Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2025, tren kue Lebaran kembali bergema. Riset Populix mengungkapkan fakta menarik: nastar menjadi juara sebagai kue kering khas Lebaran terfavorit para Gen Z dan milenial. Hasil riset ini mengungkap, lebih dari 80 persen responden memilihnya sebagai primadona di meja sajian hari raya.
Bukan hanya nastar, kue kering lainnya seperti putri salju, kastengel, dan sagu keju juga tetap menjadi pilihan populer. Beragam pilihan rasa dan tekstur kue kering Lebaran menunjukkan kekayaan kuliner Indonesia yang terus berinovasi.
Advertisement
Baca Juga
Selain kue kering, kue basah tradisional seperti klepon, onde-onde, apem, dan lapis legit juga turut meramaikan meja Lebaran. Perpaduan kue kering dan basah menciptakan harmoni cita rasa yang lengkap dalam perayaan Idul Fitri.
Advertisement
Berikut adalah 10 kue kering Lebaran terfavorit menurut riset Populix:
- Nastar - 82 persen responden
- Putri salju - 44 persen responden
- Kastengel -35 persen responden
- Sagu keju - 27 persen responden
- Kukis coklat - 19 persen responden
- Kukis kacang tanah - 19 persen responden
- Kukis mentega - 12 persen responden
- Lidah kucing - 11 persen responden
- Kukis bawang - 9 persen responden
- Wafer - 7 persen responden
Adapun survei tentang “Kue Kering Lebaran Favorit Milenial dan Gen-Z” dilakukan pada 6-8 Maret 2025 melalui platform Poplite.
Penelitian ini dilakukan kepada 979 orang milenial dan gen-Z. Mayoritas responden berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas.
Tren Kue Lebaran 2025
Indah Tanip, VP of Research Populix, menyebutkan, dasar penentuan nastar sebagai kue kering Lebaran terfavorit pada 2025 berdasarkan pada nilainya yang terpaut sangat jauh dibandingkan dengan kue kering lainnya.
"Pilihan nastar sebagai kue Lebaran terfavorit bahkan hampir dua kali lipat dari posisi kedua (putri salju). Siap-siap kaalu Nastar akan jadi yang pertama ludes saat Lebaran nanti," kata Indah.
Jadi Peluang untuk Industri
Populix menemukan lebih dari separuh responden memilih membeli kue kering produksi rumahan (UMKM), diikuti kue kering kemasan bermerek buatan pabrikan besar.
Sedangkan sekitar sepertiganya berminat untuk membeli dari toko terkenal, yang cenderung dipilih oleh kalangan ekonomi atas.
Meskipun begitu sebagian milenial dan gen-Z juga mengaku akan membuat kue kering sendiri tahun ini.
Walaupun terpapar berbagai kemudahan digital setiap hari, milenial dan gen-Z cenderung masih memilih pembelian secara langsung, ketimbang secara online.
Sebagian besar mengaku akan langsung membeli ke toko kue kering, memesan melalui teman atau kerabat, membeli di ritel kecil seperti mini market atau warung dekat rumah, juga ritel besar seperti supermarket dan hypermarket.
Hanya sebagian kecil yang akan membeli melalui e-commerce maupun media sosial.
Advertisement
Kue Viral Tak Lagi Relevan di Kalangan Pembeli Muda
Populix menemukan ada dua faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen sebelum melakukan pembelian kue kering.
Faktor pertama adalah rasa, yang diungkapkan oleh hampir seluruh responden. Selanjutnya adalah faktor harga yang dipertimbangkan oleh 72 persen.
“Populix melihat bahwa tahun ini tren kue kering viral sudah tidak terlalu relevan bagi para pembeli muda dalam pembelian kue kering. Selain rasa dan harga, mereka cenderung lebih mempertimbangkan kebersihan, tampilan dan kemasan, juga bahan baku,” kata Indah.
Apabila ditelisik dari sisi harga, mayoritas milenial dan gen-Z merasa bahwa harga kue kering paling pas berada di rentang Rp50.000 hingga Rp75.000 setiap toples/kemasan.
Meskipun begitu, sebagian tetap akan membeli apabila harga yang dipatok sampai dengan Rp100.000.
Kemudian mayoritas milenial dan gen-Z mengaku akan membeli lebih dari tiga toples/kemasan tahun ini, dengan kecenderungan pembelian di atas lima toples/kemasan.
