Ahok: Warga Jakarta Gemuknya di Atas Rata-rata Orang Indonesia

Tak cuma kebanyakan makan. Menurut Ahok, warga Jakarta juga banyak yang salah makan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Jun 2015, 15:47 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2015, 15:47 WIB
Ahok Resmikan Pusat Kuliner Lenggang Jakarta
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berbincang dengan salah satu pedangang usai meresmikan kantin Lenggang Jakarta di kawasan IRTI Monas, Jakarta, Jumat (22/5). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah yang harus dihadapi warga Jakarta di mata Gubernur Ahok tak cuma soal infrastruktur, sampah, dan banjir. Tapi juga masalah kesehatan.

Tapi bukan serangan penyakit menular yang dimaksud pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu. Melainkan penyakit kebanyakan makan. Hal itu yang membuat tak sedikit warga Jakarta mengalami obesitas alias kelebihan berat badan.

"Orang Jakarta gemuknya di atas rata-rata orang Indonesia. Ini gawat," kata Ahok di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (17/6/2015).

"Istilahnya tingkat ukuran pinggang, saya pun udah lewat ukuran pinggang. Ini yang masalah," imbuh dia.

Karena itu, mantan Bupati Belitung Timur tersebut akan mulai menggalakan pentingnya olahraga bagi warga Jakarta. Namun langkah itu juga harus didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana bagi kegiatan berolahraga.

Oleh sebab itu Pemprov DKI Jakarta berencana membangun gedung Gelanggang Olahraga (GOR) di markas Kopassus dan tentunya akan dibuka untuk umum. Diharapkan para warga DKI dapat berolahraga.

"Kita galakan kalau orang-orang olahraga terus, punya sarana yang baik. Kita mulai ke depan akan membangun GOR itu sekaligus menjadi tempat konser, pernikahan, gedung serba guna, termasuk pertunjukan seni," tutur dia.

"Jadi Kursi bisa dilipat seperti di Amerika. Dan ada jogging track.‎ Rancangan ini kita harap bisa segera dimulai," imbuh ayah 3 anak tersebut.

Tak cuma kebanyakan makan. Menurut Ahok, warga Jakarta juga banyak yang salah makan. Ahok mengatakan, 35 persen makanan di Jakarta sudah mengandung bahan kimia berbahaya, seperti formalin dan zat pewarna buatan. (Ndy/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya