Ikut Simulasi Serangan Umum 1 Maret, Warga Yogyakarta Tewas

Salah satu peserta 'perang-perangan' dalam simulasi tersebut benar-benar meninggal dunia.

oleh Yanuar H diperbarui 01 Mar 2014, 11:32 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2014, 11:32 WIB
Sejumlah umat Hindu saling serang menggunakan api yang disulut pada "bobok" (seikat daun kelapa kering) saat tradisi perang api di Mataram, NTB, Senin (15/3). (Antara)

Liputan6.com, Yogyakarta - Simulasi Serangan Umum 1 Maret digelar di Benteng Vredebrug Yogyakarta, Sabtu (1/3/2013) pagi. Namun, insiden tak terduga terjadi. Salah satu peserta 'perang-perangan' dalam simulasi tersebut benar-benar meninggal.

Peserta tersebut bernama Bawono Sri Subiantoro warga Karangwaru, Yogyakarta. Awalnya peserta lain mengira Bawono hanya berpura-pura tewas.

Tetapi setelah dibawa ke PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, ia dinyatakan meninggal. Korban diduga meninggal dunia karena serangan jantung akibat bunyi letusan petasan.

"Saya kira tadi hanya pura-pura, tapi kok ternyata sampai di PKU Muhammadiyah sudah dinyatakan meninggal," kata petugas Intel di Mapolresta Yogyakarta, Sabtu (1/3/2014).

Ketua Komunitas Jogja 1945 Eko Isdiyanto belum bisa berkomentar banyak terkait insiden tersebut. Menurutnya, insiden ini di luar kuasanya sebagai ketua komunitas yang juga panitia.

Eko menyebut simulasi perang-perangan ini diikuti 120 peserta. "Itu di luar skenario, di luar kuasa kita, saya belum tahu harus bagaimana nanti," ucap Eko.

Eko menjelaskan dalam simulasi serangan itu dilakukan sekitar 30 menit. Panitia memakai 100 jenis petasan dalam simulasi tersebut. (Shinta Sinaga)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya