Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono yang diangkat menjadi Presidium Penyelamat Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional IX pada Januari 2015 dan memboikot Munas yang digelar di Bali pada 30 November 2014. Wasekjen Golkar Nurul Arifin menyatakan bakal mengupayakan DPD I dan DPD II tetap mendapatkan hak suaranya di Munas Bali.
"Yang penting bagaimana, DPD I dan DPD II punya hak suara. Semuanya ada di kami. Ini kan syaratnya 30 persen (kehadiran DPD I dan II). Jadi optimis kita. Adanya boikot semangat Golkar jadi tumbuh, itu psikologis pengurus seperti itu. Adanya intervensi dan pemberontakan menjadikan Golkar satu. Adanya semangat kebersamaan. Kami berharap Golkar tidak akan seperti PPP. Tidak ingin ada Golkar perjuangan," ujar Nurul di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Saat ditanya, apakah para calon ketum Golkar yang tergabung dalam Presidium Penyelamat Partai diberitahu, dirinya menegaskan telah mengundang semua.
"Semua di undang. Ada Pak Hidayat dan Pak Airlangga yang sudah sepakat hadir. Ini seperti ini kompetisi berjalan. Ikut saja bertarung, justru jika tak hadir aklamasi akan terjadi. Pintu (persaingan) itu terbuka," jelasnya.
Nurul menegaskan akan terus berusaha partainya akan tetap di KMP. "Justru itu yang kita jaga (91 suara untuk KMP di DPR). Siapapun pimpinan Golkar saya ingin tetap di KMP. Kita kan Golongan Karya, karya itu gak selalu di pemerintah, tapi bisa berkarya di luar pemerintahan," tuturnya.
Nurul pun menduga, konflik yang terjadi di internal merupakan hal sudah diciptakan. "Itu sengaja diciptakan. Mereka membuat seperti itu karena adanya konflik kepentingan. Saya berharap para senior saya ada disana terketuk pintu hatinya, karena ada yang mencoba mengadu domba," tandasnya.
Di sisi lain, Politisi Golkar, Agun Gunanjar, menegaskan Munas di Bali adalah Munas yang sudah didesain menjadikan Ical sebagai ketum.
"Mulai dari rapat konsultasi nasional di Bandung, berlanjut Rapimnas di Jogya, hingga Munas di Bali. Kesemua desain yang sistematis itu terbukti dengan cara cara sepihak dan otoriter dengan mengabaikan hak-hak kepesertaan calon lain, dan para pengurus DPP yang memegang kedaulatan melalui Rapat pleno. Ical adalah Ketua Umum DPP, bukan pribadi, tapi Jabatan dari DPP yang bersifat kolektif kolegial," tegas Agun.
Nurul Arifin: Tak Ada Golkar Perjuangan
Wasekjen Golkar Nurul Arifin menyatakan bakal mengupayakan DPD I dan DPD II tetap mendapatkan hak suaranya di Munas Bali.
Diperbarui 27 Nov 2014, 20:44 WIBDiterbitkan 27 Nov 2014, 20:44 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Model Baju Anak Perempuan Umur 10 Tahun yang Stylish dan Nyaman
5 Rekomendasi Parfum Pria Tahan Lama, Cocok Digunakan Dalam Berbagai Momen
Persaingan Ketat Lapangan Pekerjaan, Fresh Graduate Minta Gaji Berapa?
11 Tips agar Cepat Tidur untuk Tingkatkan Kualitas Hidup, Solusi Tepat Bebas dari Stres
6 Minuman Favorit Kopi Kenangan, Salah Satunya Juga Disukai di Luar Negeri
6 Outfit Jogging Wanita Hijab Simple, Tetap Catchy dan Nyaman Saat Olahraga
Mendagri soal Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa: Kita Kaji Dulu Alasannya Apa
5 Contoh Gambar Ilustrasi Kartun yang Menarik dan Mudah Dibuat
Biaya Hidup Kian Melonjak, Gaji Diatas UMR jadi Ideal?
PLN Icon Plus Hadirkan Beragam Solusi Dukung Digitalisasi Layanan Publik
VIDEO: Waspada! Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat!
Kebiasaan Nabi Muhammad sebelum Tidur yang Penting Ditiru, Lakukan Audit Harian