Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Kodam Jaya mengosongkan rumah warga di Kompleks Batalyon Siliwangi, Cililitan, Jakarta Timur. Sebagai gantinya, Kodam Jaya menyiapkan kontrakan gratis bagi mereka.
"Kami bawa ke rumah kontrakan yang sudah kami bayar untuk satu bulan ke depan," kata Pangdam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo di sela Rapim TNI AD di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (8/1/2015).
Agus menjelaskan, setiap kepala keluarga akan dibantu 15 anggota Kodam Jaya. Pihaknya juga menyiapkan 1 unit truk membawa barang-barang ke rumah kontrakan.
"Kami juga menyiapkan 1 unit truk dan mobil kecil, setelah semua barangnya di-packing langsung dibawa ke kontrakan," imbuh Agus.
Menurut Agus, sampai saat ini sudah 14 kepala keluarga yang sudah keluar dari rumah di kompleks tersebut. Meski awalnya terjadi perlawanan, dia berharap pengosongan lekas rampung.
"Awalnya mereka keras, setelah negosiasi mereka sadar dan mudah-mudahan nanti sore sudah selesai," ujar Agus Sutomo.
Berikutnya...
Kompleks BS Akan Jadi Rusun Prajurit
Kompleks BS Akan Jadi Rusun Prajurit
Agus mengatakan, kompleks ini nantinya akan dibangun rumah susun (rusun) prajurit. Sebab, selama ini banyak prajurit aktif yang belum memiliki tempat tinggal. Tidak jarang dari mereka harus mengontrak rumah sebagai tempat tinggal. Lokasinya pun tidak jarang jauh dari markas Kodam Jaya tempat mereka bertugas.
"Banyak prajurit Kodam Jaya yang rumahnya jauh, ngontrak pula. Mereka harus pergi pagi-pagi ke tempat kerjanya. Tak jarang juga ada yang mengalami kecelakaan. Maka dari itu kita sedang usahakan rumah dinas yang layak, yang dekat dengan Kodam agar memudahkan dan menyejahterakan para prajurit," ungkap Agus.
Mantan Danjen Kopassus ini menyatakan, sebenarnya tidak banyak pensiunan TNI yang menempati rumah dinas di Kompleks BS itu. Belakangan lokasi itu justru menjadi tempat perjudian dan peredaran narkoba.
"Dari 400 orang warga, hanya 80 orang yang keluarga pensiunan, sisanya adalah warga sipil. Lagi pula rumah disitu akhirnya dijadikan usaha kontrakan. Jadi ingin kami tertibkan," tandas Agus.
Proses penertiban lahan di Kompleks Batalyon Siliwangi sempat berujung ricuh. Puluhan warga memaksa mempertahankan lahan mereka. Tapi, karena kalah jumlah dengan petugas penertiban, mereka pasrah.
Ribuan anggota TNI mulai memasuki permukiman warga sekitar pukul 08.00 WIB. Para warga lalu membakar ban di tengah jalan. 1 Unit water cannon dikerahkan untuk memadamkan api.
Aksi saling dorong sempat terjadi antara petugas dengan warga di kompleks batalyon saat pengosongan rumah. Kalah jumlah, akhirnya warga terkepung karena pasukan sudah masuk dari berbagai arah. Petugas lalu memindahkan barang-barang milik warga ke truk-truk TNI yang telah disiapkan. (Mvi/Ans)
Advertisement