih tasnya untuk menunjukkan dukungan terhadap minoritas yang tertindas, terlepas dari agamanya. "Dalam konteks yang lebih luas, dia benar karena dia mendukung Palestina bukan karena umat Islam, tapi karena rakyatnya yang tertindas," kata Ajay Darshan Behera, seorang profesor studi internasional di Universitas Jamia Millia Islamia di Delhi.
"Dengan kata lain, dia mengatakan bahwa saya menentang penindasan di mana pun terhadap kaum minoritas, terlepas dari komunitas agama mereka," ia menambahkan.
India secara historis menunjukkan solidaritas dengan Palestina, tapi hubungan itu memudar dalam beberapa tahun terakhir. Itu jadi "tren" yang telah dipercepat selama pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi selama lebih dari satu dekade, meski tidak ada perubahan dalam posisi resmi negara tersebut.
New Delhi mendukung solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dengan mendirikan dua negara merdeka di wilayah bekas Mandat Palestina. Namun, para analis mengatakan telah terjadi pergeseran halus ke arah kubu Israel sejalan fokus pemerintah untuk menarik dukungan dari mayoritas penduduk Hindu dengan mengorbankan minoritas Muslimnya.
Tindakan yang Berani
New Delhi telah mencoba menyeimbangkan posisinya dalam konflik tersebut dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Behara mengatakan, tas Priyanka menuai kecaman dari BJP karena partai yang berkuasa memantau dengan cermat tindakan keluarga Gandhi, termasuk saudara kandungnya Rahul Gandhi, untuk menangkap mereka yang melakukan kesalahan, karena mereka adalah pemimpin oposisi.
Keluarga Gandhi, yang meliputi ibu Priyanka, Sonia, dan neneknya, mantan Perdana Menteri Indira Gandhi, sebagian besar telah memimpin partai Kongres sejak kemerdekaan India pada 1947. Dari semua partai politik di India, partai Kongres memiliki kekuasaan terlama, tapi telah mengalami penurunan dukungan selama dekade terakhir.
Sementara itu, BJP telah bangkit dengan menarik basis pemilih Hindu utamanya dan menjanjikan pembangunan ekonomi yang lebih cepat. Priyanka dianggap beberapa pemilih India sebagai sosok yang lebih pandai berbicara daripada saudaranya Rahul, dan sering dibandingkan dengan Indira Gandhi.
Analis lain mengatakan bahwa perbedaan antara mendukung rakyat Palestina dan mendukung kelompok militan garis keras telah kabur di kalangan penganut Hindu sayap kanan di India. "Saya pikir (tas Priyanka) adalah sebuah tindakan yang berani karena dia tidak mengabaikan sentimen mayoritas umat Hindu dan organisasi yang berafiliasi dengan BJP," kata Nilanjan Mukhopadhyay, seorang komentator politik independen, yang memuji pertemuannya dengan duta besar Palestina.
Advertisement