Menteri Khofifah: Jangan Anggap Enteng Ancaman ISIS

Sebab menurut Menteri Khofifah, ISIS memiliki jaringan yang luas. Bahkan anggotanya terus bertambah dari berbagai penjuru dunia.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 28 Des 2014, 05:39 WIB
Diterbitkan 28 Des 2014, 05:39 WIB
ISIS Ancam Bantai Panglima TNI dan Polri
Dalam video berdurasi 4 menit 1 detik itu, seorang pria berjenggot menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk memerangi ISIS.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, semua pihak terutama pemerintah Indonesia jangan sampai menganggap enteng gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang saat ini semakin merebak.

Apalagi munculnya video ancaman yang diduga dari anggota ISIS bernama Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi. Ancaman itu ditujukan terhadap Polisi, TNI, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).

"Kita tidak boleh anggap enteng ya. Karena berkaitan dengan ideologi nasional," ucap Khofifah saat menghadiri Haul ke-5 Gus Dur di Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014) malam.

Sebab, menurut Khofifah, ISIS memiliki jaringan yang luas. Bahkan anggotanya terus bertambah dari berbagai penjuru dunia. Itu bukti bahwa ISIS cukup kuat menarik lalu mengubah ideologi seseorang, dan bukan tidak mungkin bisa mempengaruhi suatu negara. Maka itulah, pemerintah Indonesia patut mawas diri.

"ISIS itu jaringannya luas. Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah. Saya harapkan ada koordinasi. Pemerintah dan (penegak) hukum," imbau Ketua Umum PP Muslimat NU itu.

Hal senada disampaikan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid, putri kedua almarhum Gus Dur yang juga merupakan orang NU. Menurut Yenny, tantangan ISIS terhadap TNI-Polri harus ditindak tegas.

"Kalau tantang Banser ya biasalah. Tapi ketika tantangan kepada negara, tidak bisa tidak harus disikapi," ucap Yenny.

NU sendiri, menurut Yenny, sebenarnya selalu siap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena memang itu tujuan berdirinya NU. Terutama untuk mencegah munculnya radikalisme di masyarakat.

Yenny berharap tak hanya NU, tapi juga seluruh lapisan terpanggil guna mencegah dan mempertahankan diri dari ancaman ISIS ini.

"Kita berkaca apa yang terjadi di Sydney (Australia). 1 Orang gila sebabkan nyawa melayang. Kita berkaca di Taliban, 150 anak mati sia-sia ditembak. Untuk apa sih? Jangan sampai (paham ISIS) masuk ke Indonesia. Kalau sampai masuk kita siap hadapinya," tegas Yenny.

Sebelumnya di YouTube, muncul video berjudul 'Ancaman Wahabi terhadap polisi, TNI, Densus 88 dan Banser'. Video itu menampilkan seseorang bernama Abu Jandal yang diduga anggota ISIS mengancam akan kembali ke Indonesia untuk membuat kekacauan, termasuk menantang Banser. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya