Liputan6.com, Jakarta - Langkah Amerika Serikat dan Australia yang mengeluarkan [travel advice](/2157093 "") atau imbauan perjalanan terhadap warga negaranya terkait potensi teror di Indonesia, diprotes Wakil Ketua MPR Oesman Sapta. Oesman menegaskan, negara asing seharusnya tidak boleh berbuat demikian.
"Mereka nggak boleh mengancam orang datang ke Indonesia. Kita buktinya dapat atasi hal itu, jangan dirusak oleh mereka. Mereka peralat orang lain untuk takuti orang lain," tegas Oesman kepada Liputan6.com, di Kalimantan Barat, Kamis (8/1/2015).
Sejak reformasi, lanjut Oesman, Indonesia tidak pernah mengalami situasi gawat. Apalagi sampai mengancam keamanan negara. Bahkan kondisi Indonesia yang stabil merupakan model percontohan di Asia Tenggara.
"Negara kita nggak pernah ada masalah keamanan, sudah sampai ke presiden terakhir semua bisa diatasi. Jadi jangan negara lain diskreditkan seolah-olah Indonesia tak aman," imbuh dia.
Oesman meminta agar Presiden Jokowi memiliki sikap tegas dan meminta 2 negara tersebut mencabut imbauan yang telah dikeluarkan. "Pemerintah harus ada sikap sendiri. Sikap saya masalah keamanan, itu tak perlu dipermasalahakan. Itu harus dicabut, karena tak pantas dilakukan. Toh mereka butuh Indonesia," ujar anggota DPD Kalimantan Barat itu.
Bila surat imbauan tidak dicabut, Oesman memprediksi bukan keamanan nasional yang terancam, melainkan keamanan ekonomi. "Yang nggak aman itu ekonomi, bukan keamanan nasional. Ekonomi yang banyak tantangan. Kalau keamanan nasional di Asia Tenggara itu soko guru, tak ada yang bisa katakan Indonesia tak aman," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan sejumlah lembaga pemerintah terkait travel advice Amerika dan Australia, sejauh ini tidak terdapat ancaman apa pun. Namun Retno mengingatkan, kewaspadaan tetap tidak boleh dikesampingkan.
Amerika Serikat dan Australia mengeluarkan travel advice belum lama ini. Juru Bicara Kemlu Armantha Nasir menjelaskan, travel advice sifatnya masih berupa imbauan agar berhati-hati, berbeda dengan travel warning yang secara tegas melarang. (Sun/Yus)
Wakil Ketua MPR Minta AS dan Australia Cabut Travel Advice
Sejak reformasi, ujar Oesman Sapta, Indonesia tidak pernah mengalami situasi gawat. Apalagi sampai mengancam keamanan negara.
Diperbarui 08 Jan 2015, 17:37 WIBDiterbitkan 08 Jan 2015, 17:37 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dari Jakarta ke Samarkand: WNI Perkenalkan Warisan Imam Bukhari untuk Dunia Muslim
Hasil Liga Inggris: Kalahkan Manchester City di Etihad, Liverpool Jauhi Kejaran Rival
Tujuan Infus dan Manfaatnya bagi Kesehatan Pasien
Bolehkah Makmum Masbuq Tak Baca Al-Fatihah karena Imam Keburu Rukuk? Ini Penjelasan UAH
Geger Penemuan Mayat Bayi Dekat Kampus Untirta Banten
Kemenag Siapkan Aturan Baru, Zakat Usaha Produktif Akan Diatur Secara Terpisah dengan Mal dan Fitrah
Resep Pecak Ikan Nila: Hidangan Lezat Khas Betawi yang Menggugah Selera
Mengenal Warung Tumpang Koyor Mbah Rakinem, Kuliner Khas di Salatiga
Cuaca Mulai Membaik, 7 Kawasan Wisata Nonpendakian di Gunung Rinjani Dibuka Kembali
Ingin Hati Lebih Tenang? Lakukan Ini sebelum Tidur Kata Ustadz Adi Hidayat
Truk Maut di Sungai Segeti Berhasil Dievakuasi, 9 Orang Masih Hilang
Kiat Puasa Sehat untuk Penderita Penyakit Komorbid