Sikap Panglima Gatot Nurmantyo Atasi Konflik TNI-Polri

"MoU sudah ditandatangani dengan Polri untuk mengadakan pendidikan bersama-sama," kata Jenderal Gatot.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 14 Jul 2015, 12:38 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2015, 12:38 WIB
Serah terima panglima TNI
Serah terima jabatan panglima TNI (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memaparkan sikap yang diambilnya terkait konflik yang kerap melibatkan anggota TNI dengan Polri. Dia menegaskan, konflik yang kerap terjadi di lapangan yang melibatkan prajuritnya dengan anggota Polri, bukanlah konflik secara institusi. Melainkan oleh oknum yang terlibat dalam konflik.

Langkah strategis pun akan dilakukan TNI bersama dengan Polri dalam menyelenggarakan pendidikan prajurit atau anggota. Mengingat yang kerap berkonflik adalah prajurit tataran bawah.

"MoU (Nota Kesepahaman) sudah ditandatangani dengan Polri untuk mengadakan pendidikan bersama-sama. Tiga bulan dulu, nanti bisa kita kembangkan 6 bulan, lalu dievaluasi. Intinya itu semua masalah disiplin," kata Gatot usai serah terima jabatan Panglima TNI di Jakarta, Selasa (14/7/2015).

Gatot mencermati, sikap pemimpin sangat menentukan sikap prajurit di lapangan. Untuk itu perlu ada contoh agar ditiru oleh seluruh prajurit. "Pemimpin TNI-Polri harus bersama-sama sehingga anak buahnya melihat pasti akan meniru," ujar Gatot.

Meski demikian, pendidikan dasar akan menjadi fokus utama Gatot untuk membenahinya. Karena menurut Gatot, beberapa kasus terjadi pada prajurit yang baru bergabung dengan TNI.

"Itu dilakukan prajurit dua, yang baru masuk. Ini yang akan saya evaluasi, bagaimana rekrutmen, pendidikan dan pascapendidikan. Doktrin tidak ada masalah," tegas Gatot. (Mvi/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya