JK Yakin Beras Sintetis Bukan Berbahan Plastik

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai beras sintetis bukanlah beras plastik yang jadi perbincangan saat ini.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 26 Mei 2015, 15:54 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2015, 15:54 WIB
Jusuf Kalla atau JK
Jusuf Kalla atau JK. (Liputan6.com/Andrian M Tunay).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai beras sintetis bukanlah beras plastik yang jadi perbincangan saat ini. Ia menjelaskan, bisa saja beras tersebut merupakan beras olahan, seperti beras yang dibuat dari Tela, Kacang, dan Djagung atau Tekad.

"Jangan memberikan suatu istilah yang orang nanti salah tangkap. ‎Saya kira, saya yakin bukan plastik yang kita kenal sebagai plastik itu. Dulu ada juga namanya beras Tekad," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (26/5/2015).

‎Menurut JK, bila beras terbuat dari plastik, tentu tidak bisa dimasak. Bila dimasak, maka akan langsung terlihat berbeda dengan beras asli.

"‎Bukan plastik, kalau plastik dimasak itu pasti tidak bisa dong. Hangus. kalau keterangan yang saya pelajari di media ya hanya masaknya kurang bagus. Kalau plastik tidak bisa hancur kan kalau dimasak. Mungkin memang bahannya bening," terang JK.

Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat‎ secara terpisah mengatakan cadangan beras nasional yang berada di gudang Bulog dipastikan tidak terdapat beras sintetis. "Insya Allah saya bisa menjamin beras yang ada di gudang kami adalah beras seasli-aslinya beras," ucap Lenny, 23 Mei lalu.

Staf Ahli Kemendag Adriansyah Parman menuturkan dengan terkuaknya beras sintetis ini membangkitkan keberdayaan konsumen dan kesadarandari pelaku usaha. Konsumen sudah berani menyampaikan keluhan temuan ini positif, sehingga berdampak pada indeks keberdayaan konsumen meningkat.

"Selain itu, pelaku usaha merespon positif. Para distributor para pengecer sekarang tingkat hati-hatinya tinggi jangan sampai dituduh menjadi bagian melanggar hukum. Dia lakukan setiap menerima pasokan beras mereka periksa," tandas Ardiansyah.

Temuan beras itu bermula dari laporan warga di Bekasi, Jawa Barat, dan informasi melalui media sosial. Jajaran Polsek Bantargebang langsung menelusuri kasus itu dengan melakukan sidak ke Pasar Mutiara Gading, Mustikajaya, Kota Bekasi untuk mengmbil sampel beberapa karung beras untuk dijadikan bahan uji laboratorium.

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang diumumkan PT Sucofindo, beras tersebut mengandung 3 bahan kimia berbahaya. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya