Max Enggan Curigai Deklarasi Akbar Yahya Bentuk Penggulingan SBY

Max juga mengatakan tak ada larangan deklarasi, hanya saja bukan berarti hal itu membuat kader tersebut pasti menjadi calon ketua umum.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 07 Nov 2014, 18:49 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2014, 18:49 WIB
6foto-sby-demokrat-131027b.jpg
Max Sopacua, mantan wartawan yang kini menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat juga tidak absen untuk menghadiri acara akbar partai yang dibentuk SBY (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kader Partai Demokrat, Akbar Yahya, mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum untuk menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu ternyata tidak diketahui oleh petinggi partai berlambang mercy itu.

Namun, Wakil Ketua Umum II Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan dirinya tak ingin menduga atau mencurigai bahwa deklarasi tersebut sebagai upaya penggulingan.

"Saya tidak berpikir itu menggulingkan. Saya tidak bicara itu," turut Max saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Namun, yang pasti dirinya menyarankan agar kader yang ingin mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum lebih dulu memberi tahu partai. Meski memang diakuinya deklarasi itu tak melanggar AD/ART.

"Kalau sudah mendahului seperti ini, saya pikir nggak apa apa. Tapi ya sebaiknya kita tahu, dilaporkan dulu, sehingga mungkin ada saling support (mendukung)," ucap Max.

Lompatan seperti itu menurut dia, meski tak menyalahi aturan namun akselerasinya harus dengan partai secara utuh. Apalagi kongres pun sebenarnya masih lama dan tata tertib pemilihan ketua umum bahkan belum dibuat.

Max juga mengatakan tak ada larangan deklarasi, hanya bukan berarti hal itu membuat kader tersebut pasti menjadi calon ketua umum. Ada prosedur yang harus dilewati.

"Semua orang punya niat. Yang sedang menjadi ketua umum sekarang kan SBY. Beliau tanggung jawab sampai kongres. Sapa mau maju nanti, kita belum tau. Apakah nanti pak SBY melanjutkan karena sudah tidak jadi presiden, ya kita liat nanti. Tapi kan kita juga harus liat elektabilitas calon ketum dan kemampuannya," kata Max.

Terkesan Dipaksakan

Deklarasi pencalonan Akbar Yahya mendapat kritikan dari kalangan internal Partai Demokrat. Salah satunya datang dari Ketua Umum Angkatan Muda Demokrat yang juga Pengurus Harian DPP Partai Demokrat Boyke Novrizon.

"Saya menilai langkah politik saudara Akbar Yahya saat ini tentunya terlalu tergesa-gesa dan terkesan sangat dipaksakan sekali dengan pencalonan dirinya sebagai ketum Partai Demokrat ke depan," kata Boyke Novrizon dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 7 November 2014.

Boyke menilai Akbar Yahya menjadi korban politik dari permainan tokoh politik tingkat atas Partai Demokrat, yang sebenarnya sangat menginginkan sekali berada pada posisi puncak kepemimpinan Partai Demokrat di kongres partai 2015 ke depan.

Ia pun berpesan kepada seluruh kader Partai Demokrat bahwa kongres Partai Demokrat masih lama. Karena itu jangan tergesa-gesa mengambil sikap politik dan jangan juga membuat jurang dan mengorbankan kader-kader terbaik Partai Demokrat seperti Akbar Yahya didorong masuk dalam suasana konflik keras yang akan memanas serta tidak kondusif.

Sebaiknya, imbuh Boyke, seluruh kader menghormati Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. "Rakyat Indonesia serta dunia mengetahui bahwa SBY yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat adalah seorang sosok tokoh bangsa dan tokoh politik nasional serta dunia yang sangat konsisten sekali memperjuangkan. (Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya