Peran Penting Wanita Bali Sambut Hari Raya Galungan

Umat Hindu di Bali mulai melakukan persiapan menyambut datangnya Hari Raya Galungan yang tinggal 4 hari lagi.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Jul 2015, 19:13 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2015, 19:13 WIB
Jelang Hari Raya Galungan, Umat Hindu Padati Tempat Ibadah
Jelang perayaan Galungan, masyarakat Bali mulai mendatangi pura di Jimbaran, Bali, (21/5/14). (AFP PHOTO/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Denpasar - Umat Hindu di Bali mulai melakukan persiapan menyambut datangnya Hari Raya Galungan, sebagai peringatan kemenangan kebaikan atau dharma melawan keburukan atau adharma yang jatuh pada 15 Juli 2015.

Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Indonesia Negeri (IHDN) Denpasar Dr I Ketut Sumadi mengatakan, wanita di Bali lebih sibuk dibandingkan pria saat menyambut Galungan. Para perempuan sepekan menjelang Galungan sudah mulai mempersiapkan diri membuat rangkaian janur, dan kue kering untuk kelengkapan ritual.

Wanita di Bali, kata Sumadi, dalam kehidupan sosial kemasyarakatan mengemban tugas penting menyukseskan berbagai kegiatan ritual dan upacara adat. Termasuk Galungan yang tinggal 4 hari lagi.

"Saya merasa terharu menyaksikan ketulusan dan ketekunan wanita Bali dalam memaknai hari-hari suci keagamaan yang kadang kala jatuh secara beruntun," ujar bapak 2 anak itu di Denpasar, Sabtu (11/7/2015).

Sumadi menilai, wanita Bali memang tidak bekerja sendirian, mereka dibantu suami dan anggota keluarganya masing-masing. Namun yang lebih menonjol adalah peranan dan aktivitas kaum ibu.

"Tanpa kerja sama dan saling membantu dalam keluarga itu, mustahil dapat menyiapkan dan menyukseskan rangkaian pelaksanaan hari suci yang mewarnai kehidupan masyarakat sehari-hari," ujar dia.

Menurut Sumadi, masyarakat Bali yang bermukim di perkotaan dan perdesaan mulai sibuk melakukan persiapan menyambut Galungan. Berbagai jenis peralatan penjor atau bambu yang dihias, sudah ramai dijual secara lengkap di pasar. Sehingga warga umumnya membeli dengan memodifikasi penjor yang terbuat dari lontar.

Terkait berdekatannya Hari Raya Galungan dan Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam, Sumadi menganggap hanya kebetulan. "Namun sama-masa mempunyai makna kemenangan mengendalikan hawa nafsu," pungkas Sumadi.

Sebelum merayakan Idulfitri, umat muslim berpuasa selama sebulan penuh. Selama berpuasa, umat muslim tak hanya menahan diri dari nafsu makan dan dahaga, tetapi yang terpenting adalah menjaga kesucian hati, pikiran, dan seluruh anggota badan dari hal-hal yang dilarang ajaran Islam.

Selain berpuasa pada siang hari, umat Islam juga menunaikan salat tarawih pada malam hari. Bagi umat muslim, khususnya kaum ibu juga banyak yang disibukan dengan menyiapkan berbagai makanan jelang Hari Raya Idulfitri yang diperkirakan akan jatuh pada 18 Juli 2015. (Rmn/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya