Pemilihan Ketum PAN Diminta Dievaluasi

Kader muda PAN berharap dalam waktu dekat ini, Hatta, Zulkifli dan kedua tim sukses bertemu dalam satu meja untuk membahas hal ini.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 12 Mar 2015, 08:12 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2015, 08:12 WIB
Hatta Rajasa Kalah, Suasana Kongres PAN Sepi
Hanya tampak pendukung dari kubu Ketua Umum PAN periode 2015-2020 Zulkifli Hasan yang menghadiri Kongres PAN hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Aroma perpecahan kini tidak hanya terjadi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Parta Golkar. Kini, protes hasil kongres pemilihan ketua umum partai, juga terjadi di Partai Amanat Nasional (PAN).

Para kader muda PAN yang tergabung dalam Kader Muda Progresif (KMP) memprotes proses pemilihan ketua umum baru PAN baru-baru ini. Para kader muda menduga ada manipulasi data yang terjadi saat pemilihan ketua umum berlangsung.

Juru bicara KMP Adnan Rarasina mengatakan, saat akan melakukan pemilihan ketua umum, ketua sidang Taufik Kurniawan mengesahkan pemilik suara yang ada di ruangan berjumlah 566 suara. Tapi ada saat selesai melakukan pemilihan, ada penambahan jumlah suara.

"Suara untuk Bang Hatta 286, untuk Bang Zul 292 suara, lalu suara rusak 4 suara. Jika dijumlah, suara menjadi 582. Artinya ada 16 suara siluman yang entah darimana dan dari siapa kita tidak tahu," kata Adnan di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Dengan temuan ini, Adnan meminta DPP, khusunya steering comitte (SC) untuk membentuk tim invenstigasi guna menguak kejanggalan dalam jumlah pemilih. Tim harus melibatkan kedua kubu, baik Hatta Rajasa maupun Zulkifli Hasan.

"Apabila terbukti 16 suara siluman ini, maka kira anggap hasil pemilihan ketua umum dibatalkan. Setelah itu kesepakatannya bisa kongres ulang atau yang lainnya," jelas Adnan.

Duduk Bersama

Adnan berharap dalam waktu dekat ini, Hatta, Zulkifli dan kedua tim sukses bertemu dalam satu meja untuk membahas hal ini. Setelah itu, menjelaskan kepada seluruh kader apa yang sebenarnya terjadi.

"Kalau tidak segera dijelaskan, bukan tidak mungkin peristiwa yang terjadi pada PPP dan Golkar juga terjadi pada PAN. Ini mau tidak mau, suka tidak suka proses ini harus dibuka," tegas dia.

Pengambilan sikap ini sudah diketahui oleh Hatta Rajasa. Banyak yang menilai, gerakan ini justru akan memicu konflik baru di PAN. Sehingga Hatta meminta semua pihak untuk menahan diri.

"Bang Hatta meminta kita untuk cooling down. Cuma kita sebagai pemuda ini gelisah, namanya anak muda gimana?" ujar Ketua Bapillu Gerakan Muda Nasional (GMN) PAN, Masyur Husain.

Hal yang lebih besar juga muncul. Ada wacana setelah perselisihan ini akan ada ormas baru, atau bahkan membuat partai baru. Tapi, Masyur menegaskan tidak akan ada wacana itu.

"Ini murni aspirasi kader di bawah. Murni aspirasi kader yang ingin sosok partai Hatta tetap eksis di dunia politik. Untuk wacana partai baru masih jauhlah," kata dia.

Masyur mengatakan, 16 suara 'siluman' ini harus segera dicari tahu kejelasannya. Sehingga tidak ada lagi keraguan yang menghinggapi semua kader PAN dan semua pihak dapat menerima dengan lapang dada.

"Ini harus diperjelas dulu agar semua kader legowo mengatakan Bang Zul sebagai ketua umum. Kalau kita merasa dirugikan, kalau teman sebelah menuduh kita tidak legowo segala macam, mari kita selesaikan secara beradab," imbau dia.

Baik Adnan, Mansyur, maupun pemuda lainnya tidak masalah jika harus dipecat karena menyampaikan hal ini. Terlebih, mereka sudah dianggap tidak lagi menjadi kader PAN karena menentang hasil kongres.

"Kalau sikap kritis kita ini membuat kita harus dipecat, ya dipecat saja. Rakyat akan menilai apakah ini benar-benar partai reformis bukan anti-kritis. Di daerah sudah mulai ada pemecatan. Di Maluku Tenggara Barat, Palu, Maluku, Maluku Utara, Jawa Timur," ungkap Masyur.

"Hal ini tidak sejalan dengan diucapkan Bang Zul soal tidak ada pemecatan. Tapi, ketua DPW mengambil sikap berbeda dengan Bang Zul. Jangan sampai PAN pecahlah. Kita dukung siapa pun tapi dengan cara bersama," tandas Masyur. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya