Liputan6.com, Denpasar - Ketua Panitia Lokal Kongres IVÂ PDIP I Wayan Koster mengatakan, partai berlambang moncong putih tidak memiliki pilihan atau kandidat lain dalam pemilihan Ketua Umum saat ini selain Megawati Soekarnoputri.
"Yang bisa menyatukan ya Ibu Mega dan bisa membuat partai makin kuat dan solid. Untuk kesempatan yang lain, bukan dilarang. lebih baik nanti saja," ucap Koster saat memberi keterangan resmi di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur Denpasar, Senin (6/4/2015).
Koster melanjutkan, partai masih sangat membutuhkan sosok seperti Megawati. Mantan presiden RI itu dinilai sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa.
"Ini kan nilainya bagus, kenapa harus kita turunkan. Harus dipromosikan lagi," papar Koster.
Selain itu, tambah Koster, Megawati merupakan pemimpin yang tahan banting. Apapun tekanan yang datang dari berbagai pihak, dia sanggup melewatinya. Hal itu dibuktikan saat memutuskan menjadi oposisi pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu, jelas dia, Megawati tetap memegang dasar ideologi Pancasila sesuai ajaran Bung Karno sehingga mampu membawa partai menjadi pemenang Pileg dan Pilpres pada 2014.
Menurut Koster, 30 persen kader DPC yang tidak berharap Megawati kembali dicalonkan menjadi Ketum PDIP adalah kader yang tidak tahu menahu perkembangan partai.
"Karena saya ikut Rakernas. Maka saya tahu. Semua kader menginginkan Ibu Mega kembali memimpin partai. Ini murni aspirasi dari bawah," pungkas Koster.
Selain Megawati
Advertisement
Hasil sensus Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebut Megawati Soekarnoputri masih menjadi orang yang paling berpotensi kembali memimpin PDIP. Namun begitu, kata Peneliti CSIS Arya Fernandes, ada beberapa nama muncul selain Megawati.
Mereka adalah Joko Widodo, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Pramono Anung. Nama-nama itu merupakan suara terbuka dari para DPC PDIP di 34 provinsi.
Nama Jokowi disebut secara terbuka oleh 76 DPC‎ atau 16,3%, Puan 25 DPC atau 5,4%, Ganjar 14 DPC atau 3%, dan Pramono 11 DPC atau 2,4%. Meski demikian, nama-nama itu masih jauh tertinggal dari Megawati yang mendapat 320 DPC atau 68,5%.
"Tapi ada sekitar 147 DPC atau 31,5% yang sudah berani terang-terangan tidak lagi menyebut nama Megawati sebagai calon ketua umum," ucap Arya.
Arya menyebut, suara terbuka dari 147 DPC‎ itu tentu mengagetkan. Karena dalam Rapimnas di Semarang 2014 lalu, ada keinginan untuk menetapkan kembali Megawati sebagai Ketum DPP PDIP secara aklamasi. (Ali)