Jokowi Setujui 1 Batalyon TNI Ditempatkan di Poso

Satu batalyon Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI akan ditempatkan di Poso, Sulawesi Tengah, untuk memberi rasa aman masyarakat Poso.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Apr 2015, 09:10 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2015, 09:10 WIB
Terkait Pengamanan Pilpres, Moeldoko Sidak Markas Marinir
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyapa prajurit yang ikut apel kesiapsiagaan di Lapangan Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Jumat (2/5/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani).

Liputan6.com, Jakarta - Satu batalyon Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI akan ditempatkan di Poso, Sulawesi Tengah. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengaku Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui langkah tersebut untuk memberi rasa aman bagi masyarakat Poso.

"Saya sudah lapor kepada Presiden Joko Widodo bila memang diperlukan, ada pasukan PPRC yang tinggal di sini untuk melanjutkan operasi dengan aparat kepolisian. Presiden pun menyetujui," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko seperti dilansir setkab.go.id, Rabu (1/4/2015).

Moeldoko menegaskan, TNI dan pemerintah tak pernah memberikan tempat kepada paham radikal, termasuk ISIS untuk berkembang di Indonesia. Karena itu pihaknya menggelar latihan PPRC TNI di Poso dengan melibatkan 3.222 personel TNI untuk menekan berkembangnya paham radikalisme di Indonesia, khususnya di Poso.

"Kita lihat di Poso ada potensi berkembangnya paham tersebut. Oleh karena itu, kita tentukan pilihan di Poso untuk melakukan latihan PPRC. Kita lihat nanti. Bila diperlukan, satu batalyon akan disiagakan untuk melakukan pengamanan bersama kepolisian," kata Moeldoko.

Moledoko mengaku prihatin terhadap rasa cemas dan ketakutan masyarakat mengenai situasi keamanan di Poso, yang rawan terjadinya konflik horizontal.

"Saya prihatin dengan pernyataan tokoh masyarakat, dimana masih ada kecemasan dari masyarakat tentang situasi keamanan. TNI ingin melihat situasi dalam negeri dalam keadaan baik, kondusif dan aman. Kita hidup di negara yang sudah cukup lama merdeka, sesungguhnya tak perlu ada lagi perasaan itu," jelas dia.

Moeldoko pun mengingatkan, bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya. Namun bila tak bisa dikelola maka akan terjebak dalam kondisi yang terjadi pada negara lain, seperti Afrika Selatan dan Timur Tengah. (Ant/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya