Gunung Anjing di China Viral, Diburu Para Turis Pecinta Anabul

Sebuah foto gunung yang menyerupai kepala anjing di China menjadi viral di media sosial, menarik perhatian wisatawan dan memicu tren baru di kalangan pecinta anjing.

oleh Dinny Mutiah Diperbarui 27 Feb 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 08:00 WIB
Gunung Anjing di China Viral, Diburu Para Turis Pecinta Anabul
Gunung Anjing di China. (dok. Guo Qingshan/AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah gunung mendadak viral usai diunggah seorang desainer asal Shanghai, China, Guo Qingshan, pada Hari Valentine. Gunung yang dijuluki gunung anjing itu kini menjadi destinasi wisata baru, terutama para turis pecinta anak bulu (anabul).

Guo mendaki sebuah bukit saat mengunjungi kampung halamannya di Yichang, Provinsi Hubei, China Tengah, pada akhir Januari 2025. Saat sedang asyik berfoto, dia melihat sesuatu yang belum pernah diperhatikannya sebelumnya, yakni sebuah gunung berbentuk seperti kepala anjing yang menjulurkan kepala di tanah di sebelah Sungai Yangtze.

Moncongnya menjulur di tepi air. "Itu sangat ajaib dan lucu. Saya sangat gembira dan bahagia saat menemukannya," kata Guo, Mengutip CNN, Rabu (26/2/2025).

"Postur anjing itu seperti sedang minum air, atau sedang melihat ikan. Terlihat juga seperti dia sedang melindungi Sungai Yangtze dengan tenang," katanya lagi.

Unggahan Guo di aplikasi media sosial China Xiaohongshu, atau RedNote, mendapat 120.000 suka dalam waktu 10 hari. Di platform media Weibo, tagar #xiaogoushan — bahasa Mandarin untuk Gunung Anjing — menarik jutaan penonton.

Para pemilik anjing mulai mengunggah foto anabulmereka untuk membandingkan anjing mana yang paling mirip. Banyak orang langsung melakukan perjalanan ke lokasi di Yichang untuk menyaksikan gunung itu dengan mata kepalanya sendiri, dan beberapa bahkan membawa anjing mereka untuk berfoto.

Salah satunya Yang Yang yang tinggal sekitar 1,5 jam dari lokasi tersebut, berkendara ke sana bersama teman-temannya dan pudel abu-abu berusia 2 tahun bernama Yang Keyi. "Saya sangat senang melihat gunung itu," katanya. 

Banyak Warga China Baru Sadar

Gunung Anjing di China Viral, Diburu Para Turis Pecinta Anabul
Pengunjung berfoto dengan latar Gunung Anjing di China. (dok. Tan Yuanyi/AP)... Selengkapnya

"Saya selalu bepergian bersama anjing saya jika memungkinkan, jadi Gunung Anjing dan anjing saya yang kecil benar-benar cocok," sambung Yang Yang.

Gunung itu berada di Kabupaten Zigui di Yichang. Pengunjung dapat melihatnya dari dek observasi. Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China dan sungai terpanjang ketiga di dunia, mengalir melalui wilayah pegunungan tersebut.

Setelah foto Guo menjadi viral, banyak orang membagikan foto pemandangan yang sebelumnya mereka ambil dari dek yang sama, banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak menyadari pemandangan itu tampak seperti anjing. Beberapa membahas bagaimana penampilan anjing itu telah berubah selama bertahun-tahun.

Warga Yichang, Shi Tong, mengaku dia pernah melihat gunung itu sebelumnya dan mengunggah foto yang diambilnya dari lokasi tersebut pada 2021.

"Setelah saya melihat foto Gunung Anjing secara online, saya mencoba mencari tahu di mana lokasinya. Dan kemudian saya menyadari bahwa saya telah ke tempat ini sebelumnya. Saya juga berpikir itu tampak seperti anjing pada saat itu!" ujarnya.

 

Desa Salju Picu Amarah Wisatawan

Desa Wisata Ini Nekat Pakai Kapas untuk Pengganti Salju, Berujung Minta Maaf
Desa salju China minta maaf karena gunakan kapas sebagai pengganti salju. (sumber: The Paper China)... Selengkapnya

Bila Gunung Anjing membuat wisatawan penasaran, beda halnya dengan Desa Salju Chengdu di Provinsi Sichuan, China, yang terkenal dengan makanan pedas dan panda. Untuk menarik minat wisatawan selama liburan Tahun Baru Imlek, mereka mempromosikan tempat wisata yang menampilkan salju tebal menyelimuti atap kabin kayu.

Kenyataan di lapangan jauh dari harapan. Pengunjung yang berharap untuk berswafoto dengan latar belakang salju alami merasa kecewa dan marah setelah menyadari bahwa salju yang diiklankan sebenarnya adalah lembaran kapas besar.

Mengutip dari CNN, Kamis, 20 Februari 2025, foto-foto yang diunggah ke media sosial menunjukkan gumpalan kapas berserakan di ladang berwarna cokelat kehijauan dan tersangkut di cabang-cabang semak kecil. Bahkan, atap salah satu bangunan diselimuti oleh sesuatu yang tampak seperti bahan alas tidur, dengan bekas staples yang terlihat jelas.

Menyusul insiden tersebut, Desa Salju mengeluarkan permintaan maaf di media sosial, menyalahkan cuaca hangat yang tidak biasa di wilayah tersebut atas kegagalan atraksi mereka. "Untuk menciptakan suasana 'bersalju', desa wisata tersebut membeli kapas untuk salju... tetapi tidak mencapai efek yang diharapkan, meninggalkan kesan yang sangat buruk pada wisatawan yang datang berkunjung," ungkap pernyataan resmi mereka.

Tersandung Kasus Dugaan Iklan Palsu

Ilustrasi salju, musim dingin
Ilustrasi salju, musim dingin. (Photo by Chandler Cruttenden on Unsplash)... Selengkapnya

Sebagai bentuk tanggung jawab, pengembalian uang akan diberikan kepada pengunjung yang tidak puas. Seorang anggota staf menjelaskan kepada Global Times, "Mengikuti preseden tahun-tahun sebelumnya, kami biasanya memiliki salju di musim dingin. Jadi kami menyiapkan tempat ini untuk pemotretan terlebih dahulu sambil menunggu salju turun. Namun, tahun ini, cuaca tidak mendukung, dan tidak turun salju."

Gambar-gambar desa salju kini telah dihapus dari saluran media sosial resmi mereka. Desa tersebut telah ditutup sementara dan otoritas regulasi pasar sedang menyelidiki objek wisata tersebut atas dugaan iklan palsu, menurut pernyataan dari biro budaya dan pariwisata Chengdu.

Insiden ini pun menyoroti objek wisata salju di seluruh dunia yang harus bergulat dengan meningkatnya suhu akibat perubahan iklim. Tahun lalu tercatat sebagai tahun terhangat di Tiongkok, dengan suhu rata-rata di Chengdu selama bulan Januari berkisar antara 3 hingga 10 derajat Celsius.

Fenomena ini bukan pertama kalinya terjadi di Tiongkok. Pada 2024, Air Terjun Yuntai di China menarik lebih banyak perhatian dari biasanya setelah sebuah video mengungkapkan bahwa air terjun megah tersebut mungkin disuplai secara buatan melalui pipa air. Air terjun yang berlokasi di Taman Gunung Yuntai itu adalah sebuah tempat wisata utama di Provinsi Henan di utara China.

Infografis: Kasus Kecelakaan dan Bencana di Tempat Wisata 2024
Infografis: Kasus Kecelakaan dan Bencana di Tempat Wisata 2024.  (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya