Liputan6.com, Jakarta - Ucapan bela sungkawa masih membanjiri akun Facebook (FB) Mayang Prasetyo, seorang transgender yang meninggal dengan tragis di tangan kekasihnya sendiri, Marcus Volke. Banyak yang menyayangkan kepergian Mayang pada usia yang terbilang muda, 27 tahun.
Mayang diketahui terakhir kali mengganti status FB-nya pada 13 April 2011 lalu. Dalam statusnya itu, dia mengungkapkan perasaan soal kisah cinta yang ia alami.
"Please jangan hancurkan hubungan aku kalau akhirnya u hanya akan menyakitiku nanti... Cintailah aq seperti kau mencintai dirimu... Jangan hancurkan perasaan ini kalau kau tak bs membahagiakan ku nt. aq sdh sdkit terjatuh dg hatimu.... tp aku pun tak mau terhanyut dg rayuan gombalmu... jd aq mohon jng prnh kau bohongi aku... niat aq tulus dgmu, jd tlong jaga perasaan aku. love u....xx," tulis Mayang dalam akun FB-nya yang Liputan6.com kutip pada Selasa, (7/10/2014).
Namun tak diketahui siapa yang dimaksud Mayang dalam statusnya itu.
Mayang diketahui telah menikah dengan Marcus dan hidup bersama di Australia. Sang ibu, Nining Sukarni mengungkapkan bahwa anaknya baru-baru ini mengaku tidak betah tinggal di Austalia dan ingin pulang ke tanah air.
Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI telah mengirim stafnya ke Bandar Lampung untuk menemui ibu Mayang, Nining Sukarni. Menurut pihak keluarga, transgender berusia 27 tahun itu akan dimakamkan di Lampung yang merupakan kampung halamannya.
Baca Juga
Berdasarkan akun FB-nya, Mayang tengah menempuh pendidikan di RMIT University dan pernah mengemban studi di Ghetto University, dan BPI 1 Bandung. Lalu ia menuliskan sedang bekerja di Le Femme Garcon.
Mayang kemudian menikah dengan chef Peter Volke tahun 2013 setelah bertemu di sebuah kapal pesiar dan pindah ke Brisbane. Mayang-Volke sebelumnya terlihat hidup harmonis di apartemen berdesain modern Ternerrife selama tiga bulan. (Riz)
Advertisement