Buka Rapimnas, Ical Ingatkan Kader Golkar Tetap Solid

Ical mengisahkan, usai Munas Golkar 2004 terbentuk Partai Gerindra dan Hanura. Usai Munas di Pekanbaru, terbentuk Partai Nasdem.

oleh Yanuar H diperbarui 18 Nov 2014, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2014, 12:00 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical membuka rapimnas di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VII di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta. Rapimnas Golkar dimulai pukul 09.10 WIB.

Rapimnas kali ini mengangkat tema 'Tetap Suara Golkar Suara Rakyat'. Dengan sub tema 'Mantapkan soliditas untuk meraih kembali kejayaan Partai Golkar'.

Dalam pidato sambutannya, Aburizal Bakrie atau Ical mengingatkan kader partai yang sedang mengikuti rapimnas menjaga kesolidan. "Bagaimana kita mantapkan konsolidasi partai dan mantapkan soliditas partai. Mencegah gerakan eksodus kader partai. Sehingga tidak muncul partai baru tapi memantapkan Partai Golkar," ujar Ical di Hotel Melia Purosani, Selasa (18/11/2014).

Ical menyebut, ada beberapa kejadian saat rapimnas dan munas yang menyebabkan kader partai keluar dan membentuk partai baru.

"Munaslub 1998 mengakibatkan terbentuknya PKPB dan PKP dan berubah menjadi PKPI. Munas ke-7 tahun 2004 akibatkan terbentuknya Partai Gerindra dan Hanura. Sementara ke-8, di Pekanbaru, mengakibatkan ormas Nasdem dan menjadi Partai Nasdem," ujar dia.

Ical meminta kader mengingat agenda Rapimnas. Sebab banyak peserta Rapimnas tertuju pada pemilihan umum dan melupakan agenda munas lainnya. Menurut Ical ada 4 agenda pokok untuk merumuskan sikap Partai Golkar terhadap isu nasional.

"(Pertama) Seperti sistem presidensial, (kedua) kesiapan Partai Golkar menghadapi politik ke depan, ketiga merumuskan pernyataan politik dari rapimnas sebagai sikap Golkar di seluruh Indonesia di semua aspek, terakhir membahas dan merumuskan pokok pikiran dari peserta munas," tandas Ical.

Rapimnas dihadiri petinggi Golkar seperti Akbar Tandjung, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Titiek Soeharto, Nurul Arifin, Teo L Sambuaga, dan Sharif Cicip Sutarjo. (Mvi/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya