Kemenhub Akan Kaji Ulang Kurikulum STIP Pasca-Penganiayaan

Kampus STIP menjadi sorotan setelah Dimas Dikita Handoko, taruna tingkat 1 tewas usai dianiaya 7 taruna tingkat 2.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 29 Apr 2014, 08:15 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2014, 08:15 WIB
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan

Liputan6.com, Jakarta - Belasan orangtua taruna tingkat 1 Senin 28 April siang mendatangi kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Mereka berniat menemui pengelola kampus menyusul kematian seorang taruna akibat tindak kekerasan seniornya. Kabar tersebut memang membuat gentar para orangtua.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (29/4/2014), para orangtua kemudian diterima sejumlah pengelola kampus.

Mereka pun menyampaikan keluhan anak-anak mereka yang mengaku masih kerap menjadi korban tindak kekerasan senior mereka. Karenanya para orangtua meminta kepada pihak kampus agar budaya kekerasan dihilangkan dari STIP.

Sementara itu dalam keterangan pers, Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Perhubungan akan mengkaji ulang kurikulum maupun pola asuh terhadap seluruh taruna STIP. Baik di dalam maupun di luar kampus.

Kampus STIP menjadi sorotan setelah Dimas Dikita Handoko, taruna tingkat 1 tewas usai dianiaya 7 taruna tingkat 2 di sebuah rumah kost, Sabtu 26 April dini hari lalu. Selain Dimas, 6 taruna junior lainnya juga mengalami luka-luka.

Kini ketujuh taruna senior telah ditetapkan sebagai tersangka tindak kekerasan dan penganiayaan. Mereka kini mendekam di tahanan Polres Metro Jakarta Utara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya