Liputan6.com, Madrid - Semua sekolah di Spanyol kini diwajibkan untuk menyajikan buah dan sayuran sebagai bagian dari menu makan siang mereka, serta ikan setidaknya sekali dalam seminggu. Hal ini merujuk pada peraturan baru yang bertujuan mengurangi penyajian makanan yang digoreng dan berlemak kepada anak-anak.
Aturan, yang diumumkan melalui dekrit kerajaan minggu ini, dianggap pemerintah sebagai langkah penting dalam memerangi obesitas anak. Sekolah juga diwajibkan menyediakan menu vegetarian dan vegan.
Baca Juga
Meski Spanyol terkenal dengan diet Mediterania-nya, studi tahun 2019 menemukan bahwa lebih dari 40 persen anak Spanyol berusia 6–9 tahun melebihi berat badan ideal dan 17,3 persen tergolong obesitas. Demikian seperti dilansir The Guardian.
Advertisement
Data 2023 menunjukkan, 37 persen sekolah menyajikan sayuran kurang dari tiga porsi per minggu, sementara porsi gorengan justru melebihi rekomendasi maksimal, yaitu dua porsi.
Kementerian Urusan Konsumen dan Sosial Spanyol menyatakan bahwa 1.200 sekolah sama sekali tidak menyajikan ikan.
Menteri Urusan Konsumen dan Sosial Spanyol Pablo Bustinduy menjelaskan bahwa dalam aturan baru ini, minimal 45 persen buah dan sayuran yang disajikan harus musiman dan idealnya diproduksi lokal, dengan 5 persen di antaranya bersertifikat organik.
Sekolah dilarang pula menyediakan minuman dengan kandungan gula lebih dari 5 persen. Ada pula batasan untuk kafein, lemak, dan garam.
Studi pemerintah menunjukkan bahwa 70 persen minuman di mesin penjual otomatis sekolah melebihi batas gula dan kafein yang dianjurkan.
Piza dan pai yang tidak dibuat di dapur sekolah hanya boleh disajikan sebulan sekali dan makanan goreng harus diolah dengan minyak zaitun atau minyak bunga matahari.
Mengurangi Ketimpangan
Spanyol menempati peringkat keenam tingkat obesitas tertinggi di Uni Eropa, dengan 20,3 persen pada orang dewasa dan 15,9 persen pada anak-anak di tahun 2023. Namun, angka ini menunjukkan penurunan 4 persen sejak 2019.
Kelas sosial terbukti menjadi faktor penentu. Pada keluarga dengan penghasilan di bawah 18.000 euro per tahun, 46,7 persen anak mengalami kelebihan berat badan. Sementara itu, pada keluarga berpenghasilan di atas 30.000 euro, persentasenya turun menjadi 29,2 persen.
Bustinduy menekankan bahwa peraturan ini—yang berlaku bagi seluruh sekolah dasar dan menengah, baik negeri maupun swasta—akan membantu mengurangi ketimpangan.
"Mulai sekarang, setiap anak dan remaja akan mendapatkan akses terhadap makanan sehat dan bergizi setiap hari, tanpa terkecuali oleh kondisi ekonomi keluarganya," imbuhnya.
Advertisement
