Tim 9: Soal KPK-Polri, Jokowi Ditekan Parpol

Buya meminta Jokowi mengingat bagaimana peran ribuan relawannya yang memperjuangkannya untuk dapat memenangi Pilpres 2014.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 28 Jan 2015, 19:13 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2015, 19:13 WIB
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syafii Maarif (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Independen Ahmad Syafii Maarif mengungkapkan, saat ini banyak tekanan yang diterima Presiden Joko Widodo terkait penanganan kisruh Polri dan KPK. Salah satu tekanan paling berat yang diterima Jokowi berasal dari partai-partai pengusungnya.

"Iya (banyak tekanan), intinya dari partai, saya tidak mau menyebut. Pokoknya dari partai. Berat ini. Pak Jokowi ini diusung partai, tapi dia bukan tokoh partai. Jadi bisa dipahamilah yah," ucap Syafii di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015).

Ia berharap, walau diusung partai politik, Presiden Jokowi tetap harus mendengar kehendak rakyat dan memutuskan suatu kebijakan krusial untuk menyelesaikan persoalan KPK dan Polri itu demi kepentingan rakyat.

"Saran saya, dia diusung, dipilih oleh rakyat, jadi harus utamakan rakyat. Itu paling bagus," ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Pria yang kerap disapa Buya ini meminta Jokowi mengingat bagaimana peran ribuan relawannya yang memperjuangkannya  untuk dapat memenangi Pilpres 2014. Mayoritas rakyat ingin agar proses penegakan hukum harus konsisten dan tidak dicampuri oleh kepentingan yang bersifat politis.

"Iya tapi rakyat sudah paham, presiden sudah dengar suara rakyat, maka koalisi tidak. Mereka juga akan dengar suara rakyat, ‎yang pilih dia kan rakyat, tinggi sekal (pemilihnya), itu harus diingat olehnya," kata dia.

Dia berharap, pascakeluarnya rekomendasi dari tim 9 yang dipimpin, Presiden dapat segera membuat keputusan untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi. "Ini pokoknya harus cepat. Harus ada suara dari istana secepatnya," tandas Syafii. (Mvi/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya