Kisah Mahasiswa Indonesia Bertahan di Tengah Perang Yaman

Ginda sempat merasa akan menghembuskan nafas terakhir di Yaman. Dia mengaku sudah satu minggu tidak istirahat.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 05 Apr 2015, 19:40 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2015, 19:40 WIB
Menlu Retno Sambut Belasan WNI Dievakuasi dari Yaman
Menlu Retno mengaku sangat lega melihat para WNI tersebut telah berhasil dievakuasi dari konflik yang sedang berkecamuk di Yaman.

Liputan6.com, Jakarta - Sempat merasa akan menghembuskan nafas terakhir di Yaman akibat konflik yang bergejolak di negara tersebut, Ginda Hasibuan (24), mahasiswa asal Indonesia mengaku tak percaya bisa kembali ke Tanah Air.

Ucapan Alhamdulillah dilontarkan pertama kali, pada saat pesawat yang membawanya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten. "Tak habis-habisnya saya bersyukur, Alhamdulillah," tutur Ginda bahagia.

Sebelumnya, Ginda sempat tak percaya bisa kembali lagi ke Tanah Air. Mengingat Yaman, negara yang sudah bertahun-tahun ditinggalinya untuk menuntut ilmu di Daarul Ulum Hudaidah, tengah dilanda perang.

"Kondisi sudah darurat, tempat berlindung tidak ada jaminan aman. Jadi saya masih kayak nggak yakin saja sudah pulang ke Indonesia," kata warga asal Medan ini saat tiba di Common Lounge Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (5/4/2015).

Dia pun menceritakan kondisi yang mencekam selama bertahan di tengah peperangan. Setiap malam, ujar dia, terjadi sekitar 15 kali serangan pesawat ke kota Hudaidah yang jaraknya sekitar 2 km dari kampusnya. Kalau sudah begitu, Ginda mengaku hanya bisa berdiam diri di ruangan kampus, bersama warga negara Indonesia lainnya dan juga warga setempat.

Gara-gara konflik tersebut, Ginda mengaku sudah satu minggu tidak istirahat. Selama itu, ia bertahan di kampus hingga akhirnya dijemput tim evakuasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.

"Banyak yang dievakuasi dari Kota Hudaida. Di Kota Jizan juga ada sekitar 300 orang yang belum pulang," ungkap dia.

Meski sudah pulang, dia berharap bisa kembali lagi ke universitasnya. Pasalnya, sebentar lagi dia akan diwisuda. "Kalau kondisi sudah aman, pengennya balik lagi. Saya sudah kuliah tiga tahun, sayang sebentar lagi wisuda," kata Ginda.

Tak hanya dia, di universitas itu juga, masih ada 15 mahasiswa asal Indonesia yang memilih bertahan. "Saya berharap, sangat berharap, mereka tetap dilindungi Allah dan bisa kembali ke sini," harap Ginda. (Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya