Wapres: Pejabat Negara Harus Melaporkan LHKPN

Kalla mengatakan, pemerintah akan menanyakan kepada Budi perihal ketidakinginannya memberikan LHKPN tersebut.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Mei 2015, 20:23 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2015, 20:23 WIB
JK dan Ahok Buka Jakarta Fair 2015
Wapres Jusuf Kalla memberikan sambutan saat pembukaan Jakarta Fair 2015 di JIExpo, Jakarta, Jumat (29/5/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Tangerang - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) harus diserahkan oleh penyelenggara negara kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ya kan memang itu sesuai aturan, harus," kata Kalla di Universitas Pelita Harapan Tangerang, Banten, Sabtu (30/5/2015).

Pernyataan itu terkait sikap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso yang tidak mau menyerahkan LHKPN. Menurut JK, Budi pernah memberikan LHKPN saat menjabat sebagai Kapolda Gorontalo.

Kalla mengatakan, pemerintah akan menanyakan kepada Budi perihal ketidakinginannya memberikan LHKPN tersebut.

Komjen Budi Waseso belum menyerahkan LHKPN kepada KPK sejak menjabat sebagai Kabareskrim. KPK sendiri pernah meminta Budi untuk segera melaporkan harta kekayaannya selaku penyelenggara negara.

Namun, Budi pernah memastikan tidak akan melaporkan harta kekayaannya dan meminta KPK untuk menelusuri sendiri hartanya.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004, seluruh pejabat pemerintah yang termasuk dalam kategori penyelenggara negara sesuai UU No.28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang belum melaporkan harta kekayaannya untuk segera melaporkannya kepada KPK.

Pada poin 9, Inpres tersebut juga menginstruksikan agar penyelenggara negara bekerja sama dengan KPK untuk melakukan penelaahan dan pengkajian terhadap sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi dalam ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

Inpres tersebut juga menginstruksikan penyelenggara negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif di lingkungannya. (Ant/Ado)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya