Sisa Bangkai Bebek Ditemukan di Kedua Mesin Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan Akhir Desember 2024

Otoritas Korea Selatan akhirnya merilis laporan awal kecelakaan pesawat Jeju Air dengan menyebutkan temuan sisa bangkai bebek di kedua mesin.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 27 Jan 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 14:00 WIB
Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan Korea Selatan, Begini Penampakannya
Otoritas setempat masih terus mengumpulkan bukti di lokasi kejadian. (JUNG YEON-JE/AFP)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mulai merilis laporan awal soal kecelakaan pesawat Jeju Air pada 29 Desember 2024 pada Senin (27/1/2025). Salah satunya mengungkapkan bahwa ditemukan bangkai bebek pada kedua mesin pesawat Jeju Air yang terbakar itu.

Dalam laporan setebal enam halaman yang dirilis oleh otoritas Korea Selatan disebutkan bahwa kedua mesin jet Boeing 737-800 tersebut mengandung DNA dari Bebek Baikal, jenis bebek yang biasa bermigrasi ke Korea Selatan di musim dingin dalam kawanan besar. Meski begitu, laporan tersebut tidak memberikan kesimpulan awal tentang dugaan penyebab pesawat tersebut mendarat tanpa roda dan alasan perekam data penerbangan berhenti merekam empat menit terakhir penerbangan.

Penerbangan Jeju Air dari Bangkok tersebut terpaksa mendarat darurat di landasan pacu Bandara Muan hingga menabrak dinding beton yang berisi peralatan navigasi, yang disebut localiser. Setelah menabrak tanggul, pesawat langsung terbakar dan meledak sebagian. Sebanyak 179 dari 181 orang yang ada di pesawat tewas.

"Kedua mesin terkubur di gundukan tanah tanggul, dan bagian depan pesawat tersebar hingga 30-200 meter dari tanggul," kata laporan itu, yang menyertakan beberapa gambar baru dari lokasi kecelakaan, dikutip dari Chanel News Asia.

Localiser membantu navigasi pesawat yang mendekati landasan pacu. Para ahli menilai 'struktur yang terbuat dari beton bertulang dan tanah di Bandara Muan yang menopang antena sistem kemungkinan besar berkontribusi pada tingginya jumlah korban tewas'.

Penyelidikan akan membongkar mesin, memeriksa komponen secara mendalam, menganalisis data dalam penerbangan dan kontrol lalu lintas udara, dan menyelidiki tanggul, localiser, dan bukti tabrakan burung, kata laporan itu tentang langkah selanjutnya. Semua kegiatan investigasi ini bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan yang akurat.

Laporan Awal Belum Jawab Banyak Tanda Tanya

Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan Korea Selatan, Begini Penampakannya
Pesawat Jeju Air berjenis Boeing 737-800 jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer sebelah barat daya Seoul pada tanggal 29 Desember 2024. (JUNG YEON-JE/AFP)... Selengkapnya

Laporan tersebut menyoroti sebagian besar temuan awal para penyidik Korea Selatan yang dibagikan kepada keluarga korban pada Sabtu, 25 Januari 2025, termasuk kesadaran pilot tentang kawanan burung pada pendekatan terakhir pesawat. Waktu pasti tabrakan burung yang dilaporkan oleh pilot masih belum dikonfirmasi, bunyi laporan kecelakaan tersebut.

Meski begitu, pesawat menyatakan darurat (Mayday x 3) untuk tabrakan burung selama berputar di udara. Laporan tersebut tidak menyebutkan apa yang mungkin menyebabkan Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) berhenti merekam secara bersamaan tepat sebelum pilot menyatakan darurat.

"Pesawat tersebut berada di ketinggian 152 meter dan terbang dengan kecepatan 298 km/jam sekitar 2 km dari landasan pacu pada saat perekam penerbangan berhenti merekam," katanya.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan PBB, mewajibkan para penyidik kecelakaan untuk membuat laporan awal dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan dan mendorong laporan akhir untuk dipublikasikan dalam waktu 12 bulan. Dewan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan telah membagikan laporannya kepada ICAO, Thailand, dan Amerika Serikat dan Prancis, yang merupakan negara asal produsen pesawat dan mesin, kata seorang pejabat pada hari ini.

Perketat Pengawasan Maskapai Berbiaya Murah

Jeju Air
Pesawat Jeju Air. (dok. Instagram @jejuair_official/https://www.instagram.com/p/CzdYTDXpbEY/)... Selengkapnya

Menyusul kecelakaan Jeju Air, Korea Selatan berencana memperketat pengawasan terhadap maskapai berbiaya murah (LCC) dan memberi sanksi pada maskapai yang gagal memenuhi standar keselamatan operasional yang ditingkatkan. Keputusan diumumkan Menteri Transportasi Korea Selatan, Park Sang Woo, dalam pertemuan dengan CEO dari sembilan LCC domestik, termasuk Jeju Air, T'way Air, Eastar Jet, dan Jin Air.

Dikutip dari Korea Joongang Daily, Sabtu, 25 Januari 2025, pihak berwenang bermaksud meningkatkan kriteria penilaian keterampilan personel perawatan. Peraturan saat ini menganggap siapa pun yang memiliki pengalaman lebih dari dua tahun sebagai "terampil," standar yang dianggap tidak memadai oleh pengamat industri.

Kementerian juga mengklaim akan meningkatkan proses pemeriksaan untuk akuisisi pesawat baru dan memberlakukan evaluasi lebih ketat untuk menyetujui rute penerbangan baru. Jika maskapai penerbangan ditemukan memiliki tingkat keselamatan di bawah standar selama inspeksi, pemerintah berencana memberikan sanksi berat, termasuk penangguhan sertifikat operasional.

Selain itu, maskapai penerbangan dengan insiden keselamatan atau pelanggaran peraturan yang sering terjadi akan dikenakan pengungkapan informasi terkait keselamatan. LCC juga mengumumkan rencana mengamankan waktu perawatan tambahan dengan mengurangi tingkat pemakaian pesawat.

Sosok Penting dalam Penyelidikan Kecelakaan Jeju Air Tewas

Rekaman Terakhir Pilot Jeju Air Berusaha Selamatkan Pesawat dan Seluruh Penumpang yang Berakhir dengan Tragedi
Proses pengangkatan puing-puing pesawat Jeju Air yang terbakar di Bandara Muan, Minggu, 29 Desember 2024.(YONHAP / AFP)... Selengkapnya

Di tengah proses investigasi, sosok kunci dalam penyelidikan diberitakan ditemukan meninggal di rumahnya. Mengutip Koreaboo, Rabu, 22 Januari 2025, Son Chang Wan, mantan kepala Korea Airports Corp, ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Kematian Son dilaporkan di tengah penyelidikan intensif mengenai kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan tersebut.

Menurut laporan polisi yang dirilis Selasa, 21 Januari 2025, waktu setempat, Son ditemukan tidak bernyawa di kediamannya. Pihak berwenang saat ini sedang menyelidiki penyebab kematian Son yang dianggap menambah lapisan misteri baru pada penyelidikan yang sudah rumit ini.

Son menjabat sebagai Kepala Korea Airports Corp dari 2018 hingga 2022. Selama masa kepemimpinannya, localizer sistem pendaratan instrumen di Bandara Internasional Muan mengalami renovasi. Struktur beton yang menampung localizer tersebut jadi sorotan setelah kecelakaan pesawat Jeju Air pada Desember 2024.

Pesawat tersebut tergelincir di landasan pacu tanpa roda pendaratan yang diperpanjang dan menabrak localizer, yang didesain ulang pada 2020 saat Son masih menjabat. Gundukan beton yang menampung localizer tersebut telah jadi kontroversi.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan telah mengumumkan rencana menyelidiki lebih lanjut kecelakaan dan gundukan beton tersebut. Penyelidikan ini bertujuan mengungkap apakah ada kelalaian atau kesalahan dalam proses renovasi yang berkontribusi pada tingginya jumlah korban.

Infografis Petaka Pesawat Jeju Air Hangus Terbakar di Bandara Muan Korsel
Infografis Petaka Pesawat Jeju Air Hangus Terbakar di Bandara Muan Korsel. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya