Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta tampak serius menangani masalah parkir liar di Jakarta. Mereka akan menerapkan sistem denda baru. Dalam satu hari, pengendara akan dikenai kelipatan denda Rp 500 ribu.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Benjamin Bukit, menjelaskan kendaraan yang kedapatan parkir tidak pada tempatnya akan langung diderek petugas. Petugas membawa kendaraan ke tempat penampungan.
Pengendara yang akan mengeluarkan mobil dalam penampung tak perlu lagi membayar di kantor Dinas Perhubungan. Mereka cukup mengirim SMS ke nomor 0857-9920-0900 dengan format Parkir (spasi) nomor polisi kendaraan.
"Pengendara akan mendapat balasan sms yang isinya ada virtual account, nomor polisi mobil, dan tempat mobil diderek," kata Benjamin saat simulasi derek kendaraan dan pembayaran via CMS Bank DKI di Kantor Dinas Perhubungan, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Pengendara dapat langsung menuju ke ATM Bank DKI terdekat atau ATM Bersama. Pengendara dapat membayar denda melalui ATM itu.
"Dalam ATM nanti ada feature virtual account. Pengendara langsung memasukkan nomor virtual account yang sudah didapat lalu melakukan transaksi. Jumlah denda ditentukan berapa lama mobil itu menginap di tempat penampungan. Satu malam dikenakan biaya Rp 500 ribu. Setelah itu, keluar bukti tranfer pembayaran denda," lanjut Benjamin.
Pengendara lalu membawa bukti pembayaran itu ke kantor Dinas Perhubungan untuk mendapat surat pengeluaran mobil. Surat itu didapat di ruang pengendalian operasional.
Selain itu, pengendara juga mendapatkan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) sebagai tanda telah melanggar Perda No.3 tahun 2012. Setelah mendapat kedua surat itu, pengendara dapat langsung mengambil kendaraan di tempat penampungan.
"Ada 3 tempat penampungan yaitu di Rawa Buaya, Pulogebang, dan Tanah Merdeka," ungkap Benjamin.
Benjamin menjelaskan, untuk permulaan, penindakan akan dikonsentrasikan di 5 titik di seluruh wilayah Jakarta. Wilayah itu adalah Tanah Abang Jakarta Pusat, Jatinegara Jakarta Timur, Marunda Jakarta Utara, Kalibata Jakarta Selatan, dan kawasan Beos Jakarta Barat.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar mengatakan, cara ini dilakukan untuk memberikan efek jera bagi para pengendara. Selama ini operasi cabut pentil yang dilakukan dianggap belum efektif menekan angka pelanggaran.
"Kita menduga masyarakat tetap melakukan pelanggaran karena kurang jera. Dengan sistem ini, pelanggar dikenai konsekuensi yang lebih tinggi membayar Rp 500 ribu satu malam," kata Akbar.
Ia menjelaskan, pihaknya sengaja mengawali penertiban di kelima lokasi itu. Sebab, banyak pengaduan masyarakat terkait maraknya parkir liar di lokasi itu. Pihaknya baru akan mengalihkan lokasi penertiban saat lokasi itu sudah tertib.
"Peraturan ini baru akan berlaku pada 8 September 2014. Karena itu, mulai hari ini sampai sebelum tanggal 8 kita akan sosialisasi kepada masyarakat," tutup Akbar.
Parkir Liar di Jakarta Bakal Didenda Rp 500 Ribu per Hari
Untuk permulaan, penindakan akan dikonsentrasikan di 5 titik di seluruh wilayah Jakarta.
diperbarui 01 Sep 2014, 12:50 WIBDiterbitkan 01 Sep 2014, 12:50 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jika Punya Keinginan Mustahil, Lakukan Amalan ini Dijamin Berhasil Kata UAH
Berebut Suara Gen Z di Jakarta, Ini Janji Politik Ridwan Kamil dan Pramono Anung
5 Transfer Paling Bapuk Real Madrid Sepanjang Sejarah: Eks Bintang Liga Inggris Masuk Daftar
Janji Putri Jenderal Karyoto, Siap Perjuangkan Insentif Guru Ngaji di Pilkada Garut 2024
Hasil Piala Kapolri 2024: Putri Kalsel Lolos ke Semifinal
Gempa Hari Ini Minggu 6 Oktober 2024 Guncang Bogor hingga Jayapura Papua
Puas Debat hingga Didoakan Jadi Presiden, Pramono-Rano Yakin Elektabilitas Naik
Hasil LaLiga Alaves vs Barcelona: Robert Lewandowski Hattrick, Azulgrana Jauhi Real Madrid
Di Kutai Timur, Diskominfo Kaltim Latih Warga Desa Gunakan Kanal Aduan SP4N-LAPOR!
Banjir Mulai Mengancam Rohil, Drainase dan Pintu Air Bermasalah
Jelang Setahun Agresi Kejam Israel di Palestina, Ribuan Orang Turun ke Jalan di Seantero Eropa
Debat Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun Malah Doakan Pramono Anung Jadi Presiden RI