Simulasi Pengamanan Pilpres 9 Juli Digelar

Aksi sempat berujung ricuh dan diwarnai dengan penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai provokator.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Mei 2014, 13:42 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2014, 13:42 WIB
Simulasi Pengamanan Pilpres
Petugas kepolisian menggelar simulasi pengamanan Pemilu Presiden 2014 di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (29/5/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pada hari libur ini, banyak aksi terjadi di sejumlah titik wilayah ibukota, Jakarta. Bahkan aksi sempat berujung ricuh dan diwarnai dengan penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai provokator.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (29/5/2014), itu semua merupakan skenario dalam simulasi pengamanan pemilihan presiden (pilpres) yang digelar serentak di ibukota.

Ratusan pengunjuk rasa melempari polisi yang berjaga di Gedung DPR. Para pengunjuk rasa semakin anarkis dan mendesak maju untuk memasuki gedung wakil rakyat itu. Namun polisi dengan sigap bertahan. Tembakan gas air mata dilepaskan, namun tak mampu menyurutkan aksi massa.

Sampai akhirnya polisi pun melepaskan water canon ke arah massa. Beberapa polisi bahkan menangkap pengunjuk rasa yang diduga sebagai pemicu kericuhan. Aksi massa sebagai bentuk kekecewaan mereka atas pilpres yang dinilai berjalan tidak fair dan penuh kecurangan.

Simulasi pengamanan pilpres juga dilakukan di pusat elektronik kawasan Glodok, Jakarta Barat, diskenariokan unjuk rasa yang memanas. Pengalaman 17 tahun silam nyaris terulang bila polisi yang berjaga-jaga tak sigap.

Saling lempar batu dan bentrok pun pecah di tengah ruas jalan antara pengunjuk rasa dan polisi yang berusaha menghalau massa. Lebih dari 300 personel polisi yang diterjunkan untuk mengamankan salah satu titik yang masuk dalam kategori obyek vital itu. Polisi pun berhasil memukul mundur pengunjuk rasa.

Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi juga tak terhindarkan ketika massa memaksa menguasai objek vital, Depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara. Aksi massa itu sebagai bentuk protes terhadap hasil pilpres yang dianggap penuh kecurangan dan melukai hati rakyat.

Tindakan terpaksa ditempuh setelah upaya negosiasi gagal menemui kata sepakat. Massa akhirnya berhasil dipukul mundur, sementara 3 orang diantaranya ditangkap polisi.

Selain itu, pusat perbelanjaan di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga tak lepas dari sasaran aksi. Aksi yang sempat berujung ricuh itu akhirnya sempat diredam aparat kepolisian yang berjaga-jaga di sekitar lokasi. Sejumlah orang yang dianggap sebagai pemicu kericuhan pun ditangkap.

Semua insiden ini adalah rangkaian simulasi pengamanan pilpres yang digelar oleh jajaran Polda Metro Jaya secara serentak di sejumlah lokasi objek vital maupun pusat aktivitas perekonomian.

Simulasi pengamanan ini untuk mengantisipasi kerawanan yang terjadi pada masa kampanye hingga pasca-pilpres Juli mendatang. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya