Bocah 10 Tahun Tewas Tersedak Permen Jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong

Kementerian Kesehatan Malaysia mengeluarkan larangan penjualan gummy candy berukuran besar yang hampir sebesar bola pingpong setelah kematian seorang anak laki-laki berusia 10 tahun akibat tersedak. Kementerian menekankan pentingnya pengawasan orang tua dan mengingatkan bahaya tersedak pada anak-anak.

oleh Dinny Mutiah Diperbarui 22 Feb 2025, 08:31 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 08:31 WIB
Bocah 10 Tahun Tewas Tersedak Permen Jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong
Ilustrasi permen jelly. (dok. Evie Fjord/Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun meninggal dunia setelah tersedak permen jelly. Bocah bernama Mohammad Fahmi Hafiz itu sempat dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (PICU) Rumah Sakit Penang (HPP) karena kondisinya kritis.

Bernama melaporkan bahwa bibi siswa kelas 4 SK Sungai Dua di Butterworth itu, Siti Farhani Muhammad Fikri mengatakan keponakannya meninggal dunia pada Kamis malam, 20 Februari 2025, pada pukul 23.00 waktu setempat di PICU HPP.

"Dia akan dimakamkan di kampung halaman neneknya di Permatang Binjai setelah semua proses rumah sakit selesai," katanya, dikutip dari The Star, Jumat, 21 Februari 2025. Fahmi pun dimakamkan pada Jumat pagi.

Insiden memilukan itu bermula dari Fahmi membeli permen jelly yang berukuran hampir seperti bola pingpong di luar lingkungan sekolah. Ia tersedak pada Rabu, 19 Februari 2025, hingga dilarikan ke rumah sakit.

Menyusul insiden tersebut, Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan bahwa permen jelly jumbo itu melanggar persyaratan pelabelan yang ditetapkan dalam Peraturan Pangan 1985 dari Undang-Undang Pangan 1983 [Undang-Undang 281]. Dalam pernyataan pada Jumat, 21 Februari 2025, Kementerian melarang keras penjualan produk itu di semua platform online dan di pasar lokal.

Tindakan penegakan, termasuk penyitaan produk, akan dilakukan sesuai dengan peraturan ini. "Melalui Program Keamanan dan Kualitas Pangan, Kementerian ingin menginformasikan bahwa ukuran atau bentuk produk makanan tidak diatur dalam Peraturan Pangan 1985 dari Undang-Undang Pangan 1983, kecuali untuk 'manisan jeli terkontrol'," bunyi pengumuman tersebut.

 

Minta Orangtua Lebih Waspada

Bocah 10 Tahun Tewas Tersedak Permen Jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong
Ilustrasi permen jelly. (dok. Yes and Studio/Unsplash)... Selengkapnya

Kementerian menyatakan bahwa produk dengan diameter 45 milimeter atau kurang harus diberi label peringatan yang berbunyi 'PERINGATAN: DAPAT MENYEBABKAN BAHAYA TERSEDAK' dan pernyataan 'TIDAK SESUAI UNTUK ANAK DI BAWAH 3 TAHUN'. Pada saat bersamaan, masyarakat, terutama orangtua, diminta untuk mengawasi dan memberi tahu anak-anak mereka agar lebih berhati-hati saat memilih makanan, terutama yang menimbulkan risiko tersedak.

Bahaya tersedak merupakan risiko yang signifikan, terutama di kalangan bayi dan anak-anak kecil. Risiko ini meningkat ketika makanan tidak dikunyah dengan benar atau ditelan utuh. Kejadian tersedak lebih sering terjadi pada makanan yang keras, kenyal, kecil, dan bundar, karena makanan ini dapat dengan mudah tersangkut di saluran udara.

"Anak-anak harus selalu diawasi oleh orangtua atau wali saat mengonsumsi makanan apa pun," tambah kementerian. Kementerian mengatakan bahwa mereka akan terus memantau dan kegiatan penegakan keamanan pangan, serta mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari insiden serupa di masa mendatang.

Konsumen diimbau untuk menghubungi Kantor Kesehatan Distrik terdekat, Departemen Kesehatan Negara Bagian, atau mengunjungi situs web Sistem Manajemen Pengaduan Publik Kementerian Kesehatan (SISPAA) dan halaman Facebook PKKM  jika mereka mengkhawatirkan masalah keamanan pangan atau menyaksikan insiden keamanan pangan.

Permen Jelly Kreasi Mahasiswa Unair

Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan inovasi permen jelly ramah diabetes bernama Gummy Joy. Produk tersebut terbuat dari rumput laut dan stevia.
Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan inovasi permen jelly ramah diabetes bernama Gummy Joy. Produk tersebut terbuat dari rumput laut dan stevia. (Dok Unair)... Selengkapnya

Tentu tidak semua permen jelly membahayakan. Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya beberapa waktu lalu menciptakan inovasi permen jelly ramah diabetes bernama Gummy Joy. Produk tersebut terbuat dari rumput laut dan stevia.

Mengutip kanal Health Liputan6.com, Gummy Joy dirancang khusus untuk anak-anak yang kebanyakan suka dengan permen jelly. Inovasi itu berangkat dari makin meningkatnya angka diabetes pada anak di Indonesia. Pada Januari 2023, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis data prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023, dibandingkan dengan jumlah diabetes anak pada 2010 atau 0,028 per 100.000 anak dan 0,004 per 100.000 jiwa pada 2000.

Inovasi tersebut ia bawa di ajang kompetisi Komunitas Mahasiswa Muslim Unggul Indonesia (KAMMUI). Permen ini menggunakan pemanis dari daun stevia yang memiliki rasa manis seperti gula biasa, namun tanpa kalori dan glukosa, sehingga aman bagi penderita diabetes. Selain itu, bahan dasar rumput laut dipilih karena kaya akan antioksidan dan protein yang baik untuk pertumbuhan anak.

Targetkan Anak-anak Kecil

Bocah 10 Tahun Tewas Tersedak Permen Jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong
Ilustrasi permen jelly. (dok. Joanna Kosinska/Unsplash)... Selengkapnya

Menurut salah satu mahasiswa dalam tim pembuatan Gummy Joy, Rehan Fitrianto, pasar inovasi permen jelly itu menargetkan anak kecil yang cenderung menyukainya sebagai camilan. Selain itu, bentuk permen jelly akan lebih menarik bagi anak-anak.

"Dalam permen ini, kami menggunakan pemanis dari daun stevia yang mana memiliki rasa manis yang tidak berbeda dengan gula biasa. Namun, memiliki nol kalori dan tidak mengandung glukosa sehingga permen ini ramah penderita diabetes yang mana karbohidrat dapat meningkatkan gula darah," ungkap Rehan mengutip keterangan resmi Unair ditulis Senin, 23 Desember 2024.

Selain pemanis stevia, Gummy Joy juga menggunakan perasa dari ekstrak buah alami tanpa bahan perasa sintetis. Gummy Joy dibanderol dengan harga Rp30.000 per 200 gram, lebih terjangkau dibandingkan produk serupa di pasaran. 

Saat ini, Gummy Joy masih diproduksi dalam skala kecil. Tim berharap dapat bekerja sama dengan stakeholder untuk meningkatkan skala produksi dan menekan harga jual, sehingga dapat menjangkau lebih banyak konsumen.

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Infografis tampilan kekinian camilan tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya