Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan, perempuan Indonesia adalah wujud dari sosok Kartini di masa lalu, masa kini dan masa depan untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan bangsa. Dia menegaskan, perempuan tidak boleh hanya sebagai objek, namun juga menjadi penggerak.
"Perempuan tidak hanya berdiri di belakang atau di samping, tapi bisa berdampingan dan berjalan bersama untuk mewujudkan kesuksesan bangsa," kata Ibas dalam Audiensi dengan topik Kartini Masa Kini: Meretas Batas, Menginspirasi Negeri dalam rangka memperingati Hari Kartini, Senin (21/4/2025).
Baca Juga
“Selamat Hari Kartini!, untuk kalian semua yang mewakili, dari 133 juta perempuan di Indonesia, kalian adalah perempuan yang mewakili dari perempuan-perempuan Tanah Air," seru Ibas.
Advertisement
Ibas berpesan, perempuan Indonesia harus terus memberikan cahaya dalam kehidupan ini. Sebab baginya, Kartini (Perempuan Indonesia) adalah sosok penting, yang hebat.
"Untuk saya, Ibu Saya (Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono) adalah Kartini masa lalu. Istri saya, Aliya Baskoro Yudhoyono adalah Kartini masa kini. Dan anak-anak perempuan saya adalah Kartini untuk masa depan” ungkap Ibas.
Ibas meyakini, hal dirasakannya juga sama dengan kebanyakan orang lainnya yang tidak hanya menjadi Kartini dalam kehidupan, tapi juga memiliki sosok siapapun dalam hidup ini.
"Saya yakin kalian adalah contoh Kartini yang berhasil, sukses bisa membuat perempuan Indonesia lebih tergerak dalam kebebasan kemajuan di masa depannya,” sambungnya.
Peran Perempuan
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini menegaskan bahwa peran perempuan telah menjadi kekuatan besar dalam perjalanan sejarah bangsa.
"Bicara perempuan Indonesia, tentunya kita berbicara tentang sejarah yang panjang, bagaimana peran perempuan tidak hanya menjadi yang terpenting dalam kehidupan keluarganya, tapi juga terus meningkatkan performanya dalam segala kehidupannya,” terang Ibas.
Dia lalu menyinggung UUD 1945 pasal 27 ayat 1 yang menyatakan bahwa warga negara sama kedudukannya di dalam hukum, sehingga tidak ada perbedaan perlakuan hukum antara laki-laki dan perempuan.
"Tidak ada perbedaan yang perlu kita berlakukan di negeri kita tercinta ini, semuanya setara,” tegas dia.
Di momen Kartini hari ini, Ibas juga mengajak seluruh audiens untuk mengenak sosok sekaligus meneladani semangat RA Kartini, salah satunya dengan mewujudkan kutipanya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Ia berharap kalimat tersebut tidak hanya menjadi kutipan belaka, namun benar-benar bisa mewujudkan Indonesia yang terang, cerah, tidak ada kesunyian maupun ketidakmajuan dalam kebangsaan ini. “
Sehingga peradaban itu juga harus dimulai dari sesuatu yang sederhana. Bagaimana perempuan juga bisa menjadi pilar dari kemajuan, tidak hanya untuk dirinya tapi untuk keluarganya serta untuk bangsa dan dunia,” Ibas menandasi.
Advertisement
