Agung Laksono: Kok Tega Melaporkan Anak Buah yang Tak Bersalah

Agung Laksono juga membantah kalau jajaran pengurusnya telah melakukan kecurangan seperti yang dituduhkan kubu Ical.

oleh Oscar Ferri diperbarui 19 Mar 2015, 02:19 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 02:19 WIB
Agung Laksono
Agung Laksono (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kisruh dualisme Partai Golkar terus melebar. Usai Menteri Hukum dan HAM mengakui kepengurusan DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono, pengurus DPP Partai Golkar versi Munas Bali yang dikomandoi Aburizal Bakrie atau Ical langsung bergerak.

Pergerakan itu dilakukan Ical cs dengan melaporkan adanya 133 dugaan kecurangan yang dilakukan Munas Ancol ke‎ Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. Salah satunya soal pemalsuan tanda tangan dalam mandat hak suara di kepengurusan daerah.

Mengenai laporan dugaan kecurangan itu, Agung kembali berkomentar. Menurut dia, kubu Ical tidak punya belas kasihan dengan 'memakan' kader-kadernya sendiri atas sesuatu yang tidak dilakukan oleh mereka.

"Kok tega-teganya melaporkan anak buahnya yang tidak dilakukan oleh mereka. Mereka tidak melakukan kejahatan pemalsuan dokumen dan sebagainya itu," ujar Agung usai bertemu salah satu pendiri Partai Golkar, Suhardiman di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2015).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu juga membantah kalau jajaran pengurusnya telah melakukan kecurangan seperti yang dituduhkan kubu Ical. "Itu tidak benar. Bahkan ada yang mengatakan mencabut kembali. Yang beredar itu tidak benar," kata dia.

Agung melanjutkan, soal pemberian mandat hak suara oleh pengurus DPD-DPD‎ sudah diperiksa oleh tim verifikasi yang sudah dibentuk. Tim verifikasi itu sudah memeriksa kevalidan seluruh dokumen mandat saat Munas Ancol digelar.

"Kan ada tim verifikasi. Ada 3 calon ketum (di Munas Ancol). Tim itu bukan (berisi) satu orang, tapi ada 9 orang dari 3 calon yang masing-masing bertanggung jawab memeriksa (dokumen mandat) itu," ucap dia.

Terkait dengan tuduhan soal adanya tanda tangan pengurus DPD Partai Golkar Jawa Timur yang dip‎alsukan karena yang bersangkutan sudah meninggal, Agung kembali membantahnya.

"Itu yang tidak dipakai, sebab yang dari Jatim tidak ada yang datang. Jadi tidak masuk dalam daftar. Dan ada ratusan orang (dari DPD lain) yang pulang karena diintimidasi. Jadi 294 itu suara bersih," kata Agung. (Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya